Beberapa tahun lalu, Antartika menjadi misteri bagi para ilmuwan yang berusaha melacak efek pemanasan global di kawasan ini. Temperatur di sebagian besar benua yang terletak di dasar bola dunia itu tetap berkisar pada angka yang sama, atau justru kian mendingin.
Studi baru yang dilakukan sejumlah ilmuwan Amerika Serikat ini menggali catatan iklim jauh lebih dalam ke masa lalu dibandingkan dengan riset-riset sebelumnya. Kerja keras para ilmuwan itu akhirnya mengisi celah besar dalam data temperatur Antartika dengan informasi satelit. Data ini menunjukkan bahwa Antartika ikut menghangat, sama seperti lima benua lainnya.
"Orang yang menentang isu pemanasan global terkadang berpegang pada gagasan ini, bahwa seluruh benua Antartika mendingin," kata Michael Mann, Direktur Earth System Science Center, Penn State University, yang terlibat dalam studi tersebut. "Kini kami bisa bilang bahwa itu tidak benar sama sekali. Dia tidak menentang kecenderungan yang terjadi."
Studi yang dilakukan Mann dan timnya itu tidak menuding perubahan iklim yang diakibatkan aktivitas manusia sebagai penyebab memanasnya Atlantik, karena hal itu membutuhkan proses ilmiah yang amat rumit. Namun, sebuah studi berbeda pada akhir tahun lalu telah menemukan hubungan tersebut. "Kami memang tak langsung menyebutnya, tapi jelas itu konsisten dengan pengaruh gas rumah kaca," kata ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Drew Shindell, salah satu anggota tim. "Sejumlah efek lainnya bisa jadi variabilitas alam."
Riset tersebut menemukan bahwa sejak 1957 temperatur tahunan seluruh benua Antartika telah menghangat sekitar 0,56 derajat Celsius. Tapi kenaikan itu nyaris tak berarti karena masih 45,5 derajat Celsius di bawah nol. "Antartika Barat, yang 6,6 derajat lebih hangat daripada daerah timur, telah menghangat hampir dua kali lebih cepat," kata Eric Steig dari University of Washington, peneliti utama studi tersebut.
"Antartika Timur, yang dianggap kian mendingin oleh sejumlah ilmuwan, sedikit menghangat bila dilihat dari angka rata-rata tahunan selama 50 tahun terakhir," kata Steig. Meski demikian, temperatur musim dingin di Antartika bagian timur memang mendingin selama jangka waktu yang lama, dari akhir 1970-an sampai 1990-an.
TJANDRA |AP