Teknologi Anti-Rudal buat Pesawat Komersial

Reporter

Senin, 21 Juli 2014 13:19 WIB

Misil Buk-M1-2 yang dapat melontarkan rudal dari darat ke udara ini diduga menjadi penyebab jatuhnya pesawat Malaysian Airlines MH17 di Donetsk, Ukraina. Wikimedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Dengan jatuhnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 rute Amsterdam-Kuala Lumpur akibat tembakan rudal menunjukkan pesawat komersial masih minim perlindungan untuk seluruh penumpang dan awak di dalamnya. Padahal sebenarnya sudah ada sistem perlindungan pesawat, seperti yang digunakan Israel dengan nama Sky Shield. (Baca: Mengenal Rudal yang Tembak Jatuh MH17)

Dikutip dari Fox News, Ahad, 20 Juli 2014, Sky Shield adalah sistem perlindungan pesawat yang dikembangkan Israel yang bisa melindungi pesawat jenis Boeing. Dalam sebuah uji coba, para pejabat mengklaim Sky Shield efektif melindungi EI Airlines Boieng 737 dari lima tembakan rudal.

"Sistem Sky Shield, dengan menggunakan teknologi laser yang bisa mengalihkan rudal yang ditembakkan pesawat dari lintasan udara, telah dipilih oleh Kementerian Perhubungan Israel untuk melindungi penerbangan pesawat. Rangkaian tes membuktikan Sky Shield bisa melindungi pesawat dan seluruh isinya," kata Kementerian Pertahanan Israel dalam pernyataan setelah sukses melakukan tes awal tahun ini.

Adapun perlindungan seperti ini juga digunakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat dengan sistem Large Aircraft Infrared Counter-Measure (LAIRCM). Dengan sistem tersebut, pesawat kargo berukuran jumbo-jet dan tanker udara juga bisa dilindungi dari misil. (Baca: Pengamat: MH17 Ditembak Rudal Tekanan Tinggi)

Air Force One, hasil modifikasi dari Boeing 747, merupakan salah satu pesawat yang dilengkapi teknologi ini. Namun, selain Air Force One, belum ada pesawat lain yang menggunakan sistem ini.

"Sistem ini bukanlah seperti 'tongkat ajaib'. Tapi ide untuk melindungi pesawat dengan sistem itu perlu ditelaah kembali," ujar Jim Walsh, Direktur Program Studi Keamanan di Massachusetts Institute of Technology.

Selain itu, tutur Walsh, dibutuhkan biaya yang fantastis untuk bisa memasangkan teknologi LAIRCM. Untuk satu pesawat komersial atau jet dari serangan (Man-Portable Air Defense System) atau salah satu senjata antipesawat terbang, misalnya, dibutuhkan dana sekitar US$ 1 juta hingga US$ 4 miliar.

Northrop Grumma--perusahaan teknologi pertahanan pesawat--juga mengembangkan sistem penolak rudal dengan sebutan The Guardian. Teknologi ini telah dipasangkan pada pesawat penumpang Boeing MD-11.

"Sistem The Guardian menyediakan perlindungan 360 derajat untuk pesawat dari ancaman rudal. Ketika The Guardian mendeteksi peluncurkan MANPADS, alat itu akan menggunakan sinar laser untuk mengacaukan arah rudal. Seluruh proses terjadi dalam waktu dua-lima detik dan tanpa kerja dari awak pesawat atau pilot," kata perusahaan.

RINDU P. HESTYA | FOX NEWS



Berita Lain:
Ilmuwan Temukan Pup Dinosaurus Terpanjang di Dunia
Jennifer Lopez Jadi Nama Tungau Air Jenis Baru
WeChat Perbarui Fitur Jelang Lebaran

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya