Perlambatan Rotasi Bumi Bakal Picu Banyak Gempa Bumi Tahun Depan

Reporter

Erwin Prima

Editor

Erwin Prima

Selasa, 21 November 2017 13:32 WIB

Ilustrasi gempa bumi. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, San Francisco -Sebuah perlambatan dalam rotasi Bumi yang terjadi tahun depan diperkirakan dapat memicu lebih banyak gempa bumi daripada biasanya.

Roger Bilham, seorang ahli geofisika di Universitas Colorado Boulder, dan rekannya, Rebecca Bendick, seorang ahli geofisika di University of Montana di Missoula, melihat sejarah gempa berkekuatan 7 atau lebih besar sejak 1900.

Baca: Ilmuwan Temukan Cairan Pembentuk Kehidupan Awal di Bumi

Rata-rata, ada sekitar 15 gempa besar per tahun sejak tahun 1900. Namun, pada periode tertentu, planet ini mengalami antara 25 dan 35 gempa bumi lebih besar bermagnitude 7 dalam setahun.

Ketika tim melihat lebih dekat, mereka menemukan periode tersebut bertepatan dengan saat bumi berputar lebih lambat, yang berarti hari-hari semakin lama.

Perubahan kecepatan rotasi bumi dapat disebabkan oleh pola cuaca seperti El Nino, arus laut dan arus di inti cair planet ini. “Ketika cairan semakin cepat, Bumi yang padat harus melambat,” kata Bilham, Senin, 20 November 2017.

Advertising
Advertising

“Karena NASA melacak panjang hari hingga ke mikrodetik, pelambatan dalam rotasi Bumi dapat diperkirakan lima tahun sebelumnya,” kata Bilham.

Berdasarkan data tersebut, Bumi memasuki periode rotasi lambat yang berkepanjangan. Akibatnya, tahun depan kita bisa melihat lebih banyak gempa, jika data masa lalu menjadi indikasi. “Jika tahun rata-rata bisa mengalami sekitar 15 gempa berkekuatan 7 atau lebih, empat tahun ke depan bisa terjadi sekitar 20 gempa dengan ukuran itu,” kata Bilham.

"Kami tidak memiliki informasi mengenai di mana gempa ini akan terjadi, kecuali bahwa mereka akan terjadi di batas lempeng dunia," kata Bilham.

"Ini efek yang sangat menarik," kata Amos Nur, seorang ahli geofisika di Stanford University di California, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut. "Meskipun laju rotasi berubah begitu kecil, ukuran massa [bumi] dan inersia begitu besar, Anda tidak memerlukan perubahan rotasi yang besar untuk mengalami perubahan tekanan."

"Ilmuwan masih memiliki pemahaman yang buruk tentang apa yang memicu gempa bumi, dan tidak memiliki cara untuk memprediksi gempa bumi, jadi tidak mungkin untuk secara definitif menghubungkan gempa yang ada dengan rotasi bumi," kata Nur. "Meski begitu, ada beberapa cara untuk memvalidasi ide dasar peneliti," kata Nur.

Baca: Ilmuwan Sebut Kehidupan di Bumi Bermula dari Meteorit

"Langkah selanjutnya adalah kembali dan mencoba memodelkan apa yang terjadi pada tekanan di dalam Bumi ketika rotasinya berubah," ujar Nur kepada Live Science.

ERWIN Z | HARMANI | LIVE SCIENCE

Berita terkait

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

2 jam lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

11 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

2 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

3 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

4 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

4 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

4 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

4 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

4 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

5 hari lalu

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

Sebanyak 267 rumah warga terdampak gempa yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya