Ahli ITB Ungkap Faktor Penyebab Tsunami Teluk Palu

Sabtu, 29 September 2018 14:57 WIB

Suasana permukiman yang rusak akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 29 September 2018. ANTARA/BNPB

TEMPO.CO, BANDUNG - Gempa Donggala yang bermagnitudo 7,7 pada Jumat, 28 September 2018, pukul 17:02:44 WIB diwarnai oleh kejadian tsunami. Air laut setinggi tiga meter masuk ke teluk hingga sampai ke Kota Palu. Beberapa dosen Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung mengulas penyebab tsunami itu.

Baca: Gempa Donggala dan Tsunami Palu Disebabkan Sesar Palu-Koro
Baca: Kenang Tsunami 2004, Aceh Uji Sirene Tsunami di 6 Lokasi

Dari sudut pandang ilmu kebumian, yaitu ilmu geologi dan ilmu kelautan, kenaikan air laut ini bukan saja disebabkan oleh gempa. "Tapi bisa diperkuat juga oleh bentuk (geometri) pantai Teluk Donggala dan memiliki analog dengan yang dikenal sebagai fenomena tidal bulge atau tidal bore," kata ahli Teknik Sedimentologi dari Geologi ITB Dardji Noeradi , Sabtu, 29 September 2018.

Bambang Priadi, yang juga staf pengajar Geologi ITB, menambahkan bahwa fenomena itu diartikan sebagai efek air pasang yang terjadi terutama pada delta yang bentuknya seperti corong. Di dunia, efek air pasang ini terekam di Teluk Benggala Bangladesh dan Teluk Fundy di Kanada. Di Bangladesh, yang terletak dekat Teluk Benggala, fenomena itu sering menyebabkan banjir sebagai akibat dari badai yang terjadi jauh dari pantai.

Kejadian itu karena bentuk Teluk Benggala yang menyempit ke
arah utara membuat amplifikasi gelombang ke arah Bangldesh. Kondisi pasang surut biasa itu diperkuat (diamplifikasi) dengan geometri teluk. "Gelombang air laut setelah mengenai tepi teluk memantul dan beresonansi dengan gelombang laut dari sisi teluk yang berhadapan," katanya.

Saat itu pasang surutnya bisa mencapai 15 meter dan bukan karena tsunami. Kondisi pasang surut biasa itu diperkuat (diamplifikasi) dengan geometri teluk. "Gelombang air laut setelah mengenai tepi teluk memantul dan beresonansi dengan gelombang laut dari sisi teluk yang berhadapan," katanya.

Peristiwa Tidal bulge adalah fenomena geologi yang terjadi saat matahari, bumi, dan bulan dalam satu garis sehingga bisa menimbulkan "semacam gelombang pasang" yang tingginya hanya beberapa sentimeter saja di samudra yang luas. Saat mencapai garis pantai yang berbentuk teluk, gelombang yang relatif rendah tersebut mengalami amplifikasi, sehingga bisa mengakibatkan perbedaan pasang-surut yang besar.

"Mekanisme amplifikasi akibat geometri teluk tersebut diduga mempunyai kontribusi terjadinya tsunami yang relatif besar di Teluk Palu, karena di tempat lain seperti di Mamuju pasangnya hanya 6 sentimeter dan di Donggala hanya 50 sentimeter," ujar. Noeradi.

Meski begitu, menurut Noeradi, tak menutup kemungkinan amplitudo tsunami di Palu yang relatif besar disebabkan oleh faktor jarak terhadap pusat gempanya. "Dari penjelasan tersebut mudah-mudahan cukup jelas bahwa tsunami di Palu tidak ada kaitanya dengan Tidal bulge, tetapi sumbernya tetap gempa yg terjadi dan di amplifikasi oleh teluk yang sedemikian rupa," kata dia.

Kenaikan air laut yang semula kecil akibat tsunami, bisa saja diperkuat oleh bentuk morfologi pantai tempat gempa terjadi. Teluk Donggala memiliki orientasi utara-barat laut-selatan-tenggara. Lautan dari Selat Makassar menjorok sekitar 30 kilometer ke dalam bagian tengah Pulau Sulawesi sisi sebelah barat yang berujung di Kota Palu.

Teluk Donggala memiliki lebar kurang dari 10 kilometer. Kedalaman teluk ini berangsur dari pantai hingga maksimum 200 meter menurut pengukuran batimetri oleh Bappeda Kota Palu.

"Gempa tektonik yang memicu longsoran di bawah laut serta geometri Donggala adalah penjelasan mengapa tsunami bisa terjadi dengan amplitudo yang meningkat saat mencapai daratan," kata Benyamin Sapiie, ahli Tektonik dari Geologi ITB.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa bermagnitudo 7,7 terjadi di Donggala, Sulawesi Tengah, tepatnya di Garis Lintang 0.18 LS dan Garis Bujur 119.85 BT pada kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut. Gempa diumumkan dengan potensi tsunami.

Sementara itu, peneliti gempa dari Geoteknologi LIPI Bandung Mudrik Daryono mengatakan, tsunami di Teluk Palu bisa terjadi akibat beberapa faktor, seperti retakan permukaan yang bergerak vertikal. Bisa pula akibat bidang sesar yang miring serta longsoran bawah laut dengan kondisi palung laut di daerah itu curam dan dalam. "Perlu penelitian lebih dalam soal sebab pastinya," kata Mudrik.

Keterangan ralat:
Redaksi menambahkan paragraf ke-6 setelah mendapatkan penjelasan tambahan konteks tentang Tidal bulge dari narasumber.

Berita terkait

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

1 jam lalu

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

ITB menaikkan UKT untuk para mahasiswa angkatan 2024. Kenaikannya berkisar 15 persen dibanding angkatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

1 jam lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

1 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

2 hari lalu

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

Mengatasi peserta yang berpakaian kurang pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan kostum pinjaman, umumnya berupa kemeja dan sepatu.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

2 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

2 hari lalu

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

Pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Bandung menerapkan berbagai macam cara untuk mengantisipasi kecurangan saat UTBK SNBT 2024

Baca Selengkapnya

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

3 hari lalu

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

Bersama lulusan lain, dokter Tirta menghadiri Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik 2023/2024 di Gedung Sabuga, ITB.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

3 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

3 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

3 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya