Terungkap! Misteri Kehancuran Pulau Paskah

Reporter

Rabu, 28 Januari 2015 20:20 WIB

Menunggu terbitnya matahari sambil minum kopi di Anambas Resort, Pulau Siantan, Kepulauan Riau. Kepulauan Anambas merupakan tempat ditenggelamkan tiga kapal asing pencuri ikan di wilayah laut Indonesia. Tempo/Rully Kesuma

TEMPO.CO, California – Jauh sebelum bangsa Eropa tiba di Pulau Paskah pada 1722, budaya Polinesia asli yang dikenal sebagai Rapa Nui telah menunjukkan tanda-tanda penurunan demografi. Penyebab proses degradasi tersebut juga telah lama diperdebatkan.

Beberapa kalangan ilmuwan percaya bahwa degradasi demografi di Pulau Paskah terjadi karena revolusi politik kolonial Eropa. Di lain pihak, beberapa akademikus percaya masyarakat Polinesia terserang wabah penyakit. Mana yang benar?

Studi terbaru dari kelompok peneliti internasional yang dipimpin oleh ilmuwan dari University of California, Santa Barbara, mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Oliver Chadwick, pemimpin penelitian, mengatakan penelitian ini dimulai dari kerangka kronologis Pulau Paskah.

“Setelah melakukan penelusuran, kami percaya bahwa demografi Pulau Paskah hancur karena perilaku masyarakatnya sendiri,” kata Chadwick, pakar geografi dan studi lingkungan di UC Santa Barbara, seperti dikutip dari Sciencedaily, Rabu, 28 Januari 2015. Temuannya diterbitkan dalam jurnal Proceeding National Academy of Sciences.

Sebelum memulai penelusurannya, Chadwick mengira kehancuran di Pulau Paskah terjadi saat Eropa datang. Namun dia menemukan fakta lain di lapangan. “Ada beberapa komunitas yang meninggalkan pulau dan sejumlah kelompok lain tak menjaga lahan pertanian mereka.”

Chadwick menelusuri sejarah demografi Pulau Paskah ini bersama dua pakar lain. Yakni pakar arkeologi dari Virginia Commonwealth University, Christopher Stevenson; dan anggota Departemen Arkeologi University of California Davis, Cedric Puleston.

Ketiganya menelusuri beberapa lokasi pertanian yang juga digunakan penduduk untuk membangun tempat tinggal mereka. Penelitian ini difokuskan pada iklim, kandungan senyawa kimia tanah, dan penggunaan lahan yang ditentukan oleh analisis obsidian. Selain itu, tim peneliti ini mengukur jumlah air yang menembus permukaan obsidian dan menentukan umur lahan.

Menurut Chadwick, lokasi penelitian mencerminkan keanekaragaman lingkungan pulau yang memiliki luas 101.4 kilometer persegi itu. Pulau ini termasuk dalam daftar Kepulauan Hawaii Muda, yang pada 1200 sebelum Masehi dihuni oleh orang Polinesia.

Lokasi pertama berada di pantai, tepat di bawah bayang-bayang gunung api. Lokasi ini memiliki curah hujan rendah dan mengandung unsur hara tanah yang relatif tinggi. Lokasi kedua berada di gunung berapi, yang memiliki curah hujan tinggi tapi kandungan nutrisi pada tanahnya rendah. Lokasi ketiga ialah pantai yang berada di timur laut, yang memiliki curah hujan tinggi dan nutrisi tanah yang tinggi.

Kondisi ketiga lokasi tersebut, menurut Chadwick, menggambarkan kondisi Pulau Paskah sebelum bangsa Eropa datang. Tanah beberapa lokasi, kata dia, dapat menghasilkan makanan yang baik untuk dikonsumsi. Hanya, dia menjelaskan, masyarakat Polinesia di Paskah tak dapat mempertahankan hal tersebut.

SCIENCEDAILY | AMRI MAHBUB

Berita lainnya:
Selalu Bilang Next, Ceu Popong Tegur Menteri Anies
KPK Rontok, Giliran Yusuf PPATK 'Diteror' DPR
'Jokowi, Dengarkan Kesaksian Ratna Mutiara'
Kasihan Jokowi: KPK Habis, Polisi-Jaksa Disetir..

Berita terkait

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

20 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

39 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

40 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

44 hari lalu

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

44 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

45 hari lalu

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

4 Maret 2024

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya