TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah virus raksasa yang telah terkubur selama 30 ribu tahun di permafrost, tanah yang berada di titik beku 0 derajat Celcius, dari timur laut Siberia telah berhasil dihidupkan kembali. Meskipun berstatus sebagai virus, organisme ini diketahui tidak menimbulkan ancaman bagi manusia.
Dilaporkan Live Science, 3 Maret 2014, meskipun berukuran begitu besar jika dibandingkan dengan virus lain, virus ini hanya menginfeksi amuba dan organisme mikroskopis bersel tunggal lainnya.
Hasil penelitian menganai virus ini dilaporkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences yang diterbitkan pada Senin, 3 Maret 2014. Dalam laporan tersebut diungkapkan virus raksasa jenis baru ini ditemukan sekitar 10 tahun lalu di Siberia.
Bersama dengan rekan-rekannya, peneliti bioinformatika Jean-Michel Claverie dari Universitas Aix-Marseille Prancis melakukan studi terhadap virus tersebut.
Penghidupan kembali virus ini memberi wawasan sekaligus kekhawatiran kepada para ilmuwan. Mereka menduga virus-virus yang kini membeku di dalam es suatu saat bisa hidup kembali jika pemanasan global terus meningkat dan mencairkan es-es di bumi.
Tidak menutup kemungkinan bahwa virus yang bisa menginfeksi manusia turut hidup dan kembali menimbulkan wabah di muka bumi.
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.