TEMPO.CO , Fairbanks - Meski mempunyai tanduk yang besar dan kuat, karibu ternyata takluk pada lalat yang kecil. Untuk menghindari gangguan lalat, satwa sejenis rusa besar yang hidup di kawasan arktik dan subarktik itu terpaksa pindah ke wilayah barat daya Alaska.
Awal bulan ini dilaporkan sekitar 300 ribu ekor karibu bermigrasi dan berkumpul bersama di daerah barat daya Alaska karena menghindari gigitan serangga parasitoid tersebut. Kumpulan ratusan ribu karibu ini termasuk yang paling spektakuler di dunia.
Fenomena ini, kata Kyle Joly, ahli biologi satwa liar di taman nasional yang berbasis di Fairbanks, Alaska, menyaingi kawanan migrasi satwa dalam jumlah besar yang biasa terjadi di taman nasional Serengeti di Afrika. Joly mengambil beberapa foto kumpulan karibu dari atas pesawat Cessna 185 di lokasi dekat Monumen Nasional Cape Krusenstern dan Taman Suaka Noatak.
"Serangga-serangga di lereng utara kawasan itu dikenal ganas," kata Joly seperti dikutip Livescience, Senin 23 Juli 2012. “Lalat menggigiti karibu 24 jam per hari."
Tak hanya menggigit dan mengisap darah binatang tersebut, lalat parasit juga bertelur pada kulit, hidung hingga tenggorokan karibu.
Untuk menghindari serangan hama ini, Joly mengatakan, karibu kerap harus berpindah ke daerah pedalaman atau ke lokasi yang lebih tinggi, tempat yang jarang didatangi nyamuk dan lalat. Perilaku karibu mempertahankan diri dengan menghindari bersama-sama dan membentuk gerombolan disebut agregasi.
"Dengan bergerombol akan mengurangi paparan serangga terhadap masing-masing individu karibu," ujar Joly.
Karibu yang diamati Joly adalah bagian dari kawanan karibu di barat Kutub Utara, dan merupakan kumpulan terbesar yang ada di Amerika Serikat. Berdasarkan hasil sensus tahun 2011, jumlahnya mencapai 325 ribu ekor. Departemen Perikanan Alaska menghitung hewan berwarna abu-abu tersebut satu per satu menggunakan foto udara.
Kondisi kumpulan karibu semakin rawan lantaran induk karibu biasa melahirkan anak pada awal Juni. Anak-anak karibu yang masih berumur satu bulan terpaksa berjalan jauh mengikuti induk mereka demi menghindari serangan serangga. "Mereka dewasa sebelum waktunya," kata Joly.
Di alam liar, karibu menjadi mangsa serigala, beruang grizzly, dan manusia. Manusia memburu 15 ekor karibu per tahun. Akibatnya, populasi karibu menurun sekitar 5 persen setiap tahun.
Joly mengatakan kawasan baratdaya Alaska masih jarang penduduknya. Kendati demikian, pengembangan yang cukup besar di daerah itu direncanakan dalam waktu dekat untuk eksplorasi minyak, pertambangan, dan mineral. "Kondisi ini berpotensi mengganggu migrasi karibu dan menggerus habitatnya," ujar dia.
Begitu terbebas dari serbuan lalat dan nyamuk, kumpulan karibu kembali terpecah dan menyebar ke seluruh pegunungan Brooks dan lereng utara sebelum akhirnya berkumpul lagi untuk bermigrasi ke selatan selama musim gugur.
LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita terkait
Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?
3 hari lalu
Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?
Baca SelengkapnyaGerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung
29 hari lalu
Setelah Kota Bandung, kini giliran Soreang, ibu kota Kabupaten Bandung, menjadi sasaran kawanan monyet ekor panjang untuk berkeliaran.
Baca SelengkapnyaPenyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar
35 hari lalu
Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.
Baca SelengkapnyaEmpat Satwa Kunci Aceh Terancam Deforestasi
55 hari lalu
BKSDA Aceh mengkhawatirkan dampak deforestasi terhadap satwa liar. Ancaman tertinggi dihadapi empat satwa kunci di hutan Aceh.
Baca SelengkapnyaPeringati Hari Satwa Liar Sedunia, Apa yang Dilakukan Sutradara Katie Cleary?
57 hari lalu
Peringati Hari Satwa Liar Sedunia sangat penting. sebab kehidupan manusia tidak akan terlepas dari binatang. lalu apa yang harus dilakukan?
Baca SelengkapnyaMau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan
28 Februari 2024
PN Medan memvonis dua warga Aceh karena terbukti menangkap dan hendak menjual dau ekor anak orang utan ke luar negeri
Baca SelengkapnyaKhatib Masjid Aceh Dibekali Fatwa Larangan Perburuan Satwa Liar
27 Februari 2024
Sebanyak 35 khatib masjid di Aceh diberi bekal pengetahuan soal larangan berburu satwa liar dan satwa dilindungi.
Baca SelengkapnyaKasus Kematian Harimau di Medan Zoo, Kebun Binatang Dianggap Penjara Berkedok Wadah Konservasi dan Edukasi Satwa Liar
18 Februari 2024
Kematian beruntun lima harimau di Medan Zoo menuai kecaman organisasi global perlindungan satwa liar. Kebun binatang dinilai sebagai penjara satwa.
Baca SelengkapnyaLaporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan
13 Februari 2024
Hiu bambu dan tiga satwa liar yang hidup di Indonesia masuk dalam laporan PBB. Ribuan spesies yang bermigrasi dalam situasi mengkhawatirkan.
Baca SelengkapnyaPenguin Kecil Bikin Penerbangan di Bandara Wellington Selandia Baru Delay
26 Januari 2024
Penguin kecil ini merasa tidak nyaman karena suhu yang panas, akan dilepas ke alam liar setelah perawatan di kebun binatang.
Baca Selengkapnya