TEMPO.CO, London - Sebuah strain baru virus flu burung (H5N1) ditemukan dalam kelompok anjing laut yang mati di lepas pantai timur Amerika Serikat tahun lalu. Para ahli memperingatkan potensi ancaman virus flu tersebut bagi manusia.
Virus yang disebut strain anjing laut ini sangat mirip dengan bentuk virus flu burung yang diidentifikasi di antara sekumpulan burung di Amerika utara sejak tahun 2002. Strain baru ini diduga mengalami mutasi yang memungkinkannya lolos menginfeksi mamalia.
Para ahli independen mengatakan terlalu dini untuk menebak apakah virus tersebut dapat menular ke manusia dan memperkirakan seberapa parah dampak yang mungkin ditimbulkan.
"Tetapi perlu terus dipantau untuk mengidentifikasi dan memerangi potensi risiko yang mungkin muncul secara cepat," kata para ahli seperti dikutip Telegraph, Selasa, 31 Juli 2012.
Kasus flu burung telah merenggut ratusan nyawa manusia di berbagai negara. Virus mematikan itu menular ke manusia yang melakukan kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi.
Keberadaan virus flu strain anjing laut patut diwaspadai. Sebab, virus baru ini telah mengembangkan mutasi yang memungkinkannya bisa menempel ke protein yang ditemukan dalam paru-paru manusia.
"Wabah ini sangat signifikan. Bukan hanya karena penyakit itu menyerang anjing laut, tetapi juga karena virus telah mengalami mutasi ke dalam bentuk yang lebih menular pada mamalia," kata tim peneliti dalam jurnal daring mBio.
Singa laut termasuk mamalia yang gampang terinfeksi beberapa jenis flu sehingga meningkatkan kemungkinan virus berkembang menjadi bentuk yang lebih berbahaya.
Apalagi virus flu burung terbukti bisa menular tidak hanya ke unggas, melainkan juga ke mamalia lain, yakni musang. Penelitian dua ilmuwan asal Jepang dan Belanda beberapa bulan lalu membuktikan strain flu burung bisa menular ke musang serta antarmusang.
Profesor Mark Fielder dari Kingston University menyatakan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami sifat mutasi virus flu strain anjing laut dan risiko yang berpotensi ditimbulkan.
"Temuan awal sangat menarik. Namun dampak nyatanya akan terungkap setelah dilakukan penelitian mendalam tentang mutasi yang terjadi pada virus," kata profesor yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
TELEGRAPH | MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita Populer:
Bangkai Paus Keluarkan Cairan Berbau Busuk
Sidang Gugatan Grasi Corby Ditunda
Waspadai Modus Kejahatan Ini di Bandara
Begini Cara Robert Pattinson Lampiaskan Sakit Hati
Pelapor Korupsi Simulator SIM Siap Buka-bukaan