Dalam 3-5 tahun ke depan, target teknologi Sabella cukup matang untuk skala tidal farm mini (3-10 tidal turbine ukuran 1 megawatt). Sampai 2025, mereka menurunkan level keekonomian teknologi listrik ini dan meningkatkan skala proyek menjadi tidal farm di atas 100 MW.
Menurut lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, ini, pembangkit listik arus laut tersebut sangat cocok untuk memasok listrik di pulau-pulau kecil terpencil. Sabella telah memasang seri D-10 di perairan Pulau Ushant, sebelah barat Prancis, setahun lalu.
Dengan baling-baling berdiameter 10 meter, alat setinggi 17 meter dengan berat 450 ton ini bisa menghasilkan listrik 1 megawatt. Manunggal mengatakan biaya pembuatan turbin belum mencapai skala ekonomi karena masih dalam tahap pengembangan.
Ia mengklaim teknologi turbin arus laut ini cocok dikembangkan di Indonesia. "Kita punya banyak selat yang arusnya sangat cocok untuk turbin ini," katanya. Indonesia menargetkan penggunaan pembangkit listrik energi terbarukan menjadi 23 persen pada 2025.
Baca: Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Diresmikan di Bima NTB
Ideol merintis pengembangan pembangkit listrik tenaga angin di lepas pantai, yang disebut Floatgen. Menurut Direktur Pemasaran Ideol, Bruno Geschier, generator ini memiliki kelebihan dibanding pembangkit tenaga angin di darat. "Kami tidak perlu membebaskan lahan," katanya di Saint Nazaire.
Pembangkit terapung tersebut merupakan pengembangan dari generator lepas pantai yang dipasang dengan fondasi menancap di dasar laut. Kelebihan Floatgen adalah pembangkit ini bisa dipasang jauh di tengah laut sehingga mendapat embusan angin lebih kuat. Sedangkan pembangkit offshore terpancang hanya bisa dipasang di kedalaman maksimal 40 meter.
Saat ini, Ideol tengah menyelesaikan dudukan menara kincir angin yang terbuat dari beton dengan ukuran masing-masing sisinya 40 meter. Dudukan berbentuk persegi dengan bagian tengah berlubang ini berisi tabung udara, sehingga bisa terapung meski mengangkat menara 60 meter dan baling-baling sepanjang 80 meter.
Berat platformnya sendiri mencapai 6.500 ton. Pembangkit terapung berdaya 2 megawatt dipasang di lepas pantai dengan ditambat jangkar raksasa yang diikat tali nilon.
Baca: Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Kekurangan Angin, Perlu Dievaluasi
CEO Eren Renewable Energy, David Corchia, mengatakan pembangkit energi terbarukan saat ini sudah mencapai nilai keekonomian. "Dibanding 10 tahun lalu, harga pembangkit listrik tenaga angin dan surya sekarang jauh lebih murah karena diproduksi dalam jumlah besar," kata dia di kantornya di Paris.
Eren sudah menandatangani nota kesepahaman dengan pemerintah Indonesia untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya dan angin. Indonesia menargetkan, pada 2025, penggunaan energi terbarukan mencapai 23 persen. Saat ini, dari sekitar 51 ribu megawatt listrik di Tanah Air, baru 12 persen yang dihasilkan pembangkit energi terbarukan.
YUDONO YANUAR