Ragunan Siap Tampung Monyet Sitaan Jokowi  

Reporter

Kamis, 24 Oktober 2013 21:58 WIB

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengamati monyet pemain topeng monyet yang terjaring razia di Monumen Nasional, Jakarta (23/10). TEMPO/Anggrita Cahyaningtyas

TEMPO.CO, Jakarta - Taman Margasatwa Ragunan siap menjadi tempat penampungan bagi monyet-monyet yang disita Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dari warga. Monyet yang mayoritas dari spesies monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) itu banyak dipekerjakan dalam sirkus jalanan topeng monyet.

"Kami siap saja menampung monyet-monyet itu. Fasilitas kandang kami sangat memadai," kata Kepala Hubungan Masyarakat Ragunan, Wahyudi Bambang Prihantoro, saat ditemui di kantornya, Kamis, 24 Oktober 2013.


Pengelola Ragunan masih menunggu koordinasi dengan pemerintah daerah ihwal penampungan monyet-monyet itu, termasuk hasil karantina dan pemeriksaan hewan. "Siapa yang ditunjuk untuk menanganinya," Wahyudi mengimbuhkan.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebelumnya mengatakan Ibu Kota harus bebas dari atraksi topeng monyet pada 2014. Alasannya, monyet-monyet yang dipekerjakan dalam atraksi itu kerap mendapat perlakuan kasar, tidak terawat, dan rentan terhadap penyakit. Monyet-monyet itu juga berpotensi menyebarkan penyakit ke manusia karena tinggal di tengah masyarakat.


Wahyudi mengatakan Ragunan memiliki fasilitas konservasi perlindungan hewan untuk menampung primata itu dalam jumlah besar. "Monyet ekor panjang adalah hewan yang sebenarnya hidup dalam kelompok," ujarnya.

Ia menekankan pentingnya proses karantina yang harus dilewati monyet-monyet itu sebelum ditempatkan di Ragunan. Sebab, monyet yang hidup bebas di tengah manusia justru rentan menularkan penyakit ke satwa lain di Ragunan yang selama ini kesehatannya diawasi ketat, termasuk pemberian vaksinasi secara rutin.

Monyet ekor panjang dikenal mampu beradaptasi di berbagai lingkungan, salah satunya hidup di tengah manusia. Mereka bisa menyesuaikan pola makannya dengan menu yang dikonsumsi manusia. Karena itu, monyet ini populer jadi hewan peliharaan. Bagi sebagian orang, kondisi ini dimanfaatkan dengan menjadikan monyet ekor panjang untuk atraksi topeng monyet.

Menurut Wahyudi, tanpa penanganan yang tepat, monyet itu justru berpotensi menyebarkan penyakit. Ini yang kurang dipahami oleh masyarakat. "Selain anjing dan kucing, monyet ekor panjang juga bisa menyebarkan rabies," katanya.

Pemeriksaan kesehatan terhadap monyet-monyet itu bisa dilakukan di Balai Kesehatan Hewan dan Ikan yang ada di Ragunan. Observasi kesehatan minimal dilakukan tiga pekan sampai lebih dari tiga bulan, bergantung pada jenis observasinya. Jika lolos proses pemeriksaan kesehatan, monyet ekor panjang baru bisa ditempatkan di Ragunan.

Adapun monyet yang tidak lolos pemeriksaan akan ditempatkan dalam balai karantina agar kesehatannya lebih baik. "Yang jelas monyet itu tidak boleh kembali lagi hidup di tengah warga," kata Wahyudi.

GABRIEL TITIYOGA

Terpopuler
Airin Wali Kota Siang, Wawan Wali Kota Malam
Inilah Kantor Wawan Sebagai Wali Kota Malam
Wah, Wali Kota Airin Dalam Incaran KPK
Miing Bagito: Jalan Banten Rusak oleh Lamborghini
Indra: Ini Timnas U19, Bukan Panitia Haji
Bunda Putri Disebut Tak Lulus SMA Cilimus
4 Alasan BlackBerry Akan 'Mati' di Indonesia
Bunda Putri Sering Mengaku Alumnus Minyak ITB 75
Miing: Airin Pernah Audisi Figuran Bagito Show
Warga Batam Siaga Kerusuhan
Kantor Diubek-ubek KPK, Anak Buah Airin Bungkam

Berita terkait

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

20 Juni 2021

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park memiliki 420 ekor satwa dari 62 jenis satwa.

Baca Selengkapnya

Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

16 Februari 2021

Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

Delapan gorila di Kebun Binatang San Diego telah pulih sepenuhnya setelah tertular Covid-19 bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

19 Juni 2018

Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

Dokter hewan menyarankan Kebun Binatang Ragunan membatasi jumlah pengunjung agar satwa tidak stres.

Baca Selengkapnya

Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

19 Juni 2018

Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

PT Transjakarta mencatat jumlah penumpang bus Transjakarta rute Kebun Binatang Ragunan mengalami peningkatan selama libur Lebaran 2018.

Baca Selengkapnya

Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

19 Juni 2018

Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

Disebut minim tempat sampah, begini tanggapan pengelola Kebun Binatang Ragunan.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

18 Juni 2018

Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Dina Himawati mengatakan 95 persen satwa koleksi dipamerkan selama Libur Lebaran 2018.

Baca Selengkapnya

Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

1 Desember 2017

Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

Pengelola Kebun Binatang Gembira Loka juga tidak menargetkan jumlah kunjungan selama cuaca buruk, tapi tetap siap menerima pengunjung.

Baca Selengkapnya

Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

20 November 2017

Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

Mengaku telah melakukan hal bodoh yang berakibat fatal pada satwa, pelaku pencekokan miras ke satwa TSI di Cisarua, Bogor, menyesal.

Baca Selengkapnya

Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

10 September 2017

Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

Taman Safari Indonesia memamerkan koleksinya, berupa ular dan burung kakaktua.

Baca Selengkapnya

Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

4 Juli 2017

Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

Tim BKSDA yang mengunjungi Kebon Rodjo juga menilai kondisi kandang satwa memenuhi standar.

Baca Selengkapnya