TEMPO.CO, London - Bisnis alat penyadapan kini tumbuh subur. Surveillance Industry Index yang disusun Privacy Internasional menyebut ada 338 perusahaan, termasuk 77 dari Inggris, menawarkan total 97 teknologi yang berbeda untuk menguping target.
Tiap-tiap produsen menawarkan keunggulan alatnya masing-masing. Misalnya, Advanced Middle East Systems (AMES) yang berbasis di Dubai, menawarkan alat yang disebut Cerebro: sistem yang dibuat mirip dengan program Tempora milik UK Government Communications Headquarters, yang kerap disebut "NSA"-nya Inggris.
AMES menggambarkan Cerebro sebagai "teknologi inti yang dirancang untuk memonitor dan menganalisa waktu komunikasi secara real time ... termasuk SMS, panggilan telepon di jalur GSM, data penagihan, e-mail, percakapan telepon, web-mail, chatting, dan jejaring sosial."
Cerebro dirancang untuk menyimpan beberapa miliaran catatan metadata dan/atau isi komunikasi. Setiap saat, menurut brosur mereka, kegiatan target bisa terus terpantau.
<!--more-->
Perusahaan lain yang menjual peralatan serupa, VASTech, menawarkan sistem yang disebut Zebra. Secara jelas, mereka menyatakan produknya dirancang untuk membantu "badan keamanan pemerintah menghadapi tantangan besar dalam pertempuran mereka melawan kejahatan dan terorisme".
VASTech mengatakan, Zebra menawarkan "akses pada volume tinggi informasi yang dihasilkan melalui layanan telekomunikasi untuk keperluan analisa dan investigasi". "Alat ini dirancang untuk mencegat semua konten dan metadata suara, SMS, e-mail, dan komunikasi faks pada jaringan yang terhubung, menciptakan sebuah repositori kaya informasi," kata mereka.
Seorang juru bicara perusahaan dengan tegas mengatakan, "VASTech hanya menghasilkan produk untuk lembaga penegak hukum pemerintah." Mereka menyatakan jika peruntukannya dialihkan untuk kepentingan selain itu, "Kami memegang hak untuk menarik kembali alat kami secara sepihak."
Privacy International menghabiskan waktu empat tahun untuk mengumpulkan 1.203 brosur dan transaksi penjualan di Dubai, Praha, Brasilia, Washington, Kuala Lumpur, Paris, dan London. Pameran itu bersifat umum. Namun bagi pembeli potensial, akan mendapatkan akses ke pameran pribadi.
<!--more-->
Database, dilabel sebagai Surveillance Industry Index, menunjukkan bagaimana perusahaan-perusahaan dari Inggris, Israel, Jerman, Perancis, dan Amerika Serikat menawarkan pemerintah berbagai sistem yang memungkinkan mereka untuk diam-diam meretas ke jaringan Internet untuk menggangsir e-mail dan menyadap percakapan telepon.
"Ceruk pasar ini menuai keuntungan dari penderitaan pihak lain yang disadap di seluruh dunia, namun tak ada pengawasan atau akuntabilitas yang efektif," kata Matthew Rice, konsultan peneliti dari Privacy International.
Tidak adanya pengaturan ini, kata dia, memungkinkan perusahaan untuk mengekspor teknologi pengawasan ke negara-negara yang menggunakan secara salah. "Misalnya, untuk memata-matai aktivis hak asasi manusia, wartawan, dan gerakan politik," katanya.
Ia berharap Surveillance Industry Index menggerakkan otoritas berwenang untuk menerapkan aturan pengawasan terhadap bisnis alat mata-mata ini.
GUARDIAN | TRIP B