Mencicipi Ikan Goreng Hasil Teknologi Nuklir

Reporter

Editor

Grace gandhi

Kamis, 1 November 2012 04:53 WIB

Warga menjemur ikan di permukiman nelayan Muara Angke, Jakarta Utara, Pekerja bongkar muat ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu (6/6). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO , Tangerang: Ragu-ragu, Muhammad Sabarudin mengambil ikan Lele goreng dan ikan Nila bakar yang terhidang di sebuah meja prasmanan. Wartawan salah satu media nasional di Jakarta berusia 34 tahun ini terlihat bimbang apakah mengambil lauk ikan itu atau tidak.

Padahal, saat itu dibelakang Sabar antrian makan siang dalam acara panen ikan tawar dengan Suplemen Pakan Ikan produk Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) di Desa Sumur Bandung, Jayanti, Kabupaten Tangerang, sudah mengular panjang. "Aman ngak yah? Ada radiasi nuklirnya nggak?" katanya.

Namun, keraguan Sabar dan para tamu lainnya yang hadir terjawab ketika rombongan peneliti Batan yang dipimpin Kepala Pusat Diseminasi Iptek Nuklir, Ruslan, mengambil masakan ikan itu dan menyantapnya. "Dijamin aman dari nuklir dan radiasinya," kata Ruslan sambil tersenyum, Selasa, 30 Oktober 2012.

Untuk membuat produk Suplemen Pakan Ikan (SPI) dari Iptek Nuklir ini, Ruslan menjelaskan, penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir hanya dalam proses mendekontaminasi bakteri patogen agar pakan tersebut lebih tanah lama, sehingga pada ikan tidak ada nuklir atau radiasinya. Ia menjamin ikan yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi dan tidak berpengaruh negatif terhadap kesehatan tubuh.

Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) memang tengah mengembangkan pakan ikan yang berasal dari hasil penelitian dan pengembangan Iptek Nuklir. Pakan atau suplemen ikan ini dapat merangsang pertumbuhan dan berat ikan sehingga hasil yang didapat bobotnya lebih berat serta mempercepat masa panen. "Ini adalah salah satu hasil penelitian Iptek Nuklir Batan dibidang ketahanan pangan," kata Ruslan.

Menurut Ruslan, Suplemen Pakan Ikan merupakan produk Batan yang menggunakan bahan limbah pertanian, seperti ampas kelapa sawit, ampas kecap, bungkil kedelai, tepung ikan, menir atau dedak, sementara vitamin dan mineralnya menggunakan vitamin topmix. "Bahan dasar bisa disesuaikan dengan bahan lokal yang mudah didapat didaerah masing-masing seperti ampas kecap bisa diganti ampas tahu," katanya.

Hanya saja, dia menambahkan, produk ini masih memiliki kekurangan, yaitu pakan tidak mengapung seperti pada pakan ikan lainnya. Dengan pakan yang langsung tenggelam, kurang terjangkau oleh ikan, sehingga ketika memberi pakan ke ikan membutuhkan lebih banyak dan secara berulang.

Selain mengembangkan Suplemen Pakan Ikan, Batan juga mengembangkan pejantanan ikan dengan menggunakan hormon testoron. Hormon tersebut, menurut Ruslan, bersifat alami dan tidak mengandung residu kimia karena dari bahan testis sapi. "Tujuannya adalah menjantankan ikan atau sek reversal, karena ikan jantan lebih cepat besar dibanding ikan betina, sehingga menguntungkan karena mempercepat masa panen," katanya.

Peneliti Batan, Ardiyah, menambahkan hasil temuan Iptek Nuklir ini memang diperuntukkan bagi peternak dan budidaya ikan. Sebab, dengan menggunakan Suplemen Pakan Ikan dan pejantanan ikan, para peternak ikan bisa mendapatkan keuntungan yang cukup banyak, seperti bobot ikan bertambah hingga 30 persen dan mempercepat waktu panen dan memangkas biaya operasional.

"Dengan menggunakan pakan ini, masa panen dipercepat hanya sampai 2,5 bulan untuk ikan lele, yang jika tidak menggunakan stimulant bisa sampai 4 bulanan," katanya.

Begitu juga dengan bobot ikan dengan menggunakan suplemen ini, per kilogram ikan Nila atau Lele hanya lima ekor. Sedangkan tanpa suoplemen, per kilogramnya bisa mencapai 7-10 kilogram.

JONIANSYAH



Terpopuler:
Kemahalan, Biaya MRT di Jakarta

SMAN 70 Ragu Pecat Siswa Tersangka Tawuran

Warga Mulai Resahkan Demo Buruh di Bekasi

Jakarta Utara Siap Hadapi Banjir

Warga Cisoka Protes Limbah Pabrik Tahu

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya