Lava Gunung Berapi Bisa Sebabkan Tsunami Selat Sunda, Asalkan...

Senin, 24 Desember 2018 09:10 WIB

Lava pijar Gunung Anak Krakatau terlihat dari kawasan Kalianda, Lampung Selatan, Rabu, 5 September 2018. Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gunung Anak Krakatau masih berstatus level II atau waspada. ANTARA FOTO/Atet Dwi Pramadia

TEMPO.CO, Bandung - Penyebab tsunami Selat Sunda yang terjadi, Sabtu malam, 22 Desember 2018, masih misterius. Salah satunya penyebabnya bisa jadi adalah Gunung Anak Krakatau.

Baca juga: Tsunami Selat Sunda, BMKG Sarankan Warga Tak Dekati Pantai

Pakar tsunami dari Institut Teknologi Bandung Hamzah Latief menytebutkan beberapa faktor, khususnya yang terkait dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau. "Kalau pembentukan tsunami akibat gunung api banyak sekali penyebabnya ada 12," kata Hamzah, Ahad, 23 Desember 2018.

Faktornya seperti guguran lava, longsoran bawah gunung, runtuhan kaldera, perbedaan temperatur panas. Juga ada sebab tsunami lainnya seperti blasting atau ledakan. "Seperti menggoreng ikan ada minyak panas ketemu yang dingin lalu meledak," ujarnya.

Hanya kondisinya pada kasus Tsunami Anyer ini terbalik. Air laut yang dingin bertemu dengan lava panas bersuhu 600 derajat Celsius dari muntahan Gunung Anak Krakatau lalu bisa menghasilkan ledakan. Jika volumenya besar sanggup menciptakan tsunami. "Itu efek-efek waterboom seperti ledakan air," kata Hamzah.

Advertising
Advertising

Baca juga: Tsunami Selat Sunda, Gubernur Banten: Lima Pantai Terdampak

Volume lava yang rontok masuk ke laut bisa dihitung. Jangankan guguran lava, ujarnya, lava besar saja yang bersentuhan dengan air bisa membangkitkan ledakan. Meskipun guguran lava hanya terjadi pada satu sisi gunung, itu sudah bisa menghasilkan gelombang yang menyebar ke segala arah. "Itu kalau air kan merambat ke mana-mana, bisa ke Lampung, atau Carita Anyer."

Faktor lain yang menguatkan tsunami ke daratan seperti batimetri dan pasang air laut. Kondisi itu bisa menyebabkan modulasi gelombang air laut ketika purnama yang mempertinggi tsunaminya. "Kalau posisi pasangnya lagi tertinggi (modulasi), posisi tempat gelombang menjalar juga lebih tinggi," ujarnya. Sebaliknya, ketika posisi pasangnya rendah, dampak tsunami sedikit dan tidak sampai jauh ke daerah hunian.

Rencananya Hamzah dan peneliti lain akan berangkat ke lokasi kejadian, Senin, 24 Desember 2018 untuk melakukan riset tsunami yang belum diketahui pasti penyebabnya itu.

Baca juga: Tidak Ada Gempa Tektonik, Apa Penyebab Tsunami Anyer?

Simak kabar terbaru seputar tsunami Selat Sunda hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

13 jam lalu

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

Mengatasi peserta yang berpakaian kurang pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan kostum pinjaman, umumnya berupa kemeja dan sepatu.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

14 jam lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

1 hari lalu

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

Pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Bandung menerapkan berbagai macam cara untuk mengantisipasi kecurangan saat UTBK SNBT 2024

Baca Selengkapnya

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

1 hari lalu

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

Bersama lulusan lain, dokter Tirta menghadiri Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik 2023/2024 di Gedung Sabuga, ITB.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

1 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

1 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

1 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

1 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

3 hari lalu

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

ITB siap 100 persen menggelar UTBK SNBT 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

3 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya