Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dampak Teknologi AI, Bisa Tahan dan Serang Pengguna Teknologi dalam Waktu Bersamaan

image-gnews
Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di masa kini membuat aktivitas serangan siber semakin masif dan mudah dilakukan peretas. Di sisi lain, AI juga berdampak baik untuk mencegah peretasan dan sudah mulai banyak digunakan oleh perusahaan dalam menangkal serangan siber yang diterimanya.

"Teknologi AI yang berkembang bisa membawa dampak negatif dan positif. Jadi untuk praktisi defence cyber security, kecerdasan buatan sangat membantu untuk mempermudah pekerjaan. Tapi para hacker juga menggunakan AI untuk menyerang," kata Head of Consulting di Ensign InfoSecurity Indonesia, Adithya Nugraputra, saat konferensi pers di Pakubuwono, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Mei 2024.

AI diartikan sebagai sistem kecerdasan buatan yang memungkinkan seperangkat sistem komputer atau mesin lainnya dapat berpikir dan bekerja layaknya manusia. Ensign InfoSecurity Indonesia, selaku penyedia solusi keamanan siber, mengamati bahwa kecerdasan buatan berpotensi menjadi alat penyerang dan bertahan perusahaan maupun komunitas dan individu.

Kecerdasan buatan untuk mengatasi peretasan, menurut Adithya, dilakukan lewat pemrograman sistem dan kode yang bisa beroperasi dengan otomatis untuk mendeteksi semua serangan masuk. Teknologi ini bisa mempermudah aktivitas pemantauan dan tidak menyulitkan perusahaan untuk bertahan dari serangan siber.

Kendati demikian, kata Adithya, diperlukan alat AI tingkat tinggi untuk mengatasi semua serangan. Dia menggambarkan jika peretas menyerang dengan teknologi yang canggih, tapi perusahaan yang menjadi target tidak aman dari segi teknologi bertahan, maka dalam kondisi ini peretasan bisa sangat mudah dilakukan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"AI yang diproduksi untuk mendukung serangan siber, telah dilengkapi dengan banyak fitur dan fungsi unggulan. Teknologinya diprogram untuk bisa memahami celah kerentanan untuk dibobol dan perusahaan yang tidak aman dan bisa diserang," ujar Adithya saat memaparkan diskusi soal keamanan siber.

Selain teknologi menyerang-bertahan lewat AI, Adithya turut menyinggung soal phishing yang di masa sekarang sudah sangat banyak beredar. Kondisi ini dipicu oleh menurunnya tingkat keamanan masyarakat pengguna teknologi, serta adanya rasa mudah percaya akan suatu informasi. Jika dibiarkan berlarut, dia menilai akan banyak pembobolan yang terjadi lewat praktik phishing ini.

"Jadi kondisi sekarang itu bisa disebut sebagai fase AI vs AI, mana yang mampu bertahan dan menyerang paling kuat. Sebab itu perlu edukasi ke pengguna untuk lebih paham keamanan siber, jadi tidak serta merta membiarkan teknologi AI bertahan sendiri, kita bisa bantu untuk keamanan data dan tidak mudah percaya akan suatu file tidak dikenal di website-website," ucap Adithya.

Pilihan Editor: Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional untuk Mengatur Penggunaan AI

1 jam lalu

Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri, saat memberi kuliah umum di Hari Ulang Tahun ke-300 Universitas Saint Petersburg, Rusia, pada Senin, 16 September 2024. Megawati menyampaikan kuliah bertema Tantangan Geopolitik dan Pancasila sebagai Jalan Tata Dunia Baru kepada mahasiswa di universitas tersebut. Foto: Humas PDIP
Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional untuk Mengatur Penggunaan AI

Megawati Soekarnoputri mengajak negara-negara di dunia segera menyusun hukum internasional yang mengatur penggunaan Artificial Intelligence (AI). Kenapa?


Chatbot AI WhatsApp akan Punya Suara Figur Terkenal, Ada Seleb dan Influencer

6 jam lalu

Aplikasi WhatsApp. REUTERS/Thomas White
Chatbot AI WhatsApp akan Punya Suara Figur Terkenal, Ada Seleb dan Influencer

Fitur chatbot AI pada WhatsApp akan diisi suara dari figur terkenal, dari influencer hingga seleb. Ada opsi suara dengan aksen berbeda.


