BPPT Tingkatkan Kemampuan Baruna Jaya I Jadi Kapal Survei Khusus

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Senin, 27 November 2017 08:21 WIB

Berharap pada Baruna Jaya

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meningkatkan kemampuan Kapal Riset Baruna Jaya I menjadi kapal survei khusus untuk hidro-oseanografi dan suvei bathymetri laut dangkal hingga laut dalam.

Baca: BPPT Kerahkan Baruna Jaya untuk Riset Palapa Ring Timur

Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Muhammad Ilyas dalam keterangan tertulis, Minggu, 26 November 2017, mengatakan revitalisasi peralatan survei kelautan Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I dimulai dengan mengganti "Multibeam Echosounder (MBES) Deep Sea" untuk survei pemetaan laut dalam yang lebih baik.

"Alat ini juga dilengkapi dengan beberapa sensor pendukung antara lain system positioning atau DGPS, sensor gerak, sensor kecepatan suara di permukaan air, sensor profiler kecepatan suara, beserta sistem akuisisi dan processing (pengolahan) data MBES," paparnya.

Kapal Riset yang beroperasi sejak 1989 ini, menurut dia, juga akan menjalani "Sea Acceptance Test" (SAT) atau lebih dikenal dengan sebutan uji coba laut untuk menguji kelayakan multibeam echosounder di laut. Multibeam merupakan alat untuk menentukan profil permukaan dasar laut dan kedalaman air dengan cakupan area dasar laut yang luas.

Advertising
Advertising

Penggunaan alat ini, lanjutnya, diharapkan dapat membantu Badan Informasi Geospasial (BIG) dalam melengkapi peta lingkungan laut nasional terutama di laut dalam.

Selain itu, dengan proyek Pembangunan Konektivitas Palapa Ring Timur, Baruna Jaya I dengan peralatan baru tersebut diharapkan dapat berkontribusi penuh dalam penelitian dan penentuan jalur kabel bawah laut. Selain juga dapat digunakan untuk pemetaan jalur kapal di pelabuhan, studi geodinamik, migas.

"Multibeam echosounder yang dimiliki kapal Baruna Jaya I menjangkau kedalaman kurang lebih dari 11.000 meter yang mana belum ada kapal-kapal riset di Indonesia yang memiliki kemampuan pemetaan dasar laut dari kedalaman dangkal 20 meter hingga kedalaman tersebut," lanjutnya.

BPPT melakukan kerja sama dengan galangan kapal PT Samudera Marine Indonesia (SMI) dan Teledyne Technologies dari Denmark sebagai penyedia teknologi multibeam echosounder ini. Pemasangan berlangsung selama tiga minggu sejak 1 hingga 23 November 2017.

Kapal yang digunakan BPPT untuk membantu operasi SAR menemukan bangkai pesawat Air Asia QZ 8501 pada 2014-2015 ini menjalani uji laut leg pertama selama sembilan hari pada 25 sampai dengan 29 November 2017 dipimpin langsung Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT, untuk menguji alat multibeam echosounder.

Baca: Mencari Bodi AirAsia, Ini Temuan Baruna Jaya I

Sedangkan pengujian tahap kedua kapal Baruna Jaya I ini akan dilakukan pada 30 November hingga 3 Desember 2017 untuk pengujian pemanfaatan kegiatan ilmiah yakni mendeteksi adanya patahan di sekitar selatan Pulau Jawa.

ANTARA

Berita terkait

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

52 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Jalan Panjang LIPI Menjadi BRIN, Berikut Tugas dan Fungsinya

24 Agustus 2023

Jalan Panjang LIPI Menjadi BRIN, Berikut Tugas dan Fungsinya

LIPI didirikan 56 tahun lalu, pada 6 September 2021 diubah menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Apakah tugas dan fungsinya tetap sama?

Baca Selengkapnya

Ditemukan, Gunung Bawah Laut Setinggi 2.200 Meter di Selatan Pacitan

13 Februari 2023

Ditemukan, Gunung Bawah Laut Setinggi 2.200 Meter di Selatan Pacitan

Temuan gunung bawah laut itu merupakan salah satu obyek yang diidentifikasi dari Survei Landas Kontinen Ekstensi pada 2022.

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Merah Putih Makassar-Pare-pare Beroperasi 2023, Ini Spesifikasinya

8 Januari 2023

Kereta Cepat Merah Putih Makassar-Pare-pare Beroperasi 2023, Ini Spesifikasinya

Rencana pengoperasian kereta cepat Merah Putih di Sulawesi itu pada akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Tahun Depan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Beroperasi Penuh, Apa Itu SPBE?

13 Oktober 2022

Tahun Depan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Beroperasi Penuh, Apa Itu SPBE?

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dirancang mewujudkan pemerintahan yang efektif. Ini revolusi sistem birokasi menjadi serba digital?

Baca Selengkapnya

Dapat Tunjangan Nyaris Rp 50 Juta, Ini Tanggapan Kepala BRIN

27 Agustus 2022

Dapat Tunjangan Nyaris Rp 50 Juta, Ini Tanggapan Kepala BRIN

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, Laksana Tri Handoko menanggapi peraturan baru yang soal tunjangannya yang hampir mencapai Rp 50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

55 Tahun LIPI, Sejarah Panjang Hingga Lebur dalam BRIN

23 Agustus 2022

55 Tahun LIPI, Sejarah Panjang Hingga Lebur dalam BRIN

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) hari ini 55 tahun, begini sejarah panjangnya hingga dilebur dalam BRIN.

Baca Selengkapnya

BRIN Batalkan Renovasi Ruang Kerja Dewan Pengarah

18 Juli 2022

BRIN Batalkan Renovasi Ruang Kerja Dewan Pengarah

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan bahwa renovasi bertujuan mengubah ruangan yang ada sebelumnya menjadi ruang rapat dan ruang kerja.

Baca Selengkapnya

Alasan BRIN Renovasi Ruang Kerja Dewan Pengarah Rp6 Miliar: Mereka Sudah Sepuh

18 Juli 2022

Alasan BRIN Renovasi Ruang Kerja Dewan Pengarah Rp6 Miliar: Mereka Sudah Sepuh

Ruangan yang selama ini hanya digunakan satu orang, kini disekat menjadi 10 sesuai jumlah anggota Dewan Pengarah BRIN.

Baca Selengkapnya

BRIN: Kamar Tidur Megawati Soekarnoputri Bukan Fasilitas Baru, Bekas Ruangan Kepala BPPT

18 Juli 2022

BRIN: Kamar Tidur Megawati Soekarnoputri Bukan Fasilitas Baru, Bekas Ruangan Kepala BPPT

Kamar tidur Megawati Soekarnoputri di kantor BRIN disebut sudah ada sejak dulu.

Baca Selengkapnya