Peternakan Berpotensi Rusak Biodiversitas? Simak Penjelasan Ini

Kamis, 29 November 2018 08:05 WIB

Ilustrasi peternakan ayam. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Sharm el Sheikh - Organisasi non-pemerintah (NGO) yang datang ke Konferensi Biodiversitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Biodiversity Conference) mendesak negara-negara peserta untuk mengendalikan masifnya industri peternakan dan pertanian. Sebab, kedua sektor tersebut menjadi salah satu penyebab deforestasi dan mengancam keanekaragaman hayati. Dua sektor itu dinilai membabat hutan masyarakat adat.

Baca juga: Institut Dayakologi: Kebun Sawit Hancurkan Biodiversitas Dayak

Global Forest Coalition, koalisi organisasi non-pemerintah dan masyarakat adat yang berjuang untuk keadilan dan hak-hak atas hutan meminta negara-negara peserta konferensi untuk menjalankan Aichi Target yang menyatakan bahwa subsidi dan insentif yang berbahaya bagi keanekaragaman hayati harus direformasi atau dihapus pada 2020.

Anggota Global Forest Coalition dari Paraguay, Miquel Lovera Rivas, mengatakan pertanian menyumbang 25 persen produk domestik bruto. Tetapi, kontribusi dari total pajak yang masuk hanya 2,2 persen. Dari sektor peternakan sejak Januari hingga September 2018, pajak mencapai 68 miliar dollar Amerika.

Baca juga: Perebutan Sumber Daya Genetik di Konvensi Keanekaragaman Hayati

Advertising
Advertising

Pada 2017, rata-rata 1000 hektare hutan mengalami deforestasi setiap hari di Chaco, Paraguay. “Banyak peternakan dan pertanian kedelai merampas lahan komunitas dan masyarakat adat,” kata Miquel dalam jumpa pers Convention on Biological Diversity di Sharm El Sheikh, Mesir, 13-29 November 2018. Tempo berkesempatan untuk meliput konferensi atas dukungan Climate Tracker, jaringan global yang beranggotakan 10 ribu jurnalis peliput iklim.

Global Forest Coalition mendesak negara-negara peserta konferensi untuk melindungi biodiversitas, satwa, petani lokal, masyarakat adat, dan komunitas dengan kebijakan pertaniannya. Perlu prioritas untuk mengurangi konsumsi daging yang tinggi, menerapkan diet dan mendukung pertanian skala kecil, ramah lingkungan, dan inisiatif-inisiatif konservasi masyarakat.

Brasil menjadi negara dengan penggundulan hutan terbesar di dunia. Pada 2005 dan 2015, Pemerintah Brasil menginvestasikan 3,18 miliar dolar Amerika Serikat dalam industri peternakan. Tahun 2017, 48 miliar dolar Amerika Serikat dialokasikan untuk industri agribisnis. Sedangkan, untuk mengatasi deforestasi dan degradasi hutan, Brasil hanya mengalokasikan 115,6 juta.

Baca juga: Tiga Poin Penting Konvensi Keanekaragaman Hayati Mesir

Presiden Brasil dari partai kanan yang menang, Jair Bolosonaro memicu peringatan untuk kalangan aktivis lingkungan terhadap nasib hutan hujan Amazon dan masyarakat adat. Deforestasi di Amazon meningkat hampir 50 persen selama tiga bulan yang membawa Bolsonaro berkuasa. Pada Agustus dan Oktober terjadi penggundulan hutan hingga 273 persen.

Aktivis Organisasi Non-Pemerintah, Friends of The Earth International, Nele Marien, mengatakan Bolsonaro menjadi ancaman dengan kebijakan-kebijakannya yang merusak hutan Amazon. Nele melihat Bolsonaro dan perusak lingkungan tidak memikirkan masyarakat adat. “Sekarang ini sangat krusial karena kerusakan ekosistem,” kata dia di sela aksi memprotes korporasi perusak lingkungan di lokasi konferensi.

Baca juga: Wilmar Diprotes Karena Merusak Keanekaragaman Hayati

Simak artikel menarik lainnya seputar keanekaragaman hayati atau biodiversitas hanya di kanal kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

12 jam lalu

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

Cuc Phuong di Veitnam merupakan taman nasional tertua dan terbesar di Vietnam, banyak hal yang ditawarkan kepada wisatawan.

Baca Selengkapnya

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

1 hari lalu

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

4 hari lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Didukung Mahasiswa dari 104 Kampus, KOBI Himpun 11.137 Data Keanekaragaman Hayati Indonesia

7 hari lalu

Didukung Mahasiswa dari 104 Kampus, KOBI Himpun 11.137 Data Keanekaragaman Hayati Indonesia

Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) himpun 11.137 data keanekaragaman hayati Indonesia dengan dukungan mahasiswa dari 104 kampus.

Baca Selengkapnya

Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

36 hari lalu

Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

Dengan konsep kota hutan, ada peluang untuk mengembalikan kejayaan biodiversitas di kawasan IKN.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

40 hari lalu

Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

Greenpeace menyatakan pembangunan IKN Nusantara mengancam kelestarian 3 satwa yang sudah kritis, yaitu orang utan, bekantan, dan pesut mahakam.

Baca Selengkapnya

Laba-laba Jantan dan Betina di Cina Ini Kerja Sama Penyamaran Jadi Bunga

41 hari lalu

Laba-laba Jantan dan Betina di Cina Ini Kerja Sama Penyamaran Jadi Bunga

Satu spesies laba-laba yang ditemukan di Cina diduga telah berevolusi hingga pejantan dan betina bisa berpasangan menyerupai rupa bunga.

Baca Selengkapnya

Pengamat: IKN Bukan Smart Forest City, tapi Kota dalam Kebun Kayu

42 hari lalu

Pengamat: IKN Bukan Smart Forest City, tapi Kota dalam Kebun Kayu

Pemerintah menyatakan 177 ribu Ha area IKN berupa kawasan lindung, namun menurit peneliti Auriga hanya 42 ribu Ha yang berupa hutan permanen.

Baca Selengkapnya

Siapkan Platform Kolaborasi Biologi Struktur, BRIN Kenalkan Mikroskop Aquilos 2 Cryo-EM

50 hari lalu

Siapkan Platform Kolaborasi Biologi Struktur, BRIN Kenalkan Mikroskop Aquilos 2 Cryo-EM

Platform BRIN ini meliputi keanekaragaman hayati tumbuhan, mikroba dan hewan.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Detail Deforestasi dan Perubahan Lahan Proyek IKN Nusantara yang Direkam NASA

3 Maret 2024

Bagaimana Detail Deforestasi dan Perubahan Lahan Proyek IKN Nusantara yang Direkam NASA

Dua foto satelit NASA menggambarkan perubahan lahan dan hutan di lokasi proyek IKN Nusantara. Memantik kekhawatiran dampak deforestasi.

Baca Selengkapnya