Teka-teki Bukit Pasir Titan Terpecahkan

Reporter

Editor

Erwin prima

Rabu, 10 Desember 2014 13:46 WIB

Pemandangan di bulan Saturnus, Titan, tampak seperti ada danau. (NASA)

TEMPO.CO, Tennessee - Titan, bulan terbesar Saturnus, adalah tempat yang aneh. Tidak seperti bulan lainnya, ia memiliki atmosfer yang padat. Ia memiliki sungai dan danau yang terdiri dari komponen gas alam, seperti etana dan metana. Ia juga memiliki bukit pasir yang ratusan meter tingginya, dengan lebar lebih dari satu mil dan panjang ratusan mil-meskipun data menunjukkan isinya hanya angin sepoi-sepoi.

Penelitian yang dipimpin oleh Devon Burr, seorang profesor di Departemen Ilmu Bumi dan Planet di Universitas Tennessee, Knoxville, menunjukkan bahwa angin di Titan bertiup lebih cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya untuk memindahkan pasir. Penemuan ini mungkin menjelaskan bagaimana bukit pasir Titan terbentuk. Temuan ini diterbitkan dalam edisi terbaru jurnal akademik Nature.

Satu dekade yang lalu, Burr dan ilmuwan lainnya dibuat kagum oleh gambar Titan dari pesawat ruang angkasa Cassini yang menunjukkan bukit pasir yang belum pernah dilihat sebelumnya. Bukit pasir itu dibuat oleh partikel yang sebelumnya tidak diketahui telah ada. (Baca: Ada Riak di Lautan Titan)

"Mengejutkan bahwa Titan memiliki partikel seukuran butir pasir. Kami masih tidak mengerti sumbernya dan bahwa Titan memiliki angin yang cukup kuat untuk memindahkan partikel itu,” kata Burr sebagaimana dikutip Sciencedaily, Senin, 8 Desember 2014. "Sebelum melihat gambar itu, kami pikir angin itu kemungkinan terlalu ringan untuk membuat perpindahan itu."

Misteri terbesarnya adalah bentuk bukit-bukit pasir. Data Cassini menunjukkan bahwa angin dominan yang membentuk bukit-bukit pasir bertiup dari timur ke barat. Namun, penampilan ramping dari bukit-bukit pasir di sekitar hambatan seperti gunung dan kawah menunjukkan bahwa mereka diciptakan oleh angin bergerak persis dari arah yang berlawanan.

Untuk menjawab teka-teki ini, Burr mendedikasikan waktu enam tahun untuk memperbaiki terowongan angin bertekanan tinggi NASA yang mati untuk menciptakan kondisi permukaan Titan. Dia dan timnya kemudian mengubah tekanan terowongan itu untuk mensimulasikan atmosfer, menyalakan kipas terowongan, dan mempelajari bagaimana pasir eksperimental berperilaku. Karena ketidakpastian akan sifat-sifat pasir di Titan, mereka menggunakan 23 varietas pasir yang berbeda di terowongan angin untuk menangkap perilaku pasir yang mungkin di Titan.

Setelah dua tahun mencoba berbagai model dan kalibrasi, tim menemukan bahwa angin minimum di Titan sekitar 50 persen lebih cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya untuk memindahkan pasir.

"Model kami mulai dengan model kecepatan angin sebelumnya tapi kami harus terus mengutak-atiknya agar sesuai dengan data terowongan angin," kata Burr. "Kami menemukan bahwa pergerakan pasir di permukaan Titan membutuhkan kecepatan angin yang lebih tinggi dari model-model yang disarankan sebelumnya."

Simak berita tekno lainnya di sini.

ERWIN Z | SCIENCEDAILY

Berita lain
Akhirnya Ical Mendukung Perpu Pilkada Langsung
Gubernur FPI Akhirnya Punya Kantor, Dimana?
Anakonda Telan Presenter TV, Asli atau Palsu?
Jokowi Tersingkir dari Tokoh Time 2014
Ini Isi Kesepakatan Koalisi Prabowo-Demokrat

Berita terkait

Dennis Tito Menjadi Turis Luar Angkasa Pertama 13 Tahun Lalu, Ini Profil Ahli Fisika Itu

7 hari lalu

Dennis Tito Menjadi Turis Luar Angkasa Pertama 13 Tahun Lalu, Ini Profil Ahli Fisika Itu

Ia terbang dengan pesawat Soyuz TM-32 bersama kosmonot Rusia ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ahli fisika rekayasa antariksa ini membayar US$ 20 juta.

Baca Selengkapnya

Ada Benda Jatuh dari Langit, Saksi: Sangat Panas dan Berasap

19 Juli 2017

Ada Benda Jatuh dari Langit, Saksi: Sangat Panas dan Berasap

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan meneliti benda logam berbentuk bulat yang jatuh dari langit.

Baca Selengkapnya

Ada Temuan Menarik dari Tabrakan Mikrometeoroid di Pesawat LRO

30 Mei 2017

Ada Temuan Menarik dari Tabrakan Mikrometeoroid di Pesawat LRO

NASA melaporkan mikrometeoroid menabrak Lunar Reconaissance
Orbiter (LRO) pada Oktober 2014 lalu

Baca Selengkapnya

Asteroid 2014 JO25 Melintas Dekat Bumi, Apa Dampaknya?

19 April 2017

Asteroid 2014 JO25 Melintas Dekat Bumi, Apa Dampaknya?

Asteroid 2014 JO25 melintas dengan jarak 1,8 juta kilometer dari
Bumi, Rabu.

Baca Selengkapnya

Misteri Bintang Tabby, Pemakan Planet atau Dikontrol Alien?

16 Januari 2017

Misteri Bintang Tabby, Pemakan Planet atau Dikontrol Alien?

Ilmuwan mempunyai dua penjelasan terkait misteri meredupnya
Tabby's Star.

Baca Selengkapnya

Asteroid Raksasa Melintas Dekat Bumi Nyaris Tak Terdeteksi

10 Januari 2017

Asteroid Raksasa Melintas Dekat Bumi Nyaris Tak Terdeteksi

Asteroid 2017 AG3 bergerak dengan kecepatan 16 kilometer per detik.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan: 2 Bintang Akan Bertabrakan pada 2022  

10 Januari 2017

Ilmuwan: 2 Bintang Akan Bertabrakan pada 2022  

Ilmuwan memprediksi dua bintang, sama-sama disebut KIC 9832227, akan bertabrakan dan meledak pada 2022.

Baca Selengkapnya

Diduga Meteor Jatuh Menimpa Dapur, Braak!!  

24 November 2016

Diduga Meteor Jatuh Menimpa Dapur, Braak!!  

Setelah dilihat, Wahab menemukan sebuah benda seukuran bola basket dalam kondisi berasap menembus atap dapur rumahnya.

Baca Selengkapnya

Astronom Temukan Obyek Terbulat di Alam Semesta

18 November 2016

Astronom Temukan Obyek Terbulat di Alam Semesta

Teleskop ruang angkasa milik NASA, Kepler, mengamati osilasi Kepler 11145123 secara terus-menerus selama lebih dari empat tahun.

Baca Selengkapnya

Heboh Supermoon: Mitos tentang Cinta & Kehamilan

15 November 2016

Heboh Supermoon: Mitos tentang Cinta & Kehamilan

Beberapa mitos atau cerita kuno mengaitkan gerhana bulan dengan hal romantis.

Baca Selengkapnya