TEMPO.CO, London - Nyamuk kian kebal terhadap obat semprot nyamuk yang umumnya mengandung zat aktif DEET. Berdasar penelitian yang dipublikasikan di jurnal PloS One, nyamuk kian lihai menghindari efek pestisida itu dengan cara mematikan indra mereka ketika terpapar.
Simpulan ini didasarkan pada penelitian Dr James Logan dan rekan-rekannya dari London School of Hygiene & Tropical Medicine yang mempelajari efek N,N-Diethyl-meta-toluamide (DEET) pada jenis nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini dikenal menggigit pada siang hari dan menularkan penyakit mematikan seperti demam kuning dan demam berdarah.
Dr Logan dan timnya meneliti nyamuk yang sebelumnya terpapar DEET dengan dosis ringan, kemudian perilaku hewan ini selama beberapa jam berikutnya.
Hasilnya, setelah tiga jam terkena paparan pertama, banyak nyamuk tidak lagi menolak DEET. Paparan minimal untuk DEET mengakibatkan nyamuk mengembangkan jenis kekebalan tertentu terhadap bahan kimia itu.
"Kami berpikir bahwa nyamuk mengalami habituasi, mirip dengan fenomena pada indra penciuman manusia juga," Dr Logan menjelaskan temuannya. "Studi kami menunjukkan bahwa efek dari paparan ini bertahan hingga tiga jam." Ia menambahkan, nyamuk yang sebelumnya terkena DEET akhirnya beradaptasi dengan itu, dan tidak lagi terpengaruh oleh itu.
Ia meyakini bahwa sensorik nyamuk secara bertahap ditutup setelah paparan DEET, sehingga tidak lagi mampu mencium atau merasakannya. Penelitian sebelumnya oleh Dr Logan menyatakan, faktor genetik mengakibatkan beberapa nyamuk tidak menanggapi DEET.
NATURAL NEWS | TRIP B
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya