Terkuak, Fosil Manusia Berumur 2,8 Juta Tahun  

Reporter

Jumat, 6 Maret 2015 14:45 WIB

Gambar evolusi manusia, perubahan manusia dari zaman prasejarah hingga zaman modern di Museum Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, 27 Desember 2014. Museum yang diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO ini memamerkan diorama manusia purbakala dan fosil yang ditemukan di Jawa. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Las Vegas - Lagi, sebuah fragmen fosil tulang rahang manusia tertua ditemukan di Ethiopia, Afrika. Tulang ini disinyalir sebagai spesies baru yang muncul setengah juta tahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.

Selama beberapa dekade terakhir, para arkeolog sedang mencari tanda-tanda fase awal manusia di Afrika, saat spesies manusia baru bergeser dari spesies Australopithecus. Sampai saat ini bukti fosil fase awal dari genus Homo yang ditemukan berumur 23 juta tahun. Sedangkan fragmen kerangka yang baru ditemukan berumur 2,8 juta tahun.

"Ada kesenjangan antara fosil yang baru ditemukan ini dengan fosil-fosil yang sebelumnya ada," kata pemimpin penelitian, Bria Villmoare, pakar paleoantropologi di University of Nevada, seperti dikutip dari Live Science. Dia menyatakan, fosil berumur 2,8 juta tahun ini sebagai genus berbeda dengan Homo. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Science edisi 4 Maret 2015.

Tim Chalachew Seyoum pada 2013 di situs Ledi-Geraru di wilayah Afar, Ethiopia. Lanskap wilayah tersebut berupa bukit dan banyak tikungan sungai, tempat yang disinyalir banyak mengandung endapan tulang. Tempat ditemukannya fosil juga merupakan "rumah" bagi Australopithecus afarensis, spesies kuno yang dianggap sebagai nenek moyang manusia. Fosil A. arafensis yang pernah ditemukan diberi nama Lucy.

Sedangkan fosil fragmen rahang kiri bawah dengan lima gigi yang baru ditemukan dilabeli dengan LD 350-1. Fosil ini berumur 200 ribu tahun lebih muda setelah Lucy, tapi memiliki kemiringan dagu yang hampir mirip dengan Lucy. Villamoare menduga fosil ini merupakan genus Homo baru. "Ini adalah campuran dari sifat-sifat primitif dari Australopithecus dengan beberapa sifat Homo," kata dia.

Para ilmuwan belum tahu apakah fosil ini akan dimasukkan ke dalam spesies baru atau masuk ke dalam spesies manusia punah Homo habilis. H. habilis merupakan genus manusia tertua yang pernah ada.

Penelitian sebelumnya menunjukkan, bahwa perubahan iklim global secara intensif pada 2,8 juta tahun lalu menyebabkan kekeringan di Afrika. Peristiwa ini yang menyebabkan evolusi dalam banyak garis keturunan manusia.

Meski begitu, anggota penelitian dari Arizona State University, Kaye Reed, belum mau menarik kesimpulan bahwa kekeringan yang bertanggungjawab atas kepunahan Homo habilis. "Kita harus mencari bukti lain di Ledi-Gegaru," ujarnya.

LIVESCIENCE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

19 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

38 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

39 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

43 hari lalu

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

43 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

44 hari lalu

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

4 Maret 2024

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya