Ahli: Gempa Megathrust Selandia Baru Dapat Terjadi Kapan Saja

Reporter

Terjemahan

Editor

Erwin Prima

Minggu, 13 Januari 2019 09:59 WIB

Zona subduksi Hikurangi adalah jalur patahan terbesar di Selandia Baru. Kredit: East Coast Lab

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa megathrust yang disebabkan oleh pecahnya garis patahan terbesar Selandia Baru kini tinggal masalah waktu, menurut para ahli, sebagaimana dilaporkan Daily Mail, 10 Januari 2019.

Baca: Gempa Magnitudo 5.1 Guncang Flores
Baca: Misteri Rentetan Gempa Selat Sunda: Vulkanis atau Tektonis?
Baca: Ada Gempa Beruntun di Selat Sunda, Penyebabnya Misterius

Para ilmuwan mengatakan suatu peristiwa di sepanjang zona subduksi Hikurangi kini lebih mungkin terjadi daripada perkiraan sebelumnya.

Sebuah proyek tanggap darurat yang dikenal sebagai 'Rencana Respons Hikurangi' kini sedang dilakukan jika terjadi bencana, dengan lima Kelompok Manajemen Darurat Pertahanan Sipil (CDEM) dari seluruh Pantai Timur Pulau Utara bergabung untuk melindungi masyarakat.

Proyek Hikurangi akan menguraikan bagaimana penduduk harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk menggunakan perencanaan berbasis skenario. Proyek ini mengasumsikan gempa bumi dan tsunami berkekuatan 8,9 akan melanda Selandia Baru.

Manajer darurat, ilmuwan, dan pemangku kepentingan utama bekerja sama untuk mengembangkan rencana tersebut. Pimpinan Proyek Natasha Goldring memperingatkan bahwa gempa berkekuatan 8,9 merupakan skenario yang mungkin.

“Skenario yang kami gunakan untuk mendukung pengembangan rencana respons ini adalah contoh yang sangat realistis dari apa yang bisa kami hadapi dalam hidup kami, atau anak-anak dan cucu-cucu kami.”

Menurut Goldring, membangun rencana respons sangat penting dalam mengangkat kesiapan dan ketahanan terhadap gempa bumi dan tsunami di masa depan pada patahan Hikurangi.

Para ilmuwan mendapatkan wawasan tentang kemungkinan peningkatan peristiwa di sepanjang zona subduksi Hikurangi setelah mempelajari gempa bumi Kaikoura 2016 yang mengguncang Pulau Selatan negara itu.

Ada juga bukti yang menunjukkan tekanan semakin meningkat pada patahan. Ilmuwan GNS, Dr Laura Wallace mengatakan, pecahan di sepanjang garis patahan sudah pasti di beberapa titik di masa depan.

"Kami tahu zona subduksi Hikurangi dapat menghasilkan gempa bumi besar dan tsunami, dan peristiwa ini telah terjadi di masa lalu," kata Dr. Wallace sebagaimana dikutip The Gisborne Herald.

"Sementara kita sedang melakukan penelitian lebih lanjut untuk membangun gambaran yang lebih jelas tentang bahaya yang ditimbulkan oleh patahan Hikurangi, kami tahu bahwa pecahan di beberapa titik di masa depan pasti."

Serangkaian lokakarya perencanaan dijadwalkan pada Februari 2019 dan akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam proses, termasuk pemerintah daerah dan pusat, penyedia infrastruktur dan layanan darurat.

Yang juga terlibat dalam proyek ini adalah penyedia layanan kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan pakar dari berbagai universitas dan sektor bisnis utama.

Simak artikel lain tentang gempa megathrust Selandia Baru di kanal Tekno Tempo.co.

DAILY MAIL | GISBORNE HERALD

Berita terkait

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

15 jam lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

16 jam lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

17 jam lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

17 jam lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

19 jam lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

1 hari lalu

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

Sebanyak 267 rumah warga terdampak gempa yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

1 hari lalu

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

BNPB terus melakukan pemutakhiran data tiga hari setelah gempa Garut yang terjadi pada Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

1 hari lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

1 hari lalu

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa tektonik bermagnitudo 3,7 mengguncang wilayah sekitar Priangan Timur bagian selatan.

Baca Selengkapnya

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

1 hari lalu

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

Nama ketua RT ini ikut mencuat bersama inisiatif Pusat Percontohan Pencegah Krisis Planet di jalan gang di permukimannya yang dicatat MURI.

Baca Selengkapnya