Game Anak Makin Bermunculan

Reporter

Editor

Budi Riza

Minggu, 15 September 2013 15:39 WIB

Seorang anak perempuan bermain game sambil mendengarkan musik dengan Ipad mereka di Sekolah Steve Jobs, Sneek, Belanda (21/8). REUTERS/Michael Kooren

TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan perangkat bergerak di Indonesia yang tinggi menjadi salah satu alasan bagi para pengembang atau developer game untuk memperbanyak karyanya, termasuk menciptakan mobile game untuk anak-anak.


Bermain game kini tak hanya melalui komputer pribadi atau laptop saja. Cukup mengunduh aplikasi sesuai dengan platform perangkat bergerak yang dimiliki, dalam waktu singkat, game terbaru sudah berada di tangan.


Peluang pasar baru itu rupanya juga dibidik oleh para pengembang lokal. Meski tidak ada data resmi mengenai jumlah penggunanya, kini anak-anak Indonesia semakin mengakrabi ponsel cerdas dan tablet.


Salah satu pengembang lokal yang jeli melihat peluang ini adalah Aruline Studio, yang berhasil mengembangkan game asah otak berjudul Countastic.


Berawal dari kegemaran bermain game, sekelompok mahasiswa Institut Teknologi Bandung pada 2011 membuat dummy untuk game berbasis matematika pada sebuah kompetisi. Dan mereka pun menang. “Ternyata tanggapannya bagus. Akhirnya kami buat penyempurnaannya,” kata CEO Aruline, Edria Albert Varian.


Advertising
Advertising

Ketika itu, perangkat bergerak mulai tumbuh pesat. “Kami diuntungkan dengan kondisi ini,” ucap Edria. Setamat kuliah, tim Aruline berfokus mematenkan dan memasarkan game yang awalnya berbayar ini.


Hal senada diungkapkan Chief Financial Officer Agate Studio, Wiradeva Arif, yang akrab disapa Devon. Dia juga melihat anak-anak semakin akrab dengan game mobile.


Kami sangat senang kalau ada anak yang mencoba game Agate lalu bilang ke orang tuanya kalau game-nya bagus,” kata dia.


Dari ratusan game yang sudah diciptakan, Agate berusaha juga memenuhi kebutuhan anak akan permainan. Pertengahan 2011, Agate mulai menggarap Up in Flames, game yang terinspirasi dari Angry Birds.


Meski ditargetkan untuk anak berusia 5-7 tahun, game ini juga bisa dimainkan oleh orang dewasa. “Harapannya, anak-anak dan orang tua mereka bisa main bersama,” ucap Devon.


Selain inspirasi dari game yang sebelumnya dikenal, ide membuat game untuk anak juga datang dari peristiwa sehari-hari. “Intinya game harus memiliki nilai, bukan hanya sekadar permainan,” kata dia.


Pesatnya pertumbuhan perangkat mobile rupanya juga menarik minat Apple untuk menyediakan layanan toko aplikasi bagi anak-anak. Apple mempersilakan pengembang untuk membuat aplikasi dan game untuk disediakan di toko ini.


Toko yang diluncurkan pada Agustus lalu ini merupakan upaya perusahaan menyediakan aplikasi dan permainan yang mencerdaskan anak. Tampilannya pun dirancang sesuai dengan kebutuhan anak-anak dan mudah digunakan.


SATWIKA MOVEMENTI

Berita terkait

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

9 hari lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Seputar Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

10 hari lalu

Seputar Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Jokowi mengharapkan pembukaan Indonesia Digital Test House (IDTH) di BBPPT dapat memperkuat ekosistem digital lokal. Berikut hal-hal seputar IDTH.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Mengaktifkan Passkey WhatsApp

11 hari lalu

Begini Cara Mengaktifkan Passkey WhatsApp

Passkey memungkinkan pengguna untuk melindungi akun pengguna WhatsApp agar lebih aman.

Baca Selengkapnya

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

21 hari lalu

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

27 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

28 hari lalu

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist.

Baca Selengkapnya

Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

29 hari lalu

Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

Di era digital penting untuk melindungi data pribadi sebagai hak privasi. Siapa saja pihak-pihak yang berperan besar melindungi data diri?

Baca Selengkapnya

PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

40 hari lalu

PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

PANDI tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerja sama dengan instansi pemerintahan terkait.

Baca Selengkapnya

Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

44 hari lalu

Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

Otak popcorn berasal dari sebuah kondisi otak seseorang terus berpikir dari satu pikiran ke pikiran yang lain dalam sekejap seperti biji popcorn.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Generasi Muda Kuasai Teknologi Digital

45 hari lalu

Bamsoet Dorong Generasi Muda Kuasai Teknologi Digital

Jika tidak segera beradaptasi dengan AI, generasi muda akan kesulitan masuk dunia kerja di masa depan

Baca Selengkapnya