Gua di Aceh Ini Simpan Bukti Tsunami Purba

Selasa, 29 Mei 2018 07:05 WIB

Peringatan enam tahun bencana tsunami Aceh di Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. ANTARA/Ampelsa

TEMPO.CO, Aceh Besar – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menginisiasi pelestarian gua yang menyimpan bukti tsunami purba di Aceh. Gua yang terletak di Meunasah Lhok, Kabupaten Aceh Besar, dikenal oleh warga setempat dengan nama Gua Ek Lentie. Keberadaan gua tersebut pernah ditulis majalah Tempo dalam laporan khusus 10 tahun tsunami.

Rapat membahas agenda pelestarian gua purba itu berlagsung di Aula kantor BPBA, Senin 28 Mei 2018. Rapat ini dihadiri sekitar 50 orang ini berasal dari lintas sektor antara lain dinas Asisten II Pemda Aceh Besar, Dinas ESDM Aceh, BMKG, TDMRC, BPBD Aceh Besar, BPN, forum PRB, RAPI, Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh dan awak media.

Kepala pelaksana BPBA Teuku Ahmad Dadek mengatakan, penemuan gua endapan tsunami di Meunasah Lhok, merupakan penemuan penting untuk memperkaya kajian tsunami. Menurut dia, Aceh menjadi tempat paling bagus untuk pembelajaran tsunami, dan menjadi laboratorium untuk memperkuat pencegahan dan kesiapsiagaan bencana di masyarakat, sehingga penemuan ini perlu didorong dalam pelestariannya.

"BPBA akan menganggarkan dana untuk mendorong ini di RKA 2019," ujar Dadek.

Baca juga: Heboh Tsunami Pandeglang, Bagaimana Faktanya?

Advertising
Advertising

Ahmad Dadek menambahkan BPBA juga telah menginisiasi agar gua purba tsunami ini bisa menjadi situs sejarah tsunami. Dengan menyurati Sekda Aceh Besar dan memberikan telaah kepada Gubernur untuk menginstruksikan kepada Pemda Aceh Besar untuk segera membereskan kepemilikan lahan di sekitar gua. "Kami memberikan telaah kepada Setda Aceh Besar agar mengeluarkan SK penetapan kawasan dan melalukan pembebasan tanah."

Ahmad Dadek juga berharap agar nantinya gua tsunami purba selain dijadikan tempat pendidikan juga menjadi lokasi kunjungan wisata tsunami. "Akan kita wujudkan Geopark untuk pelestarian gua ini," katanya. Namun yang paling penting lagi adalah membangkitkan kesiapsiagaan di masyarakat untuk mengurangi korban jiwa.

Nazli Ismail dari TDMRC Universitas Syiah Kuala memaparkan hasil penelitian lembaganya mengenai gua tsunami purba tersebut. Dia mengatakan telah melakukan penggalian untuk melihat sejarah tsunami mulai dari 7.400 tahun lalu, hingga kejadian tahun 2004. Di mana terdapat endapan-endapan tanah yang berasal dari gelombang tsunami dan kotoran kelelawar yang hidup di gua.

Di akhir paparan Nazli berharap agar gua ini dijadikan tempat wisata dan dibangun tugu situs sejarah. “Tidak ada salahnya juga di sini dibangun tugu patahan sumatera di patahan Lamtamot," ujar peneliti kebencanaan tersebut.

Baca juga: Siap-siap Menghadapi Tsunami Data

Simak artikel menarik lainnya tentang tsunami hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

3 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

3 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

3 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

4 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

5 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

5 hari lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

6 hari lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

6 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

11 hari lalu

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.

Baca Selengkapnya

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

15 hari lalu

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya