Capung Langka Ditemukan di Banyuwangi  

Reporter

Kamis, 30 Januari 2014 14:26 WIB

Capung Merah. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Banyuwangi - Indonesia Dragonfly Society (IDS) dan Klub Fotografer Banyuwangi berhasil mengidentifikasi 54 jenis capung di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Beberapa jenis capung di antaranya tergolong spesies langka yang setengah abad ini tidak ditemukan di daerah lain.

Peneliti IDS, Tabita Makitan, mengatakan 54 capung itu diidentifikasi selama dua tahun sejak 2012 hingga 2013. Peneliti menelusuri berbagai tempat mulai perairan Kalibendo, Kalongan, Licin, Karangrejo, Kampunganyar, dan Alas Purwo. "Temuan capung ini akan kami terbitkan dalam buku," kata Tabita seusai diskusi tentang "Konservasi Capung" di Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi, Rabu petang, 30 Januari 2014.

Hasil yang mengejutkan dengan ditemukannya beberapa spesies langka dari genus Drepanosticta. Genus Drepanosticta sebenarnya hanya ada lima di Pulau Jawa. Salah satu spesiesnya yakni Drepanosticta sundana yang ternyata masih dijumpai sekitar 2-3 ekor di perairan Kalibendo dan Kalongan, Banyuwangi.

Spesies langka lainnya adalah Leptogomphus Sp. Jenis ini ditemukan 1-2 ekor di daerah Kampung Anyar dan Kalongan. Yang terakhir adalah jenis Amphiaeschna ampla di perairan Kalibendo dan Kalongan sebanyak lima ekor. Ampla dicatat oleh peneliti asal Belanda, Lieftinck, pada 1940 dan belum ada pendeskripsiannya. Lieftinck mencatat temuan ampla di Sumatera dalam majalah Treubia Buitenzorg terbitan Bogor.

Menurut Tabita, ketiga jenis capung langka itu hanya bisa hidup dalam kondisi lingkungan yang baik. Capung-capung itu membutuhkan tempat hidup yang bervegetasi lebat dengan kualitas sungai yang bersih. Dengan demikian, artinya, adanya ketiga capung itu menunjukkan hutan dan perairan di Banyuwangi masih terjaga. "Ketiga jenis capung itu sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan," kata dia.

Ketua Indonesia Dragonfly Society Wahyu Sigit mengatakan tiga jenis capung itu semakin sulit ditemui di daerah lain di Pulau Jawa. Penyebabnya, kata Sigit, lingkungan semakin rusak sehingga habitat hidup capung pun terancam.

Indonesia Dragonfly Society melakukan penelusuran capung di Banyuwangi dalam kaitan mengidentifikasi ulang capung di Pulau Jawa. Berdasarkan publikasi ilmiah yang banyak dilakukan peneliti asing, kata dia, keragaman capung di Jawa sebanyak 172 jenis. Namun ini merupakan data lama yang belum pernah diperbarui. "Sampai awal 2014 kami baru bisa mengidentifikasi 75 jenis," kata dia.

Menurut Sigit, keberadaan capung cukup penting bagi kehidupan. Capung menjadi predator yang efektif bagi hama, seperti wereng, kepik daun, lalat, dan nyamuk. Capung juga berfungsi sebagai bio-indikator untuk menunjukkan apakah lingkungan di suatu daerah masih lestari atau telah rusak.

IKA NINGTYAS




Berita lain
Yahoo Tutup IntoNow, Tiga Tahun Setelah Diakuisisi
BlackBerry Kini Bisa Jalankan Aplikasi Android
Sepanjang 2013 Ada 1 Miliar Ponsel Cerdas Beredar
Alasan Lenovo Beli Motorola dari Google
Robot Australia-India Akan Pantau Samudra Hindia
Google Doodle Sambut Tahun Baru Imlek

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya