Fosil Burung 127 Juta Tahun Ungkap Evolusi Unggas

Selasa, 6 Maret 2018 12:01 WIB

Ilustrasi fosil bayi burung prasejarah berusia 127 juta tahun. Kredit: Raul Martin/Daily Mail

TEMPO.CO, Manchester - Temuan fosil bayi burung prasejarah berusia 127 juta tahun diklaim dapat membantu ilmuwan memahami evolusi unggas, sebagaimana dilaporkan Daily Mail, Senin, 5 Maret 2018.

Baca: Ilmuwan Temukan Fosil Laba-laba Berekor di Myanmar

Luis Chiappe dari Los Angeles Museum of Natural History mengatakan penemuan baru ini memungkinkan peneliti mengintip dunia burung purba yang hidup di zaman dinosaurus.

“Sungguh menakjubkan menyadari betapa banyak elemen yang kita lihat di antara unggas yang telah berkembang lebih dari 100 juta tahun yang lalu,” kata Chiappe.

Burung tersebut termasuk keluarga Enantiornithes, yang memiliki gigi, juga memiliki cakar di masing-masing sayapnya, tapi tetap terlihat seperti burung pada umumnya. Burung tersebut kemungkinan mati tak lama setelah menetas.

Kerangka burung mungil tersebut memberikan kesempatan unik bagi para ilmuwan mempelajari struktur tulangnya. Hal itu juga bisa digunakan untuk memahami bagaimana burung memasuki zaman dinosaurus.

Advertising
Advertising

Peneliti menemukan sternum bayi burung itu sebagian besar terbuat dari tulang rawan, sehingga berarti spesies tersebut tidak dapat terbang di usia dini, yang membuat rentan serta bergantung pada induknya.

Berdasarkan hasil penelitian, tulang tersebut menggambarkan strategi pertumbuhan burung purba lebih beragam dibanding yang diperkirakan sebelumnya. Terdiri atas kerangka yang hampir lengkap, spesimen tersebut dianalisis oleh peneliti dari beberapa negara, seperti Inggris, Spanyol dan Amerika Serikat.

“Kami menemukan sternum bayi burung itu sebagian besar tulang rawan yang belum dilapisi tulang keras,” ujar peneliti dari ARAID-Dinopolis dan University of Manchester, Fabien Knoll.

Karena itu, kata Knoll, tidak mungkin burung itu bisa terbang, karena sebagian sternum-nya dan otot sayapnya masih lemah. Menurut dia, bayi burung itu memiliki lebih dari 10 vetebra bebas di ekornya, lebih dari yang pernah tercatat di burung Mesozoik.

Baca: Fosil Berusia 205 Juta Tahun Ini Dinyatakan Sebagai Reptil Baru

Fosil tersebut ditemukan di situs paleontologist terkenal bernama Las Hoyas di Spanyol tengah, yang berasal dari zaman kapur awal sekitar 127 juta tahun yang lalu. “Ini menunjukkan bahwa pada spesies tertentu, perkembangan tulang setelah menetas sebagian besar tidak lengkap,” kata Knoll.

DAILY MAIL

Berita terkait

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

11 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

13 hari lalu

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

Berikut ini deretan hewan terkecil di dunia, mulai dari spesies ikan, katak, kura-kura, kelinci, tikus, hingga ular.

Baca Selengkapnya

Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

26 hari lalu

Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

Forest and Wildlife, Muhammad Ali Imron, mengatakan bisa menyebabkan kematian burung, terutama ketika si penerima tidak menghendaki parcel lovebird.

Baca Selengkapnya

Marak Lovebird Jadi Parcel Lebaran, Davina Veronica: Merampas Hak Hidup dan Kebebasan Hewan

27 hari lalu

Marak Lovebird Jadi Parcel Lebaran, Davina Veronica: Merampas Hak Hidup dan Kebebasan Hewan

Ada tren menjadikan burung seperti lovebird sebagai parcel atau kado. Davina Veronica menganggap sebagai perampasan hak hidup hewan.

Baca Selengkapnya

Sepasang Lovebird Jadi Hampers Lebaran, Davina Veronica: Stop Burung sebagai Hadiah Kado dan Parcel

29 hari lalu

Sepasang Lovebird Jadi Hampers Lebaran, Davina Veronica: Stop Burung sebagai Hadiah Kado dan Parcel

Hampers lebaran tidak lagi hanya berupa kue-kue lebaran atau kaleng biskuit, tapi juga sepasang lovebird. Bentuk kejahatan terhadap binatang.

Baca Selengkapnya

Spesies Burung di Indonesia Bertambah Tahun Ini, Mengubah Status Keterancaman

36 hari lalu

Spesies Burung di Indonesia Bertambah Tahun Ini, Mengubah Status Keterancaman

Bagaimana jumlah spesies burung di Indonesia bisa bertambah pada tahun ini? Simak penjelasan Burung Indonesia.

Baca Selengkapnya

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

57 hari lalu

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?

Baca Selengkapnya

Risiko Kerusakan Habitat Burung Endemik di Sulawesi dan Maluku

7 Februari 2024

Risiko Kerusakan Habitat Burung Endemik di Sulawesi dan Maluku

Sulawesi dan Maluku termasuk lokasi penambangan nikel yang paling berpotensi mengusik habitat burung endemik.

Baca Selengkapnya

Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Temukan Fosil Gastropoda dan Pelecypoda

1 Februari 2024

Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Temukan Fosil Gastropoda dan Pelecypoda

Penemuan fosil tersebut menjadi bekal untuk akademisi dalam melakukan penelitian lanjutan terkait keberadaan fosil satwa purba di Pangandaran.

Baca Selengkapnya

Kala Burung Endemik Indonesia Terancam Pembukaan Tambang

30 Januari 2024

Kala Burung Endemik Indonesia Terancam Pembukaan Tambang

Burung termasuk hewan endemik di Indonesia yang habitatnya berpotensi terganggu oleh pembukaan lahan tambang.

Baca Selengkapnya