Tersisa Satu Dugaan Penyebab Tsunami Selat Sunda, Apa Itu?

Senin, 24 Desember 2018 09:35 WIB

Panggung band Seventeen rata dengan tanah usai tergulung tsunami Selat Sunda di Tanjung Lesung Beach Resort, Ahad, 23 Desember 2018. Sebagian besar korban merupakan wisatawan yang sedang berwisata di kawasan Tanjung Lesung dan Pantai Anyer. TEMPO/Dewi Nurita

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Sub-Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG, Kristianto, mengatakan, tsunami Selat Sunda bisa dipicu berbagai faktor. Sedikitnya ada dua kemungkinan, pertama akibat energi letusan Gunung Anak Krakatau yang relatif besar. Kedua, karena material tubuh gunung api yang longsor ke dalam laut.

Baca juga: Tsunami Selat Sunda, BMKG Sarankan Warga Tak Dekati Pantai

Kendati sering erupsi, tapi menurut Kris, Gunung Anak Krakatau belum pernah terpantau memicu terjadinya gelombang tinggi atau tsunami. Ditambah, dia menjelaskan, serangkaian energi erupsi Gurung Anak Krakatau, Sabtu, 22 Desember 2018, tidak sebesar letusan sebelumnya.

"Sebetulnya jumlah letusan yang paling tinggi itu di bulan November dan itu pun tidak ada informasi terkait gelombang, atau efek yang lain. Yang kita lihat memang material yang dikeluarkan masih sebatas di dalam radius 2 kilometer tersebut, berupa aliran lava dan lontaran material pijar," kata Kris, saat ditemui di kantornya, Ahad, 23 Desember 2018.

Kris mengatakan, lelehan lava pijar yang mengalir ke laut mengarah ke Selatan-Tenggara dari pusat letusan Gunung Anak Krakatau juga selama ini hanya terjadi perlahan. "Dan alirannya pelan," kata dia.

Advertising
Advertising

Baca juga: Tsunami Selat Sunda, Gubernur Banten: Lima Pantai Terdampak

Spekulasi yang tersisa tinggal kemungkinan dipicu oleh longsoran tubuh Gunung Anak Karakatu. Tim PVMBG akan mengecek ke lapangan dengan data pembanding dari citra satelit tubuh gunung itu.

"Longsoran itu harus berupa material dalam jumlah besar yang masuk ke air secara mendadak. Bisa dari tubuh gunung api atau di bawahnya," kata dia.

Erupsi yang terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018, pukul 21.03 WIB, merusak peratalan seismik yang dipasang di Pulau Gunung Anak Krakatau. Pemantauan seismik gunung Anak Krakatau akhirnya saat ini mengandalkan peralatan yang ada di pulau terdekat yakni Pulau Sertung.

Data pemantauan seismik gunung api itu, menurut Kris, tidak ada yang ganjil. “Kita tanyakan pengamat di sana, tidak ada hal yang signifikan di jam tersebut," kata dia. Kendati demikian, Kris mengakui peralatan pemantau mencatat aktivitas seismik dalam skala over-scale. "Kalau sedang over-scale, ktia memantau jumlah gempa letusan memang agak susah."

Baca juga: Tidak Ada Gempa Tektonik, Apa Penyebab Tsunami Anyer?

Simak kabar terbaru seputar tsunami Selat Sunda hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

11 jam lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

1 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

1 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

1 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

3 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

3 hari lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

3 hari lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

4 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

8 hari lalu

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.

Baca Selengkapnya

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

12 hari lalu

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya