Dua Spesies Lemur Tikus Ini Sempat Dikira Kembar

Reporter

Rabu, 27 Maret 2013 19:40 WIB

(kiri) lemur tikus Anosy (Microcebus tanosi) dan spesies lemur tikus Marohita (Microcebus marohita). natureworldnews.com/imguol.com

TEMPO.CO, Antananarivo - Kembar bukan berarti sama. Kira-kira begitulah nasib yang dialami dua spesies baru lemur mini di Madagaskar. Keduanya terlihat sangat mirip sampai agak mustahil bagi para ilmuwan untuk membedakan mereka tanpa melihat urutan gen.


Dua spesies lemur itu dikenal sebagai lemur tikur, jenis primata nokturnal berukuran 27 sentimeter dari hidung ke ujung ekor. Spesies asli Madagaskar itu memiliki rambut berwarna abu-abu dan berbobot hanya 2,5-3 ons.

Rodin Rasoloarison, peneliti dari Universitas Antananarivo di Madagaskar, adalah orang pertama yang menangkap spesimen dari dua spesies baru lemur itu pada 2003 dan 2007. Dia menimbang hewan mungil itu, mengukur tubuhnya, dan mengambil secuil kecil sampel kulit mereka untuk dianalisis.

"Hasil analisis genetik mengungkapkan bahwa dua lemur yang hampir identik itu sebenarnya dua spesies yang berbeda," kata Rasoloarison, seperti dikutip dari laman Livescience, Rabu, 27 Maret 2013.

Ia menamai spesies pertama sebagai lemur tikus Anosy (Microcebus tanosi) dan spesies kedua sebagai lemur tikus Marohita (Microcebus marohita). Lemur Marohita dinamakan sesuai dengan nama hutan tempat ia ditemukan. Menurut Rasoloarison, degradasi habitat hutan mengancam hidup lemur Marohita.

Bahkan Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) telah menyatakan lemur Marohita sebagai spesies terancam punah sebelum para ilmuwan selesai mendeskripsikan dan meresmikan nama ilmiahnya. Seluruh spesies lemur di Madagaskar nyaris mengalami nasib serupa lantaran cara bertani tebang-bakar yang menghabiskan luasan hutan di sana.

"Lemur Marohita merupakan contoh utama dari kondisi saat ini yang dialami banyak spesies lemur lainnya," kata Peter Kappeler, peneliti dari Pusat Primata Jerman di Goettingen.

Lemur tergolong mamalia paling terancam di planet ini. Nyaris 91 persen dari seluruh spesies lemur diketahui berada di bawah bayang-bayang kepunahan.

Para ilmuwan ingin melestarikan lemur tikus bukan hanya untuk kepentingan si primata itu sendiri, tapi juga demi manusia. Lemur tikus lebih berkerabat dekat dengan manusia dibanding tikus atau mencit, mamalia pengerat yang umum digunakan dalam penelitian medis. Lemur tikus abu-abu (Microcebus murinus), misalnya, mengembangkan penyakit saraf seperti Alzheimer. Ini menjadikannya sebagai model penting untuk memahami otak manusia.

"Setiap spesies lemur tikus baru di alam liar akan membantu para ilmuwan menempatkan keragaman genetik pada lemur tikus abu-abu dalam konteks yang lebih luas," ujar Anne Yoder, Direktur Duke University Lemur Center. Penemuan ini diterbitkan dalam jurnal International Journal of Primatology edisi 26 Maret 2013.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

BRIN Temukan Dua Spesies Burung Baru di Kalimantan Tenggara

29 Maret 2022

BRIN Temukan Dua Spesies Burung Baru di Kalimantan Tenggara

Pegunungan Meratus yang terisolasi dari rantai pegunungan lain di Kalimantan membentuk komunitas fauna yang unik seperti yang terlihat pada kelompok burung

Baca Selengkapnya

Cecak Jarilengkung Hamidy: Spesies Baru dari Kalimantan

12 September 2021

Cecak Jarilengkung Hamidy: Spesies Baru dari Kalimantan

Para peneliti berhasil menemukan spesies cecak baru di Pulau Kalimantan

Baca Selengkapnya

LIPI Temukan Spesies Baru Burung Madu di Alor, Kicaunya Khas

15 Oktober 2019

LIPI Temukan Spesies Baru Burung Madu di Alor, Kicaunya Khas

Peneliti LIPI berhasil menemukan spesies baru burung pemakan madu di Pulau Alor, NTT. Diberi nama mengikuti nama peneliti senior Dewi Prawiradilaga .

Baca Selengkapnya

Banyak Spesies Baru di Pulau Pejantan, KLHK Kirim Peneliti

9 Maret 2017

Banyak Spesies Baru di Pulau Pejantan, KLHK Kirim Peneliti

Tim Balitbang KLHK juga menemukan banyak flora dan fauna unik yang diduga spesies baru, semisal tupai tiga warna dan anggrek yang hidup di atas batu.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Jadi Nama Ngengat, Ada Maksud Tersembunyi

18 Januari 2017

Donald Trump Jadi Nama Ngengat, Ada Maksud Tersembunyi

Vazrick Nazari memberi nama Donald Trump pada ngengat dengan sisik berwarna putih kekuningan di kepala.

Baca Selengkapnya

Peneliti Temukan Spesies Baru Hiu Prasejarah

5 Oktober 2016

Peneliti Temukan Spesies Baru Hiu Prasejarah

Megalolamna paradoxodon diperkirakan hidup 20 juta tahun lalu dan kini sudah punah.

Baca Selengkapnya

Spesies Baru Laba-laba Unik Ditemukan di Brasil  

18 Februari 2016

Spesies Baru Laba-laba Unik Ditemukan di Brasil  

Delapan spesies baru laba-laba cambuk baru ditemukan di Brasil.

Baca Selengkapnya

Hobbit yang Ditemukan di Flores Bukan Spesies Manusia?

18 Februari 2016

Hobbit yang Ditemukan di Flores Bukan Spesies Manusia?

Penelitian terbaru ini menggunakan alat pemindai tiga dimensi berteknologi tinggi buatan Jepang.

Baca Selengkapnya

Spesies Hiu Ini Bisa Bercahaya dalam Air  

4 Januari 2016

Spesies Hiu Ini Bisa Bercahaya dalam Air  

Peneliti menemukan spesies baru hiu bercahaya di dasar samudera. Mereka menyebutnya hiu ninja karena warna tubuhnya hitam pekat.

Baca Selengkapnya

LIPI Temukan 14 Spesies Baru Flora dan Fauna Pulau Enggano  

16 November 2015

LIPI Temukan 14 Spesies Baru Flora dan Fauna Pulau Enggano  

LIPI telah mengidentifikasi 14 spesies flora dan fauna baru selama Ekspedisi Widya Nusantara 2015 di Pulau Enggano, Bengkulu.

Baca Selengkapnya