Mengapa Nenek Moyang Kita Tidak Kegemukan?

Reporter

Editor

Minggu, 12 Agustus 2012 14:02 WIB

Suku Hadza. cmadong.com

TEMPO.CO, Jakarta - Semakin banyak penduduk dunia yang bertambah gemuk, dan gaya hidup Barat dianggap sebagai biang keladinya. Namun banyak orang yang menganggap hal itu ganjil karena gaya hidup dengan banyak memakan daging dan gula itu adalah warisan genetik dari nenek moyang manusia, yang hidup sebagai pemburu dan pengumpul.

Untuk mengetahui apa yang menyebabkan perbedaan itu terjadi, sejumlah ilmuwan dari Yale University di Amerika Serikat meneliti gaya hidup suku Hadza, pemburu-pengumpul modern yang hidup di sabana Tanzania utara.

"Mengingat tak ada populasi hidup yang merupakan model sempurna spesies kita di masa lalu, gaya hidup Hadza amat mirip dengan nenek moyang kita di masa Pleistocene," menurut tim ilmuwan. "Jika pemodelan obesitas masa kini benar, Hadza, dengan pola makan alaminya serta mekanisasi yang terbatas, seharusnya mengeluarkan energi lebih banyak daripada individu di negara Barat yang gaya hidupnya lebih banyak duduk dan memiliki pola makan tinggi gula."

Namun perbandingan metabolisme dari 30 penduduk Hadza dengan kelompok penduduk dari seluruh dunia mengindikasikan bukan itu masalahnya. Suku Hadza memang lebih aktif secara fisik ketimbang orang Barat, namun mereka tidak mengeluarkan energi lebih besar. Setelah mengukur ukuran tubuh mereka, analisis menunjukkan rata-rata pengeluaran energi harian suku Hadza tidak berbeda daripada orang Barat.

"Hipotesis kami, pengeluaran energi harian manusia mungkin merupakan perkembangan sifat fisiologi yang bebas dari perbedaan budaya," menurut tim ilmuwan dalam laporan yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE, 25 Juli lalu.

Berbeda dengan semakin banyaknya penduduk dunia Barat yang kian gemuk, suku Hadza bertubuh langsing. Kesimpulannya, hal ini menunjukkan bahwa tingkat obesitas di negara-negara Barat berakar dari perbedaan asupan energi, yang berarti lebih banyak makanan tinggi gula dan lemak dibanding apa yang dimakan nenek moyang kita.

LIVESCIENCE | TJANDRA

Berita terpopuler lainnya:
Tak Dapat Koalisi Partai, Jokowi Merasa Dikeroyok

PKS Dukung Foke, Apa Kata Hidayat Soal Jokowi?

Dukungan PKS Dinilai Mencurigakan

Apa Mahar PKS untuk Foke?

Isu SARA Foke Unggul, Isu Perubahan Jokowi Menang

Ditinggal PKS, Jokowi Pasrah

Ini Strategi Foke-Nara di Putaran Kedua Pilgub DKI

Adik Tiri Obama Tinggal di Gubuk Kumuh Nairobi

Jokowi Kaget Terima Penghargaan dari Bangkok

Kubu Jokowi Mengaku Siap Dikeroyok









Berita terkait

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

18 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

37 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

38 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

42 hari lalu

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

42 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

43 hari lalu

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

4 Maret 2024

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya