Suara Terompet Gegerkan Yogyakarta, Inikah Tanda Gempa Bumi?

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Selasa, 29 September 2015 06:56 WIB

Ilustrasi. allvoices.com

TEMPO.CO, Bandung - Suara mirip terompet dari langit yang pernah terdengar banyak orang di sejumlah negara, termasuk di Yogyakarta, diduga terkait kejadian gempa bumi besar. Kalangan ilmuwan menyebutkan bunyi-bunyian itu sebagai hum.

"Bunyi itu dimungkinkan jika diawali suatu kejadian gempa bumi besar," kata peneliti senior Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung, Eddy Hermawan, di kantornya, Bandung, Senin, 28 September 2015.

Pada Mei 2015 diberitakan warga di sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat mendengar bunyi seperti terompet dari langit. Menurut Eddy dan timnya, bunyi itu berasal dari gempa bumi besar di Nepal, 25 April 2015. "Di Yogyakarta setelah gempa 2006 juga ada laporan mirip hum," ujarnya.

Penjelasan adanya bunyi ebsar itu muncul setelah timnya mengkaji jurnal internasional yang mengangkat topik Earth Hum. Jurnal itu berasal dari Nature volume 431 dan Journal of Geophysics Research berjudul Seismically Observed Seiching in the Panama Cana, yang ditulis McNamara Cs.

Dari contoh beberapa kasus serupa, hum pernah dilaporkan terdengar sekitar 800 orang di Bristol, Inggris, pada 1970, yang umumnya terjadi di kawasan sekitar tepi pantai. "Serupa tapi tak sama barangkali bisa dibandingkan dengan suara mirip "hum" di Yogyakarta setelah gempa 2006," kata Edy.

Mekanisme munculnya bunyi tersebut, menurut Eddy, adalah hasil interaksi antara gelombang suara akustik, gelombang gravitasi, dan gelombang seismik yang terjadi secara simultan dan terus menerus.

Ketika terjadi gempa, di dalam bumi terjadi pergeseran dan ambrolnya bebatuan sehingga menimbulkan ketiga gelombang secara bersamaan. Gelombang itu mencari celah keluar. "Ada yang merambat ke dalam laut, ada juga yang langsung ke atas langit," ucap Edy.

Gabungan ketiga gelombang yang muncul dari perut bumi itulah yang kemudian bisa terdengar ke permukaan karena terpantul. Pada gelombang yang langsung ke langit, pemantulnya adalah lapisan inversi yang berada di ketinggian sekitar 3.000 meter.

Lapisan itu seperti atmosfer yang tak terlihat. Buktinya saat munculnya kasus kabut asap, asap itu tidak tembus ke atas lebih dari 3 kilometer. Sehingga suara mirip terompet di atmosfer bukan fenomena independen, kata Eddy, melainkan hasil interaksi atmosfer dengan bumi.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Gempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM

1 hari lalu

Gempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM

Badan Geologi ESDM membeberkan analisis tentang gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa M6,2 di Kabupaten Garut Rusak Sejumlah Bangunan

1 hari lalu

Gempa M6,2 di Kabupaten Garut Rusak Sejumlah Bangunan

Sedikitnya empat orang luka-luka akibat gempa yang terjadi pada Sabtu malam ini.

Baca Selengkapnya

Gempa Tektonik M5.2 di Laut Banda, Terasa Sampai Maluku Tenggara

1 hari lalu

Gempa Tektonik M5.2 di Laut Banda, Terasa Sampai Maluku Tenggara

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas intra-slab subduksi banda.

Baca Selengkapnya

Gempa M4,8 di Laut Guncang Banten dan Sekitarnya, Disusul Gempa M3,3

1 hari lalu

Gempa M4,8 di Laut Guncang Banten dan Sekitarnya, Disusul Gempa M3,3

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar bawah laut.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi Tektonik M4,2 Terdeteksi di Bawean, Intensitas Getarannya III-IV MMI

4 hari lalu

Gempa Bumi Tektonik M4,2 Terdeteksi di Bawean, Intensitas Getarannya III-IV MMI

BMKG mendeteksi gempa di Bawean, Jawa Timur, pada Rabu siang, 24 April 2024. Dipicu pergerakan sesar lokal

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

6 hari lalu

BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

Gempa dipicu oleh sesat aktif dasar laut.

Baca Selengkapnya

Gempa M4,9 di Laut Banda Mengguncang Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

7 hari lalu

Gempa M4,9 di Laut Banda Mengguncang Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam slab Lempeng Banda.

Baca Selengkapnya

Info Terkini Gempa Laut Selatan M4,9 Guncang Pangandaran Sampai Bantul

7 hari lalu

Info Terkini Gempa Laut Selatan M4,9 Guncang Pangandaran Sampai Bantul

Guncangan kuat terasa di daerah Ciamis dan Pangandaran, Jawa Barat, dengan skala intensitas gempa III MMI.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

7 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya