Kusta Terungkap Lewat Kerangka Abad Pertengahan  

Reporter

Selasa, 26 Mei 2015 19:58 WIB

Penderita kusta. TEMPO/Mazmur A. Sembiring

TEMPO.CO, Essex - Sekelompok arkeolog internasional menemukan bukti yang menunjukkan penyebaran kusta di Inggris dan Skandinavia. Tim yang dipimpin arkeolog dari University of Leiden ini beranggotan para pakar arkeologi dari University of Southampton, University of Birmingham, University of Surrey, dan University of Swansea. Mereka memeriksa kerangka berusia 1.500 tahun yang digali dari Great Chesterford di Essex, Inggris, pada 1950.

Ke-20 kerangka yang diperiksa menunjukkan ciri khusus kusta, seperti penyempitan tulang kaki dan kerusakan pada sendi. Berdasarkan analisis morfologi, kerangka diperkirakan berasal dari Skandinavia selatan.

Untuk memperkuat bukti tersebut tim melakukan analisis deoxyribonucleic acid (DNA). Sonia Zakrzewski, anggota penelitian, mengatakan tes ini diperlukan karena tak semua kasus kusta dapat diidentifikasi dari perubahan kerangka. "DNA, sebagai penanda karakteristik, menjadi senjata penting untuk mengungkap penyakit yang menyerang Inggris pada abad 6 itu," ujarnya, seperti dikutip dari Science Daily edisi 13 Mei 2015.

Memang, menurut Zakrzewski, tak semua DNA berkualitas baik. Tapi, kondisi kerangka yang masih baik membuat DNA juga tidak rusak. "Masih bisa digunakan untuk mengidentifikasi strain kusta," kata Mike Taylor, pakar bioarkeologi dari Surrey.

Hasil analisis menunjukkan strain kusta dengan garis keturunan 3I. Strain ini sebelumnya pernah ditemukan di kuburan Abad Pertengahan di Skandinavia dan Inggris selatan. Hanya, kusta yang ada di kerangka Great Chesterford berasal dari periode yang lebih awal. "Sekitar abad 5 atau 6." Identifikasi molekul asam lemak (lipid) dari bakteri kusta hasil analisis DNA juga menunjukkan perbedaan dengan strain yang ada pada kemudian hari.

Isotop dari gigi kerangka menunjukkan kerangka tersebut bukan berasal dari Inggris, melainkan pernah hidup di sekitar Eropa Utara. Pemimpin penelitian, Sarah Inskip, menegaskan kasus kusta yang ditemukan bersama timnya ini merupakan kasus yang paling awal.

Inskip mengklaim, temuannya ini dapat membantu memahami penyebaran penyakit di masa lalu. "Juga evolusi strain kusta," ujarnya. Dia pun berencana untuk melakukan penelitian serupa dari tempat berbeda untuk membangun gambaran yang lebih lengkap mengenai asal-usul dan penyebaran kusta.

Meski kusta adalah penyakit tropis, tapi kenyataannya menjangkit Eropa pada Abad Pertengahan. Inskip berpendapat, migrasi manusia menjadi salah satu penyebab penyebaran. Tapi, memang sejarah awal penyebaran tersebut belum bisa terindentifikasi.

SCIENCE DAILY | AMRI MAHBUB

Berita terkait

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

23 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

42 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

43 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

47 hari lalu

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

47 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

48 hari lalu

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

4 Maret 2024

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya