TEMPO.CO , Washington - Bahaya-tidaknya radiasi dari telepon seluler masih simpang siur. Ada yang menyebutkan radiasi ponsel bisa memicu kanker dan ada pula yang menyatakan tidak ada dampak kesehatan dari radiasi tersebut.
Atas dasar itu Komisi Komunikasi Federal (Federal Communications Commission/FCC) akan menyelidiki tentang bahaya radiasi telepon seluler dan menelisik regulasi terkait dengan hal ini. Menurut Ketua FCC, Julius Genachowski, peraturan tentang pedoman ambang batas radiasi ponsel yang bisa ditoleransi sudah terlalu lama--dibuat pada 1996 atau 16 tahun lalu.
Sementara teknologi telekomunikasi seluler terus berkembang dan International Telecommunication Union (ITU) mencatat saat ini terdapat lebih dari 5 miliar pengguna ponsel dari sekitar 7 miliar penduduk Bumi.
"Kami ingin memberikan perlindungan kepada konsumen," kata Genachowski seperti dikutip dari situs teknologi PC World, Rabu, 20 Juni 2012.
Kendati tidak menutup kemungkinan peraturan tentang radiasi ponsel akan berubah atau tidak, ia menegaskan penyelidikan tersebut dimaksudkan demi keamanan pengguna telepon seluler.
Beberapa tahun belakangan silang pendapat tentang berbahaya-tidaknya radiasi ponsel mulai mengemuka. Pada Mei lalu Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyatakan radiasi ponsel bisa menyebabkan kanker.
Adapun produsen telepon seluler mengatakan tidak ada risiko kesehatan yang serius dari radiasi tersebut.
Di San Francisco, beberapa toko penjual ponsel diminta memberikan lebel tingkat radiasi pada ponsel yang dijualnya. Mereka menyebutnya "Spesific Absorption Rate". Namun tidak jelas apakah aturan tersebut benar-benar dijalankan atau tidak.
Beberapa laporan ilmiah dan produsen ponsel menunjukkan tidak ada bukti konkret yang dapat menjawab kekhawatiran bahwa radiasi ponsel itu berbahaya. Meski ada petunjuk bahwa radiasi ini mempengaruhi gelombang otak, para peneliti tidak dapat membuktikan secara nyata apa dampak negatifnya pada kesehatan.
Pada tahun 2010, Food and Drug Administration semacam Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat menyatakan tidak ada risiko kesehatan dari penggunaan telepon seluler.
PC WORLD | RINI K
Berita terkait
Oppo, Merek Smartphone Terlaris Kedua di Indonesia
14 November 2017
Pangsa pasar Oppo Electronics mencapai 24 persen, terpaut 8 persen dari pemimpin pasar.
Baca SelengkapnyaAnak Suka Main Gadget, Kapan Waktunya Periksa Mata
30 Oktober 2017
Untuk mengurangi pemakaian gadget dan pengaruhnya pada mata, ajak anak beraktivitas di luar ruangan.
Baca Selengkapnya2 Gangguan Perilaku Anak yang Candu Gadget
21 Oktober 2017
Kondisi anggota keluarga yang berjarak satu sama lain gara-gara gadget disebut technoference.
Baca SelengkapnyaJawab Pertanyaan Ini Tanda Ayah Bunda Mencandu Gadget
21 Oktober 2017
Ayah bunda harus tahu, gara-gara gadget, anak merasa bersaing dengan teknologi demi menarik perhatian orang tua.
Baca SelengkapnyaAnak Candu Gadget? Atasi dengan 'Deal Bersama'
20 Oktober 2017
Tips bagaimana berkompromi antara orang tua dan anak soal gadget
Baca SelengkapnyaMau Beli Headphone? Simak Ini, Suaranya Sejernih Berlian
16 Oktober 2017
Headphone ini disebut sebagai beberapa headphone bluetooth terbaik yang ada di pasaran. Harganya 7 jutaan
Baca SelengkapnyaWaspada Ada Situs Penipuan Mencatut JD.ID, Jual Samsung S7 2 Juta
14 Oktober 2017
Situs penipuan mencatut nama dan logo JD.ID yakni www.jd.id-promo-murah.com.
Baca SelengkapnyaSehari, Anak Usia 2-5 Tahun Maksimal 1 jam Bermain Gawai
30 September 2017
Steve Jobs dan Bill Gates membatasi anak-anak mereka dalam bermain gawai.
Baca SelengkapnyaPonsel Aman dari Kuman dengan Menggunakan PhoneSoap
25 September 2017
Selain membersihkan ponsel dengan inovasi sinar ultraviolet, PhoneSoap juga membuat ponsel terisi penuh.
Baca SelengkapnyaXiaomi Mi A1 Dirilis di Indonesia, Apa Kelebihannya?
20 September 2017
Xiaomi merilis ponsel terbarunya Mi A1 di Jakarta, yang dibandrol dengan harga Rp 3,09 juta.
Baca Selengkapnya