Sampah Tsunami Jepang Akan Sampai di Hawaii Tahun Depan  

Reporter

Editor

Rabu, 13 April 2011 22:17 WIB

Rumah, mobil dan puing-puing hanyut akibat gelombang pasang tsunami di Kesennuma, Prefektur Miyagi, Jepang utara, setelah gempa bumi kuat menghantam wilayah tersebut, Jumat (11/3). AP/ Nakane Keichi, The Yomiuri Shimbun
TEMPO Interaktif, Manoa - Gelombang tsunami besar yang dipicu oleh gempa Tohoku bermagnitudo 9 pada 11 Maret 2011 telah menghancurkan kota-kota di pesisir pantai dekat Sendai di Jepang hingga nyaris rata dengan tanah. Puing-puing ribuan rumah dan mobil yang hancur dihanyutkan gelombang tinggi ke laut. Gunungan sampah itu akan melintasi Samudra Pasifik dan "terdampar" di berbagai pantai di Amerika Serikat.

Nikolai Maximenko dan Jan Hafner dari International Pacific Research Center, University of Hawaii, Manoa, membuat proyeksi daerah yang akan dituju oleh sampah tsunami tersebut. Mereka mengembangkan model simulasi berdasarkan perilaku pelampung hanyut di laut selama bertahun-tahun untuk tujuan ilmiah.

Awalnya puing-puing itu menyebar ke arah timur dari pantai Jepang di pusaran arus subtropis Pasifik Utara. Dalam setahun, Northwestern Hawaiian Islands Marine National Monument akan melihat serpihan sampah itu tersapu ke pantainya. Dalam dua tahun, kepulauan Hawaii lainnya akan menyaksikan efek sampah tsunami itu. "Dalam tiga tahun, gunungan sampah kayu, plastik, besi, dan sebagainya itu akan mencapai pantai barat Amerika Serikat, menumpahkan puing-puing tersebut ke pantai-pantai California dan pantai British Columbia, Alaska, dan Baja California," kata Maximenko.

Sampah tsunami itu kemudian akan terbawa arus menuju "pulau sampah" North Pacific Garbage Patch. Di sana, puing itu akan mengapung dan patah-patah menjadi serpihan yang makin kecil.

Dalam lima tahun, pantai-pantai di Hawaii akan kembali mendapat serangan puing yang lebih kuat dan lama dibanding sampah tsunami yang mampir sebelumnya. Sebagian besar puing sampah itu akan meninggalkan North Pacific Garbage Patch serta berakhir di pantai-pantai dan terumbu karang Hawaii.

Proyeksi model ini dapat dimanfaatkan untuk membantu menyusun dan memandu operasi pembersihan dan pelacakan gerakan sampah itu. Pelacakan akan sangat penting untuk memastikan apa yang terjadi pada beragam material dalam puing tsunami itu. Misalnya bagaimana komposisi tumpukan puing berubah bersama perjalanan serta bagaimana angin dan arus memisahkan obyek yang hanyut pada kecepatan berbeda.

Sebelum gelombang tsunami besar menghancurkan kota-kota pantai di Jepang, samudra dunia telah menjadi tempat sampah untuk berbagai sampah yang terbawa dari sungai, sampah yang terdampar ke pantai, sampah yang dibuang oleh anjungan minyak dan gas di tengah laut, serta sampah nelayan, turis, dan kapal-kapal niaga. Puing sampah laut ini telah menjadi masalah serius bagi ekosistem laut, perikanan, dan perkapalan.

Dalam pemaparan yang disampaikan dalam International Marine Debris Conference V di Hawaii, Maximenko menggelar sebuah lokakarya yang merupakan kesaksian betapa besarnya masalah sampah laut itu. Gunungan puing terkonsentrasi yang diciptakan oleh tsunami setinggi 10 meter itu kini memperbesar bahaya tersebut.

Studi yang dilakukan Maximenko terhadap transportasi dan arus samudra itu memprediksi bahwa terdapat lima wilayah utama dalam samudra dunia yang akan menjadi tempat berkumpulnya sampah tersebut bila puing itu tidak tersapu ke pantai atau tenggelam ke dasar laut, terurai atau tertelan oleh satwa laut. Kawasan itu akan menjadi "petak-petah sampah."

North Pacific Garbage Patch telah masyhur sebagai pulau sampah di Pasifik Utara. Beberapa tahun lalu, North Atlantic Patch telah terbentuk, dan petak-petak sampah baru juga ditemukan di Atlantik Selatan, Samudra Hindia Selatan, dan Pasifik Selatan. "Peta pemodelan ini menunjukkan di mana puing sampah laut yang mengapung itu dapat dibersihkan," ujarnya.

TJANDRA DEWI | SCIENCEDAILY

Berita terkait

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

25 Februari 2024

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

27 Januari 2024

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

Pakar ilmu pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan, Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Baca Selengkapnya

Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

11 Januari 2024

Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan prioritas KKP tahun ini masih fokus pada pelaksanaan program-program berbasis ekonomi biru.

Baca Selengkapnya

Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

28 November 2023

Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membuka Konferensi Nasional XI Pengelolaan Sumber Daya Laut

Baca Selengkapnya

Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

10 November 2023

Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

Bakal calon presiden Ganjar Pranowo mengkritik sektor maritim tanah air.

Baca Selengkapnya

BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

30 Oktober 2023

BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Ketersediaan data dan informasi yang akurat mengenai laut menjadi salah satu bentuk mitigasi dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

24 Oktober 2023

Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan progran hilirisasi bakal berlanjut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

22 Oktober 2023

Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran atau Unpad mendirikan komunitas Ocean Young Guards.

Baca Selengkapnya

RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

20 Juli 2023

RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

Pemerintah akan menggelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan (Archipelagic and Island States/Ais Forum) pada 10-11 Oktober 2023 di Bali. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Kemenko Marves menyebut, forum tersebut akan menghadirkan delegasi dari 51 negara anggota Ais Forum.

Baca Selengkapnya

Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

23 Juni 2023

Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

Pagar bambu memagari wilayah laut di peraiaran Kabupaten Tangerang. Memanjang hingga berkilo-kilometer. Tidak ada yang tahu siapa yang pasang.

Baca Selengkapnya