Cerita Serangan Siber Pertama di Dunia, 30 Tahun Lalu

Senin, 5 November 2018 10:13 WIB

Ruang laboratorium forensic digital di Microsoft Digital Cybercrime Unit. Sistem di sini siaga 24 jam untuk memonitor serangan siber di seluruh dunia (Kredit Foto: Microsoft)

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan siber pertama di dunia ternyata berawal dari rasa ingin tahu seorang mahasiswa pascasarjana Cornell University, New York, Amerika, Robert Tappan Morris tentang internet pada November 1988. Dia membuat program yang melakukan perjalanan dari komputer ke komputer dan kemudian menjadi salah satu jenis serangan siber.

Baca: Grant Thornton: Indonesia Bisa Jadi Target Utama Serangan Siber
Baca: Perusahaan di Indonesia Banyak dapat Ancaman Serangan Siber
Baca: Indonesia akan Sering Terkena Serangan Siber Sepanjang 2018-2025

Seperti dikutip laman livescience.com, Ahad, 4 November 2018, Morris ingin mengetahui seberapa banyak komputer yang dapat terhubung dengan internet. Melalui perjalanannya dari komputer ke komputer, programnya meminta setiap mesin mengirim sinyal kembali ke server kontrol, dan akan terus dihitung.

Namun, program yang dibuat oleh putra kriptografer terkenal Robert Morris Sr itu, bekerja cukup baik, bahkan perjalanannya terlalu cepat dan bisa menimbulkan masalah, seperti penyumbatan karena kapasitas komputer tidak bisa menampung program yang berjalan begitu cepat dan besar.

Ketika Morris menyadari apa yang terjadi, ternyata pesan-pesannya telah memperingatkan administrator sistem bahwa program-program itu tidak bisa berjalan.

Program milik Morris menjadi yang pertama dari jenis serangan siber yang disebut 'distributed denial of service' atau DDoS, di mana sejumlah besar perangkat yang terhubung internet, termasuk komputer, webcam dan gadget pintar lainnya, diberitahu untuk mengirimkan banyak trafik ke satu alamat tertentu.

Advertising
Advertising

Hal itu membebani dengan banyaknya aktivitas, sehingga sistem dimatikan atau koneksi jaringannya benar-benar diblokir. Menurut Ketua Program Cybersecurity Indiana University
Scott Shackelford, jenis-jenis serangan tersebut semakin sering terjadi hari ini.

"Dalam banyak hal, program Morris, yang dikenal sejarah sebagai 'worm Morris', menciptakan panggung untuk kerentanan yang krusial, dan berpotensi menghancurkan, seperti yang saya dan orang lain sebut sebagai Internet of Everything yang akan datang," ujar Shackelford, seperti dilansir laman theconversation.com, 1 November 2018.

Simak artikel menarik lainnya tentang serangan siber hanya di kanal Tekno Tempo.co

LIVESCIENCE.COM | THECONVERSATION.COM

Berita terkait

Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

4 hari lalu

Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

Mayoritas penyedia layanan software dan infrastruktur teknologi dipastikan memiliki afiliasi ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ini 4 Opsi yang Dimiliki Israel untuk Menyerang Balik Iran

13 hari lalu

Ini 4 Opsi yang Dimiliki Israel untuk Menyerang Balik Iran

Israel memiliki beberapa opsi untuk menyerang balik Iran meski sekutunya mendesak untuk tidak mengambil risiko memicu konflik regional.

Baca Selengkapnya

Data Pribadi Puluhan Juta Pelanggan AT&T Kembali Bocor, Passcode Mudah Dibaca

28 hari lalu

Data Pribadi Puluhan Juta Pelanggan AT&T Kembali Bocor, Passcode Mudah Dibaca

Perusahaan telekomunikasi AT&T mengakui adanya kebocoran data pribadi 7,6 juta pelanggan eksistingnya dan 65 juta eks pelanggan

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

33 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

39 hari lalu

Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

Pelaku kejahatan siber sudah mulai mengeksploitasi kelemahan fitur-fitur di cloud.

Baca Selengkapnya

Kadin Gandeng Badan Perdagangan Amerika untuk Kembangkan Industri Keamanan Siber di RI

59 hari lalu

Kadin Gandeng Badan Perdagangan Amerika untuk Kembangkan Industri Keamanan Siber di RI

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (USTDA) menyelenggarakan diskusi kelompok terarah atau focus group discussion (FGD) soal keamanan siber.

Baca Selengkapnya

Serangan ke Ponsel Meningkat 50 Persen, Kaspersky: Dipicu Iklan Otomatis dan Aplikasi Ilegal

1 Maret 2024

Serangan ke Ponsel Meningkat 50 Persen, Kaspersky: Dipicu Iklan Otomatis dan Aplikasi Ilegal

Perusahaan keamanan siber Kaspersky mencatat 33 juta serangan siber melalui ponsel pada 2023. Pengguna sering terkecoh oleh iklan otomatis.

Baca Selengkapnya

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

22 Februari 2024

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

Data IBM menunjukkan bahwa phising mendominasi kejahatan atau serangan siber di tingkat global, setara sampai 36 persen.

Baca Selengkapnya

Tim Fakultas Teknik UI Cari Kerja Sama Bidang Keamanan Siber ke Jepang

13 Februari 2024

Tim Fakultas Teknik UI Cari Kerja Sama Bidang Keamanan Siber ke Jepang

Bidang keamanan siber menjadi fokus utama dalam diskusi kerja sama karena dianggap tim UI krusial untuk menghadapi tantangan di era digital.

Baca Selengkapnya

Pakar Keamanan Siber Ungkap Potensi Serangan ke Sistem Informasi Rekapitulasi KPU

13 Februari 2024

Pakar Keamanan Siber Ungkap Potensi Serangan ke Sistem Informasi Rekapitulasi KPU

Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU RI disebut berpotensi mengalami beberapa serangan siber yang dapat menimbulkan kericuhan.

Baca Selengkapnya