TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit Middle East Respiratory Syndrome (MERS) semakin berbahaya dengan jumlah penderita semakin meningkat. Bahkan, Senin lalu, seorang warga Indonesia asal Madura yang bekerja di Arab Saudi meninggal dunia karena penyakit ini.
Namun, baru-baru ini para ilmuwan mengklaim telah menemukan antibodi alami yang dipercaya mampu mengobati penyakit yang menyerang di daerah Timur Tengah ini.
Dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Science Translational Medicine, tim yang dipimpin oleh ilmuwan Cina ini menemukan dua antibodi, yaitu MERS-4 dan MERS-27, yang mampu memblokir sel-sel dalam piring laboratorium yang terinfeksi virus MERS.
"Sementara ini adalah awalnya. Hasil mengisyaratkan bahwa antibodi ini, terutama yang dikombinasikan, dapat menjadi kandidat menjanjikan untuk intervensi terhadap MERS," tulis para ilmuwan, seperti dilansir Reuters, Selasa, 29 April 2014.
Sejauh ini memang tidak ada obat atau vaksin untuk MERS. Namun, tim peneliti berjanji akan terus mengembangkan antibodi ini sebagai penangkal mengingat korban meninggal akibat MERS meningkat tajam.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa pihaknya prihatin tentang meningkatnya jumlah infeksi MERS di Arab Saudi. Badan kesehatan PBB berencana untuk mengirim tim ahli internasional untuk membantu menyeldiki penyakit ini lebih lanjut.
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.