Astronom Temukan Komet Pertama dari Luar Tata Surya

Reporter

Erwin Prima

Editor

Erwin Prima

Jumat, 27 Oktober 2017 06:00 WIB

Komet C/2017 K2 (PANSTARRS). (youtube.com)

TEMPO.CO, San Francisco - Para astronom menemukan sebuah komet antarbintang setelah melakukan pengamatan menggunakan teleskop PanSTARRS 1 di gunung berapi Haleakala. Komet yang ditemukan minggu lalu tersebut dipercayai sebagai komet pertama yang terdeteksi namun tidak mengorbit matahari.

Baca: Fenomena Langit Bulan Juni: 4 Komet Ini Sedang Bersinar

Komet yang dinamai C/2017 U1 muncul dari arah Konstalasi Lyra. Hasil pengamatan awal mengindikasikan komet tersebut memiliki kelengkungan yang lebih besar dari komet lainnya, mengingat komet tersebut berada di lintasan antarbintang.

Para astronom telah melacak komet sejak waktu yang lama, namun tidak ada satu pun komet yang mereka amati berasal dari luar sistem tata surya, baik Kuiper Belt ataupun Oort Cloud, tetangga terdekat tata surya.

Comet C/2017 U1 masuk hampir tegak lurus dengan bidang orbit tata surya dengan jarak 24 juta kilometer dari bumi, atau setara dengan setengah jarak bumi ke mars. Arah orbit yang menyimpang inilah yang menyebabkan para astronom percaya komet tersebut berasal dari sistem lain di luar tata surya.

Komet ini pertama kali ditemukan pada 18 Oktober lalu. Setelah melakukan pengamatan selama enam hari, ditemukan sebuah bintang yang diduga menjadi asal dari komet tersebut. Namun hingga saat ini perlu dilakukan sebuah pengamatan lebih lanjut untuk memastikannya.

“Pengamatan lebih lanjut terhadap objek ini sangat diharapkan,” tulis tim peneliti dalam webiste resmi mereka. “Kecuali terdapat masalah serius dengan pengukuran letak dan jaraknya, orbit hiperbolik yang sangat kuat adalah satu-satunya jawaban. Jika observasi lebih lanjut menunjukkan tanda–tanda tidak biasa dari orbit tersebut, komet ini mungkin menjadi kasus komet antarbintang yang sudah jelas untuk pertama kalinya.”

Advertising
Advertising

Pada umumnya, panas matahari akan memusnahkan sebuah komet yang mendekatinya. Namun menurut Sky & Teloscope, C/2017 U1 mampu melewati matahari karena bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, yaitu sekitar 26 kilometer per detik. Dengan kecepatan tersebut komet dapat menempuh perjalanan 150 tahun cahaya selama 10 juta tahun meluncur melewati ruang hampa.

Baca: Pertama Kali Ditemukan, Komet Tak Berekor

Bill Gray, seorang ahli dinamika, memperkirakan komet tersebut berdiameter sekitar 160 meter. Perkiraan tersebut merupakan hasil perhitungan berdasarkan tingkat kecerahan komet yang mampu terlihat.

POPULAR MECHANICS l KISTIN SEPTIYANI

Berita terkait

Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

1 hari lalu

Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

Puncak hujan meteor adalah meteornya ini bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley

Baca Selengkapnya

Mengenal Hujan Meteor dan 5 Jenis Meteorid

1 hari lalu

Mengenal Hujan Meteor dan 5 Jenis Meteorid

Dua hari lalu terjadi hujan meteor yang bisa dilihat di langit dari Indonesia, Meteor dan Meteorid ternyata berbeda, begini selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Astronom BRIN Jelaskan Kemunculan Komet Setan Menjelang Lebaran

37 hari lalu

Astronom BRIN Jelaskan Kemunculan Komet Setan Menjelang Lebaran

Komet 12P/Pons-Brooks diperkirakan muncul bersamaan dengan peristiwa gerhana matahari total pada 8 April 2024. Mengapa disebut komet setan?

Baca Selengkapnya

Komet Halley Memulai Perjalanan 38 Tahun Kembali Menuju Bumi

10 Desember 2023

Komet Halley Memulai Perjalanan 38 Tahun Kembali Menuju Bumi

Pertunjukan utama Komet Halley dimulai di langit pagi pertengahan bulan Juni.

Baca Selengkapnya

Kisah Penemuan Komet Baru C/2023 P1 oleh Astronom Amatir Jepang

6 September 2023

Kisah Penemuan Komet Baru C/2023 P1 oleh Astronom Amatir Jepang

Seorang astronom amatir Jepang yaitu Hideo Nishimura baru-baru ini menemukan komet yang dinamakan C/2023 P1 (Nishimura).

Baca Selengkapnya

Penampakan Komet Temuan Baru Dekat Ufuk Timur 1-6 September

2 September 2023

Penampakan Komet Temuan Baru Dekat Ufuk Timur 1-6 September

Komet yang kini dinamakan C/2023 P1 (Nishimura) itu tergolong baru.

Baca Selengkapnya

Komet Hijau dan Hujan Meteor Alpha Centaurid Warnai Fenomena Astronomi Februari

1 Februari 2023

Komet Hijau dan Hujan Meteor Alpha Centaurid Warnai Fenomena Astronomi Februari

Komet bisa diamati hingga akhir Februari.

Baca Selengkapnya

ITERA Lampung Berhasil Abadikan Komet Langka C/2022 E3 (ZTF)

18 Januari 2023

ITERA Lampung Berhasil Abadikan Komet Langka C/2022 E3 (ZTF)

Pusat Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) berhasil mengabadikan komet langka tersebut pada hari Senin, 16 Januari 2023.

Baca Selengkapnya

Setelah 50.000 Tahun, Komet Langka C/2022 E3 (ZTF) Melintas Dekat Bumi Februari

17 Januari 2023

Setelah 50.000 Tahun, Komet Langka C/2022 E3 (ZTF) Melintas Dekat Bumi Februari

Komet berwarna biru dan hijau terang, serta emas pada bagian ekornya itu diperkirakan mendekati bumi terakhir kali saat Neanderthal menjelajahi Bumi.

Baca Selengkapnya

Setelah 50.000 Tahun, Komet C/2022 E3 Kembali Mendekati Bumi, Bisa Diamati Kamis

10 Januari 2023

Setelah 50.000 Tahun, Komet C/2022 E3 Kembali Mendekati Bumi, Bisa Diamati Kamis

Komet, yang diberi nama C/2022 E3 (ZTF), akan mencapai jarak sekitar 160 juta kilometer dari Matahari.

Baca Selengkapnya