Tentang Film Dokumenter Whats Next? The Future With Bill Gates

8 jam lalu

Bill Gates pernah menduduki urutan puncak dalam daftar orang terkaya di dunia mulai 1995 hingga 2017 versi majalah Forbes. Namun demikian, pemilik Microsoft tersebut tidak lagi menduduki peringkat pertama sejak 2017 karena Gates menyumbangkan sebagian besar uangnya ke yayasan miliknya, Bill and Gates Foundation. REUTERS
Tentang Film Dokumenter Whats Next? The Future With Bill Gates

Serial film dokumenter taipan Bill Gates ini akan dirilis di Netflix pada 18 September 2024.


Konsumsi Energinya Tinggi, Pakar Memperingatkan Penggunaan AI Bisa Mempercepat Krisis Iklim

18 jam lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Konsumsi Energinya Tinggi, Pakar Memperingatkan Penggunaan AI Bisa Mempercepat Krisis Iklim

Pakar memperingatkan bahwa AI bisa memerparah krisis iklim karena konsumsi energinya yang tinggi.


Meizu Siap Rilis Ponsel Baru Lagi yang Disebutnya Flagship AI Phone

1 hari lalu

Meizu Lucky 08. gsmarena.com
Meizu Siap Rilis Ponsel Baru Lagi yang Disebutnya Flagship AI Phone

Meizu belum lama memperkenalkan seri ponsel pertamanya untuk pasar global, di luar Cina.


6 Tips Temukan Sebuah Video Deepfake atau Bangkitan AI

1 hari lalu

Disney mengembangkan sistem face swap deepfake untuk industri film. Kredit: Disney Research
6 Tips Temukan Sebuah Video Deepfake atau Bangkitan AI

Sejumlah teknik untuk bisa identifikasi gambar palsu bangkitan AI bisa diplikasikan ke video deepfake. Diyakini lebih mudah.


Server Indodax Diserang Kelompok Hacker Korea Utara, Bagaimana Nasib Aset Kripto Pengguna?

2 hari lalu

Ilustrasi kripto. Pexels/Alesia Kozik
Server Indodax Diserang Kelompok Hacker Korea Utara, Bagaimana Nasib Aset Kripto Pengguna?

Peretasan oleh kelompok hacker asal Korea Utara melumpuhkan layanan Indodax sejak Rabu, 11 September 2024.


Tim Mahasiswa Unpar Bandung Bikin Aplikasi untuk Manajemen Kantor Hukum

2 hari lalu

Tim aplikasi Legal Plus (ki-ka) Jordan Yudhistira, Chrisostomus Paudra Sanjaya, James Ardy, Richard Yoshuara Yo, Jesslyne Chua. (Dok.Tim)
Tim Mahasiswa Unpar Bandung Bikin Aplikasi untuk Manajemen Kantor Hukum

Tim mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan membuat aplikasi manajemen kantor hukum. Akan dikembangkan dengan teknologi AI.


Bisa Diidentifikasi, Ini 5 Eror pada Gambar atau Foto Palsu Bangkitan AI

2 hari lalu

Paus Francis dari Midjourney yang menggunakan AI. Foto : Midjourney
Bisa Diidentifikasi, Ini 5 Eror pada Gambar atau Foto Palsu Bangkitan AI

Sebuah studi oleh Google menemukan lonjakan pesat proporsi gambar-gambar bangkitan AI dalam klaim-klaim cek-fakta hoax sejak awal 2023 lalu.


Bos Indodax: Serangan Sistem Keamanan Perusahaan Diduga Terafiliasi dengan Korea Utara

2 hari lalu

CEO Indonesia Digital Asset Exchane atau Indodax (sebelumnya bernama Bitcoin Indonesia) Oscar Darmawan bersama COO Indodax Edita Purnamasari saat konferensi pers soal pergantian nama perusahaannya di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu, 14 Maret 2018. Tempo/Adam Prireza
Bos Indodax: Serangan Sistem Keamanan Perusahaan Diduga Terafiliasi dengan Korea Utara

Serangan sistem keamanan Indodax pada Rabu, 11 September 2024 dinilai terafiliasi dengan Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) atau Korea Utara.