TEMPO.CO, Cupertino - Hampir setahun berlalu setelah Apple memperkenalkan konsep rumah pintar HomeKit. Konsep ini memungkinkan berbagai peralatan rumah tangga terhubung dengan Internet dan dioperasikan lewat iPhone. Rupanya, HomeKit belum juga populer dan dianggap memaksa. Mengapa demikian?
“Belum banyak peralatan rumah tangga yang memenuhi sertifikasi untuk terhubung dengan iPhone,” ujar Marcus Tempte, Chief Executive Officer Friday Labs, perusahaan yang bermitra dengan HomeKit, kepada situs Business Insider, Senin, 25 Mei 2015.
Menurut Tempte, diperlukan waktu yang sangat panjang agar semua peralatan bisa terhubung dengan iPhone. Sebab proses manufaktur hingga pemasangan peranti lunak pendukung sangat memakan waktu.
Dia menambahkan, komponen yang sudah dirakit pun belum tentu memenuhi standar. “Ini seperti berjudi. Tidak mungkin peralatan rumah tangga pintar bisa tersedia dalam waktu singkat,” kata Tempte.
Karena itu, dibutuhkan kecermatan untuk menciptakan produk agar sesuai dengan standar. Terlebih, koneksi dengan iPhone ditunjang secara nirkabel, baik lewat Internet maupun Bluetooth. Untuk menunjangnya, komponen yang paling berperan adalah chipset. Masalah muncul karena belum banyak produsen chip yang menyediakan chip bagi peralatan rumah tangga pintar.
Selanjutnya adalah faktor keamanan. HomeKit berambisi menghadirkan konsep rumah pintar super aman. Tapi kesalahan teknis dalam pengembangan enkripsi bisa berakibat fatal. “Perabot rumah tangga justru akan boros baterai atau mudah hang,” ucap Tempte.
Sulitnya mengembangkan HomeKit ternyata berhubungan dengan minimnya kebebasan yang diberikan Apple bagi pengembang. Raksasa teknologi Amerika Serikat ini mengendalikan proses perancangan teknis secara penuh.
Akibatnya, tidak banyak pengembang yang cocok bermitra dengan Apple. “Ini adalah tantangan terbesar dalam mengerjakan HomeKit,” ucap pengembang iOS yang melakukan uji coba terhadap HomeKit, David McGraw.
SATWIKA MOVEMENTI