Ada Samudra Misterius di Dalam Perut Bumi  

Reporter

Jumat, 27 Juni 2014 19:43 WIB

Hotel indah di bawah laut, Hotel Poseidon Undersea Resort berada di 40 kaki bawah laut di Laguna di sebuah Kepulauan Fiji, selatan Samudra Pasifik. Untuk masuk hotel bawah laut, kita menggunakan sebuah lift bawah laut yang disediakan oleh pihak Resort. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Di bawah permukaan bumi memang terdapat air. Namun seberapa banyak air yang terkandung di dalam sana tidak pernah diketahui secara pasti.

Para ilmuwan berteori bahwa kadar air di perut bumi mungkin sebanding dengan yang ada di permukaan, dari sungai, danau, sampai samudra. Teori itu semakin kuat setelah para ilmuwan menemukan ringwoodite.

Ringwoodite adalah mineral yang bisa menjebak air dalam struktur molekulnya. Mineral ini dibentuk di bawah tekanan dan suhu tinggi, tepatnya pada zona transisi di perut bumi, sekitar 410-659 kilometer di bawah permukaan tanah. Zona ini merupakan batas antara mantel atas dan bawah, dengan kondisi yang panas, terus bergerak, dan menghasilkan gelombang seismik.

"Temuan ini memastikan bahwa ada air dalam jumlah sangat besar yang terperangkap dalam lapisan mantel di dalam bumi," kata Graham Pearson, ahli geokimia di University of Alberta di Kanada, seperti dikutip Livescience, Jumat, 27 Juni 2014.

Berita terkait

3 Taman Laut Nasional Thailand Dibuka untuk Wisatawan Selama 6 Bulan

6 hari lalu

3 Taman Laut Nasional Thailand Dibuka untuk Wisatawan Selama 6 Bulan

Pemerintah Thailand menerapkan sistem buka tutup untuk pengunjung taman laut nasional dengan periode enam bulan

Baca Selengkapnya

Mengenali Ikan Todak, Spesies Laut yang Bermoncong Pipih Panjang

7 hari lalu

Mengenali Ikan Todak, Spesies Laut yang Bermoncong Pipih Panjang

Turis Italia tewas tertusuk ikan todak saat berselancar di perairan Kepulauan Mentawai

Baca Selengkapnya

Pencemaran Laut Jakarta Makin Mengkhawatirkan, Peneliti BRIN: Perlu Perhatian Cagub dan Cawagub

9 hari lalu

Pencemaran Laut Jakarta Makin Mengkhawatirkan, Peneliti BRIN: Perlu Perhatian Cagub dan Cawagub

Penanganan pencemaran laut Jakarta juga perlu melibatkan dua gubernur dari provinsi tetangga Jakarta.

Baca Selengkapnya

Di Portugal, Turis Pipis di Laut Bisa Kena Denda Hampir Rp13 Juta

23 hari lalu

Di Portugal, Turis Pipis di Laut Bisa Kena Denda Hampir Rp13 Juta

Pipis sembarangan di darat pun dilarang di Portugal, tapi mudah diketahui. Lalu, bagaimana mengetahui turis yang kencing di bawah air laut?

Baca Selengkapnya

Hal Menarik Pulau Biawak, Destinasi Wisata Bahari di Indramayu

30 hari lalu

Hal Menarik Pulau Biawak, Destinasi Wisata Bahari di Indramayu

Pulau ini awalnya bernama Pulau Rakit, namun karena dihuni banyak sekali biawak, pulau itu dijuluki Pulau Biawak.

Baca Selengkapnya

Alasan Singapura Butuh Pasir Laut Indonesia

39 hari lalu

Alasan Singapura Butuh Pasir Laut Indonesia

Indonesia pernah menjadi pemasok pasir laut terbesar bagi Singapura. Saat ekspor pasir dihentikan, proyek reklamasi Singapura tersendat.

Baca Selengkapnya

China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

41 hari lalu

China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

China akan "secara bertahap melanjutkan" impor makanan laut dari Jepang, menyusul pelepasan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima

Baca Selengkapnya

Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut, Pengamat: Mengingkari Janji Pelestarian Laut

43 hari lalu

Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut, Pengamat: Mengingkari Janji Pelestarian Laut

Pembukaan ekspor pasir laut yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Jokowi dianggap sebagai pengingkaran janji Jokowi untuk melestarikan laut.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Klaim Ekspor Pasir Laut Tidak akan Ganggu Destinasi Wisata

43 hari lalu

Sandiaga Uno Klaim Ekspor Pasir Laut Tidak akan Ganggu Destinasi Wisata

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno klaim bahwa tidak akan ada destinasi wisata yang terusik oleh program ekspor pasir laut.

Baca Selengkapnya

Menebus Dosa Kepada Laut

47 hari lalu

Menebus Dosa Kepada Laut

Kelompok nelayan yang menghormati alam menggunakan rangkaian ban bekas untuk menjebak sampah di laut

Baca Selengkapnya