Ilmuwan Bikin Embrio Tanpa Gunakan Sel Telur atau Sperma

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Minggu, 6 Mei 2018 08:01 WIB

Embrio tikus buatan setelah 48 jam (kanan) and 96 jam (kiri). Kredit: University of Cambridge/Gizmodo

TEMPO.CO, Amsterdam - Ilmuwan dari Universitas Maastricht, Belanda, memperkenalkan terobosan baru di dunia biologi. Mereka menemukan cara mengembangkan embrio dengan menggunakan sel induk, yang tidak memerlukan sperma atau sel telur.

Baca: Ilmuwan Bakal Bikin Pil KB Pria Tanpa Efek Samping

Riset ini dipercaya dapat membukakan pintu untuk membuat embrio identik, yang dapat ditanam kembali untuk membuat sel induk lainnya.

Dilansir dari Daily Mail metode ini dapat berguna dalam penelitian di bidang medis. Penemuan ini pun dianggap dapat memberikan solusi bagi kemandulan, ketika embrio gagal tertanam dalam rahim.

“Riset yang kami lakukan dapat membantu memahami bagaimana perkembangan awal embrio, dan memantau perkembangannya agar tetap sehat,” kata Dr. Nicolas Rivron yang memimpin tim riset.

Sel induk di tubuh orang dewasa adalah sel yang bekerja sebagai pelindung dari jaringan-jaringan, seperti darah, kulit, dan usus yang menjalani perputaran terus-menerus. Sel induk juga berguna saat membuat otot-otot baru, jika dibutuhkan.

Advertising
Advertising

Menggunakan dua sel induk yang berbeda dari tikus, tim periset ini dapat menumbuhkan tahapan awal dari embrio dalam sebuah ‘piring’. Saat kedua sel induk itu menyatu, mereka dapat berkembang dan masuk pada tahap awal pembentukan embrio sebelum ditanam dalam rahim. Tahap ini disebut sebagai blastocyst, berbentuk semacam bola yang terdiri dari sel-sel.

Saat ditanam dalam rahim, sel ini bereaksi layaknya embrio normal berusia tiga setengah hari, tetapi gagal tertanam secara baik.

Para peneliti mengatakan teknik ini dapat digunakan pada tikus. Dalam waktu tiga tahun, tanpa adanya sperma dan sel telur tikus dapat lahir. Tapi mereka memperingatkan apabila teknik ini digunakan pada manusia, hal itu dapat berujung pada praktik kloning.

“Saya tidak mau menggunakan blastocysts ini untuk tujuan reproduksi manusia. Karena metode ini dapat membuat cloning dari seseorang yang sudah hidup, maka masih harus diperdebatkan secara etik, tutur Nicolas. “Mengkloning manusia itu betul-betul terlarang.”

Menurut para ahli, untuk mengaplikasikan teknik ini pada manusia, setidaknya butuh waktu dua decade untuk menyempurnakan metode ini untuk melahirkan manusia.

Professor Robin Lovell-Badge dari Francis Crick Institute mengatakan ia merasa lega bahwa metode yang dapat memproduksi manusia secara genetis lewat embrio belum mungkin dilakukan. Menurutnya bila metode itu bisa dilakukan pun, pasti akan menjadi sesuatu yang ilegal.

Simak artikel lain tentang temuan ilmuwan di kanal Tekno tempo.co.

DAILY MAIL | MIRROR | FIKRI ARIGI | KHORY A.

Berita terkait

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

5 hari lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

20 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya

Bahaya Mikroplastik Bagi Manusia, Sebabkan Radang Paru-paru hingga Turunkan Kualitas Sperma

16 Februari 2024

Bahaya Mikroplastik Bagi Manusia, Sebabkan Radang Paru-paru hingga Turunkan Kualitas Sperma

Apa saja bahaya dari mikroplastik yang tanpa kita sadari masuk ke dalam tubuh dari lingkungan sekitar?

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

10 Februari 2024

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?

Baca Selengkapnya

Kasus Infertilitas Banyak di Daerah Maju, Ginekolog Beri Saran Pengobatan

28 Januari 2024

Kasus Infertilitas Banyak di Daerah Maju, Ginekolog Beri Saran Pengobatan

Ade berbagai penyebab infertilitas yang banyak terjadi di daerah maju. Ginekolog memberi penjelasan dan ragam pengobatan.

Baca Selengkapnya

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.

Baca Selengkapnya

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

14 Januari 2024

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

Para ilmuwan menyatakan 'mumi alien' di Peru sebenarnya adalah boneka yang terbuat dari tulang Bumi.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

12 Januari 2024

Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

Para ilmuwan menyimpulkan fosil New Mexico adalah spesies Tyrannosaurus baru.

Baca Selengkapnya

Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

10 Januari 2024

Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

Rata-rata pada tahun 2023 suhu bumi lebih panas 1,48 derajat Celcius dibandingkan periode pra-industri pada tahun 1850-1900.

Baca Selengkapnya