1000 Tahun Lalu, Tabib Peru Sudah Bedah Tengkorak  

Reporter

Kamis, 26 Desember 2013 15:55 WIB

Sejumlah tabib Indian atau yang biasa disebut Shaman melakukan upacara ritual di Tiwanaku, Bolivia, (19/03). Pemimpin Indian dari seluruh negara Amerika Selatan turut dalam kongres yang diadakan selama empat hari ini. AP Photo/Juan Karita

TEMPO.CO, California - Operasi di bagian tengkorak adalah salah satu tindakan medis yang paling rumit. Ruangan khusus, para ahli bedah dengan keahlian tinggi, obat-obatan dan anestesi serta peralatan spesial sangat dibutuhkan dalam operasi tersebut. Namun, sejak sekitar seribu tahun yang lalu, para tabib di Peru ternyata sudah mempraktekkan operasi itu.

Para tabib Peru diduga sudah mengenal dan melakukan trepanasi atau prosedur operasi di bagian kepala, termasuk melubangi atau membuka bagian-bagian tertentu dari tengkorak menggunakan bor tangan atau alat pengikis. Operasi itu dilakukan untuk mengobati gangguan kesehatan ringan, cedera kepala hingga sakit jantung. Para tabib Peru itu juga melakukannya tidak dalam kondisi layak operasi, apalagi memakai anestesi seperti operasi modern.

Teknik operasi ini terkuak setelah sekelompok ahli arkeologi melakukan penggalian di gua makam di bagian selatan Provinsi Andahuaylas, Peru. Mereka berhasil mengangkat sisa-sisa 32 jenazah yang diperkirakan berasal dari periode Pertengahan Akhir atau sekitar tahun 1000-1250. (Baca juga: Manusia Purba Song Gentong Sudah Bercocok Tanam).

Tim yang dipimpin bioarkeolog Danielle Kurin dari Universitas California Santa Barbara (UCSB) menemukan sekitar 45 prosedur operasi pada tengkorak yang mereka temukan. Laporan hasil temuan ini dimuat dalam American Journal of Physical Anthropology pekan lalu.

"Mengebor kepala tampaknya jadi tindakan masuk akal waktu itu ketika seseorang mengalami benturan di kepala yang menyebabkan cedera otak atau ada yang mengalami semacam sakit yang berhubungan dengan kondisi saraf, spritual atau mental," kata Kurin, yang juga menjadi asisten profesor di Departemen Antropologi UCSB.

Menurut Kurin, trepanasi atau kraniotomi diduga muncul pertama kali di wilayah selatan dataran tinggi Andean pada periode Pertengahan Awal atau sekitar tahun 200-600. Namun, teknik itu tampaknya belum dipraktekkan secara umum. Meski begitu, prosedur medis ini terus berjalan hingga bangsa Spanyol yang menjelajah ke wilayah Amerika Selatan menghentikannya pada awal abad ke-16.

Hasil studi Kurin menunjukkan ada berbagai praktek dan teknik pemotongan yang dilakukan tabib dalam mengerjakan trepanasi. Ada tabib yang memakai teknik mengikis, memotong atau membuat lubang dengan bor tangan.

"Sepertinya mereka mencoba berbagai teknik, sama seperti yang dikerjakan saat melakukan prosedur medis modern," kata pakar antropologi forensik ini, seperti dikutip Sciencedaily, Kamis, 26 Desember 2013. "Mereka bereksperimen dengan berbagai cara untuk menembus ke dalam tengkorak."

Beberapa operasi tampaknya berhasil dan pasien bisa sembuh. Namun, ada juga yang gagal. "Trepanasi berhasil dan pasien pulih karena kami melihat ada lapisan tulang yang tumbuh. Ada yang mengalami cedera kepala lalu dioperasi. Dalam beberapa kasus, luka asli dan trepanasi akhirnya sembuh," kata Kurin.

SCIENCEDAILY | GABRIEL TITIYOGA




Berita Lainnya

Bagaimana Cara Berjalan Manusia Purba?
Penelitian: Manusia Purba Kerap Kawini Saudara
Gigi Monyet Jadi Petunjuk Manusia 'Hobbit' Flores
Fosil Manusia Rembang Berusia 2.650 Tahun

Berita terkait

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

20 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

39 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

40 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

44 hari lalu

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

44 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

45 hari lalu

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

4 Maret 2024

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya