TEMPO.CO, London - Bayi ternyata dapat membedakan suku kata tiga bulan sebelum kelahiran. Bukti ini berasal dari scan otak dari 12 bayi yang lahir prematur.
Pada usia kehamilan 28 minggu, bayi dalam kandungan bisa membedakan suku kata yang berbeda seperti "ga" dan "ba" serta suara pria dan wanita.
Dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), temuan tim Prancis ini memberikan dukungan kepada gagasan bahwa bayi mengembangkan kemampuan bahasa saat masih dalam kandungan dalam menanggapi suara orang tua mereka.
Bayi diketahui dapat mendengar suara-suara di dalam rahim. Telinga dan bagian dari otak yang terkait dengan pendengaran kemungkinan terbentuk sekitar usia kehamilan 23 minggu.
Namun, yang masih diperdebatkan adalah apakah manusia dilahirkan dengan kemampuan bawaan untuk memproses pembicaraan atau apakah kemampuan itu merupakan sesuatu yang diperoleh melalui pembelajaran setelah lahir?
Studi ini menekankan faktor lingkungan tidak diragukan lagi perannya. Akan tetapi, berdasarkan temuan ini, mereka percaya proses linguistik bersifat bawaan.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa otak manusia pada awal pembentukan sirkuit korteks pendengaran untuk persepsi sudah mampu mendeskripsikan perbedaan yang halus dalam suku kata percakapan," kata Dr Fabrice Wallois, salah satu peneliti.
MAIL ONLINE | TRIP B
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya