Batan Ciptakan Varietas Kedelai Super Genjah

Reporter

Editor

Rosalina ocha

Rabu, 4 Desember 2013 05:06 WIB

Kedelai. ANTARA/Dedhez Anggara

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) berhasil menciptakan varietas kedelai baru yang masuk kategori super-genjah atau memiliki umur panen hanya 66-68 hari. Varietas unggul kedelai yang diberi nama Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 ini merupakan pengembangan dari benih induk kedelai Tidar melalui pemuliaan tanaman dengan teknik mutasi radiasi.

Kepala Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Batan, Hendig Winarno, mengatakan varietas kedelai Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 ini cocok sebagai tanaman sela, khususnya di lahan sawah yang berpengairan. “Padi kan biasanya panen dua kali setahun, tidak cocok kalau tiga kali, makanya cocok ditanam kedelai Gamasugen karena masa panennya cepat sehingga lahan sawah tidak mubazir,” kata Hendig saat memperkenalkan varietas Gamasugen, di kantor Patir Batan, Lebak Bulus, Jakarta, Senin, 2 Desember 2013.

Ia menyebutkan, varietas Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 memiliki tingkat produksi rata-rata 2,4 ton per hektare bahkan memiliki potensi hingga 2,6 ton per hektare. Meski masih kalah dibanding rata-rata produksi di negara penghasil kedelai, angka ini jauh lebih tinggi daripada tingkat produksi kedelai nasional, yang rata-rata hanya 1,5 ton per hektare. Kedua varietas unggul ini juga terbukti tahan terhadap penyakit karat daun, penyakit hawar daun cokelat, dan tahan terhadap serangan hama penggerek pucuk.

Dari segi rasa, Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 diakui lebih enak, dengan tingkat rendemen tahu dan tempe lebih tinggi dibanding kedelai impor. Selain itu, kandungan protein pada kedua varietas ini mencapai 37 persen, dan kandungan lemaknya 13,2 persen.

Peneliti kedelai di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Batan, Arwin, menambahkan, varietas Gamasugen adalah satu-satunya varietas kedelai di Indonesia yang memiliki umur panen di bawah 70 hari. Sebab, varietas kedelai yang sudah ada memiliki umur panen paling pendek hanya 73 hari.

Arwin menjelaskan, meski kedelai adalah tanaman subtropis, varietas Gamasugen sudah terbukti bisa tumbuh di lahan tropis baik saat musim hujan ataupun kemarau. Varietas kedelai Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 sangat cocok ditanam di lahan sawah karena tak perlu lagi mengolah tanah dan bisa mengurangi penggunaan pupuk urea pada penanaman padi selanjutnya karena biji akarnya mampu mengikat nitrogen. “Biasanya setelah dua kali musim hujan petani padi membiarkan lahannya. Dengan varietas Gamasugen, satu minggu setelah panen padi bisa langsung tanam kedelai, dan ini bisa menguntungkan petani,” ucapnya.

Untuk membuktikan varietas ini layak dan memenuhi kriteria untuk pelepasannya, peneliti melakukan uji adaptif di 16 lokasi, di antaranya di wilayah Banyumas, Purbalingga, Palembang, Malang, Bogor, dan Majalengka. Pengujian dilakukan pada dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Hasilnya, produktivitas paling tinggi berada di wilayah Kalimanah, Purbalingga, dengan produktivitas 2,59 ton per hektare, dan di Baturraden, Banyumas, dengan produktivitas 2,51 ton per hektare. Keduanya diuji di atas tanah berjenis Latosol.

”Selain itu, kami sudah uji untuk pembuatan tahu dan tempe. Ternyata hasilnya tidak kalah sama kedelai impor. Rasanya lebih gurih dan lebih segar,” kata Arwin.

ROSALINA




Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya