Pakar Lapan: Kondisi Atmosfer Sebabkan Embun Es di Indonesia

Selasa, 10 Juli 2018 08:00 WIB

Pemandangan embun menjadi es di perkebunan di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, Jumat pagi, 6 Juli 2018. Dieng, dataran tinggi: 2.000 mdpl.

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena embun es atau embun beku di sejumlah daerah di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi atmosfer. "Atmosfer tanpa awan, sangat kering, dan angin yang tenang pada malam hari jadi faktor penyebab embun beku atau es," kata peneliti di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Bandung, Erma Yulihastin, Senin, 9 Juli 2018.

Pada awal Juli ini, yang masuk musim kemarau, muncul fenomena embun es di Indonesia. Selain di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah, pendaki dan relawan Gunung Gede Pangrango melaporkan fenomena serupa di Alun-alun Suryakencana Gunung Gede. Waktu kejadian di dua tempat itu dilaporkan antara 4-7 Juli 2018.

Menurut peneliti Sains Atmosfer (Klimatologi) itu, embun beku adalah uap air atau gas yang berubah wujud menjadi padat (solid). Bentuknya menjadi kristal es yang menempel di atas dedaunan atau pepohonan.

Baca juga: Heboh Fenomena Embun Es, Begini Penjelasan BMKG

Penyebab pertama, kata Erma, terjadi karena kondisi di atmosfer yang bersifat advektif. Hal ini biasanya terjadi pada massa udara dingin bergerak bersama angin kencang yang keluar dari lapisan awan yang tebal.

Advertising
Advertising

Kedua, frost yang terjadi karena pengaruh radiasi. Kondisi ini menurutnya umum terjadi terutama di negara-negara lintang menengah yang mengalami empat musim.
"Frost ini dapat mudah terbentuk apabila kondisi malam hari sebelumnya langit bersih dari awan (clear sky) dan tenang, serta tidak ada angin (calm)," katanya.

Kondisi seperti itu dapat memicu terbentuknya lapisan inversi, yaitu lapisan dengan suhu hangat yang berperan memerangkap lapisan udara dingin yang ada di permukaan sehingga udara dingin dapat bertahan lebih lama.

Selain itu, frost atau embun beku ini memiliki prasyarat agar dapat terjadi yaitu suhu di permukaan tanah harus lebih rendah dari temperatur titik beku yaitu nol derajat Celcius.

Berdasarkan pengamatan terhadap data satelit Himawari dan model prediksi yang dikembangkan oleh LAPAN (Sadewa LAPAN) pada 6 dan 7 Juli 2018, terdapat kondisi ekstrem kering di atmosfer yang terjadi secara merata di seluruh Jawa. Hal itu ditunjukkan melalui data total kolom uap air di atmosfer.

Massa udara kering dan suhu mengalami penurunan yang terjadi di atas Jawa selama dua hari tersebut dipengaruhi oleh pusat tekanan tinggi yang terbentuk di Australia dan konturnya berada persis di selatan Jawa.

Selain itu, kondisi liputan awan di atas Indonesia juga menunjukkan bahwa selama dua hari tersebut, tidak ada awan di sebagian besar wilayah Indonesia karena pengaruh keberadaan Badai Maria di timur Filipina.

Dari kondisi itu, Erma menyimpulkan embun es yang terjadi di Dieng maupun Gunung Gede karena faktor pengaruh radiasi akibat temperatur titik embun yang sangat rendah (kurang dari nol derajat Celcius). Juga atmosfer tanpa awan, angin yang tenang pada malam hari, dan atmosfer yang sangat kering.

Embun es tidak selalu terjadi seterusnya selama musim kemarau. "Namun menjadi bagian dari suatu anomali cuaca yang terbentuk karena efek variasi musim dingin di Australia yang didukung oleh kondisi atmosfer di wilayah Indonesia," ujarnya.

Berita terkait

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

2 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

3 hari lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

3 hari lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

11 hari lalu

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.

Baca Selengkapnya

12 Syarat Naik Gunung Gede Pangrango, Wanita Haid Tidak Disarankan Mendaki

11 hari lalu

12 Syarat Naik Gunung Gede Pangrango, Wanita Haid Tidak Disarankan Mendaki

Saat berencana mendaki ke Gunung Gede Pangrango, sebaiknya ketahui terlebih dahulu beberapa syarat naik Gunung Gede Pangrango berikut ini.

Baca Selengkapnya

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

11 hari lalu

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

Sebagian daerah di Pulau Jawa diprediksi akan mulai mengalami musim kemarau pada akhir April 2024

Baca Selengkapnya

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

12 hari lalu

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

12 hari lalu

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

Sebagian besar Jawa Barat baru akan memasuki kemarau pada pertengahan 2024. Durasi di beberapa wilayah lebih panjang.

Baca Selengkapnya

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

14 hari lalu

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

Gunung Bromo akan ditutup sementara mulai dari 25 April 2024

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

14 hari lalu

BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

Saat ini sebagian wilayah Jawa Barat memasuki masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau.

Baca Selengkapnya