Mengapa Plastik Bisa Melindungi Astronaut

Reporter

Senin, 17 Juni 2013 05:16 WIB

Kru Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) kosmonaut Rusia Yuri Malenchenko (2 dari kiri) dan astronaut Amerika Serikat Sunita Williams (2 dari kanan) berjalan menuju pesawat ulang alik Soyuz TMA-05M di kosmodrom Baikonur, Kazakhstan, Minggu (15/7). REUTERS/Vyacheslav Oseledko/Pool

TEMPO.CO, Jakarta--Radiasi di antariksa amat berbahaya bagi astronaut karena dapat mencapai dua pertiga dari batas aman yang bisa ditoleransi oleh tubuh manusia seumur hidupnya. Untuk melindungi para penjelajah antariksa, wahana yang mereka tumpangi harus dilindungi tameng anti-radiasi berbahan khusus.

Tim peneliti dari University of New Hampshire dan Southwest Research Institute menguji tingkat radiasi dari partikel bermuatan yang bergerak cepat atau sinar kosmis galaksi pada sebuah wahana penjelajah bulan. Mereka memasang Cosmic Ray Telescope for the Effects of Radiation (CRaTER) pada badan wahana Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO). Menggunakan peralatan ini, peneliti bisa memantau daya tahan aneka material dalam menghalangi radiasi.

"Plastik ternyata lebih efektif menghalangi radiasi ketimbang aluminium," ujar Cary Zeitlin, peneliti antariksa dari University of New Hampshire di Amerika Serikat.

Wahana antariksa umumnya terbuat dari aluminium. Bahan ini dipilih karena ringan dan kokoh. Namun temuan Zeitlin menunjukkan bahwa bahan ini kalah tangguh dalam menahan sinar kosmik.

Selain plastik, peneliti menemukan bahan yang mengandung unsur hidrogen bisa menjadi dinding tangguh dalam menangkal radiasi. Salah satu bahan yang seperti ini adalah air.

Pada CRaTER juga terpasang material yang dikenal sebagai jaringan plastik imitasi. Bahan ini meniru jaringan otot manusia yang terpapar radiasi. Jaringan buatan ini terbukti rentan terkena radiasi antariksa ketika dilindungi aluminium ketimbang plastik.

Wahana bikinan National Aeronautics and Space Administration (NASA) ini memantau permukaan bulan pada ketinggian 50 kilometer dari permukaan bulan. Bulan sendiri tak memiliki atmosfer, sehingga astronaut yang berjalan di permukaan atau di orbit dengan mudah terpapar radiasi. Tanpa perlindungan material khusus, astronaut akan terpapar radiasi yang pada akhirnya merusak jaringan tubuh mereka.

Peraturan yang diterapkan NASA menyatakan astronaut seharusnya tidak boleh terpapar radiasi lebih dari 1.000 millisieverts (mSv) seumur hidupnya. Tingkat radiasi setinggi itu diasosiasikan dengan kenaikan risiko kanker yang mematikan sebesar 5 persen.

ANTON WILLIAM | PHYSORG | SPACE

Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah


Baca juga:
Rahasia Regenerasi Jemari Mamalia

Rahasia Tahan Nafas Mamalia Laut

LIPI Kukuhkan Tiga Profesor Baru

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya