Johnny (24) lahir sebagai seorang gadis kemudian berubah menjadi anak laki-laki saat berusia tujuh tahun di Salinas, Republik Dominika. www.telegraph.co.uk
TEMPO.CO, Salinas - Dalam segala hal, Johnny secara fisik dan biologis adalah laki-laki. Namun, yang mengejutkan dia tidak mengalami pertumbuhan penis sampai dia masuk masa pubertas.
Johnny adalah salah satu anak yang tinggal di Salinas, sebuah desa terpencil di Republik Dominika. Saat dilahirkan ke dunia, ia tampak seperti perempuan. Lalu berubah menjadi laki-laki di masa remaja mereka.
Bagi orang-orang yang tinggal di luar Salinas, kisah Johnny ini tampak luar biasa atau bahkan abnormal. Tapi di Salinas, kasus dari gadis-gadis kecil yang berubah menjadi anak laki-laki adalah hal yang begitu umum di desa itu. Anak-anak itu disebut 'guevedoces' - yang secara harfiah diterjemahkan sebagai 'alamat kelamin pria di (usia)12'.
Johnny, 24 tahun, awalnya bernama Felecitia. Sejak lahir dia dibesarkan sebagai seorang gadis. Dia berbicara kepada Dr Michael Mosley untuk seri baru BBC2. "Saya ingat, dulu saya mengenakan gaun merah kecil," katanya.
"Saya lahir di rumah bukan di rumah sakit. Mereka tidak tahu apa yang jenis kelamin saya," kata Johnny.
Jhonny mengatakan pergi ke sekolah dan biasa memakai rok. Meski hatinya merasa tidak pernah suka berpakaian seperti seorang gadis. "Ketika mereka membeli saya mainan anak perempuan saya tidak pernah terganggu bermain dengan mereka. Semua yang ingin saya lakukan adalah bermain dengan anak laki-laki," tutur Jhonny.
Selanjutnya, ada kelainan genetik yang langka menyebabkan...
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.