Deteksi Cahaya Kosmik Lewat Ponsel Pintar

Reporter

Kamis, 9 Oktober 2014 16:06 WIB

Presenter televisi Rachel Riley mencoba perangkat baru Samsung Aksesoris VR di acara Unpacked di Berlin Electronics, Jerman, 3 September 2014. Samsung VR adalah perangkat headset canggih yang terkoneksi dengan smartphone, dimana pengguna dapat mendengar musik dan menonton film dari alat itu. REUTERS/Hannibal Hanschke

TEMPO.CO, Jakarta - Fungsi telepon seluler atau ponsel pintar kini semakin canggih. Tidak hanya untuk berkomunikasi dan bergaul via media sosial, ponsel pintar juga dapat dipakai untuk mempelajari partikel berenergi tinggi yang mengalir dalam gelombang kosmik.

Lewat aplikasi bernama Distributed Electronic Cosmic-Ray Observatory (DECO), pengguna dapat mengubah ponselnya menjadi semacam "laboratorium detektor partikel mini". Caranya, pengguna cukup mengunduh aplikasi DECO dan menempelkan sepotong lakban di atas lensa kamera untuk memblokir partikel cahaya.

"Pada dasarnya, aplikasi ini dapat mengubah ponsel menjadi detektor partikel energi tinggi," ujar seorang pakar fisika dari University of Wisconsin-Madison, Justin Vandenbroucke, yang membuat aplikasi ini, seperti dikutip dari Livescience, Kamis, 8 Oktober 2014.

Selama ini cahaya kosmik masih menjadi misteri bagi pakar astrofisika. Sejumlah besar cahaya kosmik terbang melalui kosmos. Para astronom berpikir cahaya tersebut berasal dari kekuatan besar seperti lubang hitam dan sisa-sisa ledakan supernova. (Baca juga: PLN Bali Pantau Jaringan Listrik Lewat Android)

Gelombang sinar kosmik terus-menerus masuk ke dalam atmosfer bumi. Hujan sinar kosmik turun dengan membawa partikel energi tinggi. Sebagian besar berbentuk partikel proton, meski juga mengandung elektron dan inti atom berat—yang merupakan pusat dari proton dan neutron. Beberapa ilmuwan berpikir partikel-partikel tersebut dapat mengungkap lebih lanjut tentang materi lubang hitam yang misterius.

Prinsip kerjanya, kata Vandenbroucke, DECO menangkap salah satu jenis partikel cahaya yang disebut moun. Chip silikon yang tertanam dalam kamera ponsel pintar memanfaatkan moun untuk menghasilkan gambar.

DECO dirancang untuk mengambil gambar per detiknya dan memindai setiap partikel piksel yang tertangkap. Kemudian aplikasi ini akan menyimpan hasil gambar saat partikel piksel terdeteksi. (Baca juga: Bentuk Elektron Ternyata Sangat Bulat)

Moun akan berinteraksi terhadap partikel yang lemah, sehingga ponsel yang menjalankan aplikasi ini dapat menangkapnya. Vandenbrouck mencobanya pada penerbangan jarak jauh. "Moun lebih mudah mendeteksi pada ketinggian yang cukup," ujarnya.

Meski begitu, aplikasi ini tak dapat menyaingi sensitivitas dan ketepatan teknologi detektor partikel di laboratorium besar. Menurut Vandenbroucke, DECO hanya diciptakan untuk pendidikan dan ilmu pengetahuan masyarakat.

Saat ini aplikasi DECO baru tersedia untuk ponsel pintar berbasis Android. Pengguna harus mengunduh aplikasi data logger dan DECO untuk memulai pengumpulan partikel sinar kosmik.


AMRI MAHBUB







Berita Lainnya:
Zullkifli Ketua MPR, Ada Teriakan: Terima Kasih PPP
Tiga Taktik Koalisi Prabowo Rebut Pimpinan MPR
Begini Kronologi Pria Loncat dari Menara BCA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Michael Lin, Mundur dari Netflix karena Bosan Meski Bergaji Rp 500 Juta Sebulan

17 Juni 2022

Michael Lin, Mundur dari Netflix karena Bosan Meski Bergaji Rp 500 Juta Sebulan

Michael Lin, mantan senior software engineer di Netflix, resign dari pekerjaannya karena bosan. Bergaji Rp 500 juta sebulan.

Baca Selengkapnya

Soal Antivirus dan IT DKI, Kadis Dukcapil Mau Blak-blakan di DPRD

7 Oktober 2019

Soal Antivirus dan IT DKI, Kadis Dukcapil Mau Blak-blakan di DPRD

Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta Dhany Sukma tak banyak mengomentari gaduh tingginya anggaran pembelian antivirus dan software IT.

Baca Selengkapnya

Gaduh Anggaran Antivirus, IT Disdukcapil DKI, FITRA: Pemborosan

7 Oktober 2019

Gaduh Anggaran Antivirus, IT Disdukcapil DKI, FITRA: Pemborosan

Peneliti FITRA, Gunardi Ridwan, menilai anggaran Rp 12 miliar untuk pembelian lisensi, antivirus, dan server di DKI sebagai bentuk pemborosan.

Baca Selengkapnya

Januari 2018, E-Book dan Software Online Kena Bea masuk

11 Desember 2017

Januari 2018, E-Book dan Software Online Kena Bea masuk

Begitu masa moratorium WTO habis, pemerintah mengenakan bea masuk untuk intangible goods seperti e-Book dan Software yang diimpor secara online.

Baca Selengkapnya

Tawarkan Aplikasi Keamanan, CEO BlackBerry Temui Menkominfo

9 Agustus 2017

Tawarkan Aplikasi Keamanan, CEO BlackBerry Temui Menkominfo

Blackberry menjual software keamanan yang dipakai di beberapa negara.

Baca Selengkapnya

LinkedIn Lite Kini Hadir di Indonesia

5 Agustus 2017

LinkedIn Lite Kini Hadir di Indonesia

LinkedIn Lite mempermudah pengguna untuk terhubung ke berbagai peluang ekonomi dan karier dengan bandwidth internet yang rendah.

Baca Selengkapnya

Berita Teknologi: Xiaomi Resmi Luncurkan MIUI 9

26 Juli 2017

Berita Teknologi: Xiaomi Resmi Luncurkan MIUI 9

Laman berita teknologi GSM Arena mengabarkan Xiaomi resmi
meluncurkan tampilan user-interface terbaru, MIUI 9, di Beijing,
Cina.

Baca Selengkapnya

Adobe Akan Menghentikan Distribusi Flash pada 2020

26 Juli 2017

Adobe Akan Menghentikan Distribusi Flash pada 2020

Adobe mendorong pembuat konten untuk memindahkan konten flash ke
format HTML5, WebGL, dan WebAssembly.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Mobile MySleekr Bantu Ciptakan Kenyamanan Karyawan

25 Juli 2017

Aplikasi Mobile MySleekr Bantu Ciptakan Kenyamanan Karyawan

Aplikasi MySleekr dapat digunakan untuk mengajukan cuti, klaim, reimbursement, mengakses slip gaji digital, hingga data kontak rekan kerja.

Baca Selengkapnya

Microsoft Paint Segera Berakhir dengan Pembaruan Windows 10

25 Juli 2017

Microsoft Paint Segera Berakhir dengan Pembaruan Windows 10

Paint secara resmi diklasifikasikan oleh Microsoft sebagai fitur usang dan bakal dihapus dalam pembaruan mendatang.

Baca Selengkapnya