Tinkerbella nana, Lalat terkecil di dunia yang baru ditemukan dengan panjang 0,13mm. garis skala = 100 m. (sciencedaily.com/John T. Huber)
TEMPO.CO, Alajeula - Spesies baru lalat kecil telah ditemukan di Kosta Rika. Hewan bersayap halus yang pinggirannya seperti terpangkas ini dinamai seperti peri dalam kisah "Peter Pan".
Tinkerbella nana adalah sebutan bagi spesies baru ini. Ia adalah jenis tawon chalcid yang hampir semua bagiannya hidup parasit pada telur dan larva serangga lainnya. Ini adalah cara yang cukup mengerikan untuk hidup. Meski demikian, serangga lalat ini berguna bagi petani untuk mengendalikan hama jahat.
Banyak serangga lalat yang luar biasa kecil, termasuk Kikiki huna, spesies Hawaii yang tumbuh dengan panjang tubuh hanya 0,13 milimeter. Ini membuat mereka sulit ditemukan. Namun, para peneliti yang dipimpin oleh John Huber dari Natural Resources Kanada melakukan pencarian telur lalat kecil ini di serasah daun, tanah, dan tanaman di Alajeula.
Di sana, mereka menemukan spesimen T. nana yang berukuran panjang tidak lebih dari 250 mikrometer. Satu mikrometer setara dengan seperseribu milimeter.
Di bawah mikroskop, serangga mungil ini menunjukkan detail halus, bagian-bagian tubuhnya, sayap kurus yang berakhir pada pinggiran sayap mirip dengan rambut. Bentuk ini ternyata sangat membantu sayap serangga yang ultra kecil tersebut untuk mengurangi turbulensi dan gaya tarik ketika mereka terbang.
Para peneliti belum mengetahui bagaimana serangga kecil ini bisa melakukannya. Mereka mempublikasikan penemuan ini dalam jurnal penelitian Hymenoptera pada 24 April lalu.
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.