Saat rusak, protein tersebut menyebar melalui sistem saraf ke otak sebagai protein prion yang bertanggung jawab atas penyebaran sel penyakit ke seluruh tubuh. Di otak, molekul protein alpha-synuclein ini lalu melipat satu sama lain dan membentuk gumpalan yang kemudian merusak neuron. Namun, selama ini, belum diketahui sumber penyebab rusaknya protein alpha-synuclein di otak.
Sebelumnya, pada 2005, para ilmuwan pertama kali mengungkapkan bahwa pasien parkinson juga memiliki gumpalan protein tersebut di dalam usus mereka. Studi lain melihat orang yang memiliki gangguan pencernaan dan menjalani pembedahan saraf vagus—saraf paling panjang di tubuh manusia yang menghubungkan batang otak dan perut. Pasien ini memiliki risiko 40 persen lebih rendah terkena parkinson ketimbang orang yang saraf vagusnya tidak diangkat.
Dua studi tersebut sama-sama menyatakan bahwa protein alpha-synuclein yang ada di otak juga ditemukan di usus. Namun belum diketahui bagaimana protein alpha-synuclein yang rusak bisa menyebar ke otak.
Baca: 10 Tanda Awal Penyakit Parkinson
"Protein ini ditemukan di lumen, ruang di dalam saluran pencernaan. Namun saluran saraf tidak terhubung dengan ruang tersebut," kata pakar gastroentrologi, ilmu tentang pencernaan, Rodger Liddle, yang juga penulis utama studi terbaru. Dia juga profesor kesehatan di Duke University.
Petunjuk pertama untuk menjawab misteri tersebut muncul pada 2005. Saat itu, Liddle dan tim menemukan sel-sel di lapisan usus halus yang memiliki sifat seperti sel saraf. Sel-sel tersebut bersifat endokrin, atau menghasilkan hormon. Juga, mengandung neurotransmitter—pembawa sinyal di antara neuron—dan protein lain yang biasanya ditemukan di neuron. Menurut Liddle, sel-sel itu bahkan tampak bercabang dengan cara kerja yang sama seperti neuron.
Baca:
Selanjutnya: Ketika ditempatkan di dekat neuron...