Ada Kutu di Hidung, Spesies Baru dari Afrika  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 15 Oktober 2013 05:36 WIB

Simpanse. telegraph.co.uk

TEMPO.CO, Atlanta - Seorang ahli biologi Amerika Serikat menemukan spesies baru di lubang hidung kanannya setelah kembali dari perjalanan penelitian ke Afrika. Profesor pathobiology, Tony Goldberg, secara tak terduga menemukan kutu tersembunyi di hidungnya. "Ketika pertama kali Anda menyadari ada kutu di hidung, dibutuhkan usaha keras untuk tidak mencakar wajah Anda," kata Goldberg, profesor sekaligus peneliti dari University of Winconsin, Amerika Serikat.

Goldberg lalu mengambil kutu dari hidungnya dengan menggunakan pinset, cermin, dan senter agar DNA-nya bisa dianalisis di laboratorium. Hal ini mengusik rasa ingin tahunya, apakah kutu tersebut merupakan spesies kutu baru dan menemukan penjelasan baru atas bagaimana penyakit menular antara simpanse dan manusia. DNA kutu dianalisis untuk dibandingkan dengan arsip di US National Tick Collection, Georgia Southern University.

Karena analisis DNA hanya bisa mengkonfirmasi genus dan bukan mengetahui spesies baru, Goldberg dan rekannya mulai mempelajari foto-foto beresolusi tinggi dari simpanse. Mereka melihat 20 persen dari simpanse memiliki kutu yang bersembunyi di hidung mereka. Dan jumlahnya mungkin bisa lebih banyak dari itu, karena awalnya mereka hanya mengambil foto untuk memeriksa gigi simpanse. Sebab itulah, para peneliti berspekulasi bahwa jumlah kutu bisa lebih besar dari apa yang terlihat dalam foto.

Seperti dilansir dari laman The Verge, Senin, 14 Oktober 2013, penemuan ini dipublikasikan pada 30 September dalam The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene, yang fokus pada simpanse dan kutu di Taman Nasional Kibale Uganda. Dalam tulisan mereka, Goldberg dan rekannya menunjukkan bahwa bersembunyi di lubang hidung mungkin sebagai bentuk adaptasi kutu agar tidak terdeteksi. Dengan bersembunyi di lubang hidung, kutu-kutu ini bisa makan dengan aman.

Setelah melakukan penelitian yang lebih mendalam, Goldberg menetapkan melalui kajian studi yang telah diterbitkan sebelumnya bahwa kutu yang ada pada hidungnya juga ada pada kebanyakan simpanse, berasal dari genus Amblyomma. "Amblyomma diketahui sebagai pembawa penyakit. Jadi, ini diluar nalar, tidak langsung, dan agak aneh, di mana orang dan simpanse berbagi patogen," kata Goldberg.

Karena kutu-kutu ini membawa penyakit, para peneliti menyatakan bahwa kutu ini bisa membawa dan menyebarkan patogen. Para peneliti mencatat, hal ini dapat memungkinkan penyakit menyebar antara hewan juga.

ROSALINA | THE VERGE

Berita Terpopuler:

Evan Dimas, Kapten yang Rendah Hati
Eros: SBY Kok Baru Kaget Dinasti Ratu Atut
4 Modus Suap di Mahkamah Konstitusi
Malaysia Larang Koran Katolik Pakai Kata 'Allah'
Dua Analisa Pembunuh Holly Angela

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya