Terungkap, Misteri Gunung Es Hijau di Antartika

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 12 Maret 2019 06:01 WIB

Gunung Es Hijau di Antartika, Februari 1992. (Dok. AGU/Journal of Geophysical Research: Oceans/Kipfstuhl).

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan berhasil mengungkap mengapa beberapa gunung es di Antartika berwarna hijau.

Penyebab warna kehijauan tersebut bisa jadi karena adanya debu besi oksida, yang terkena gletser di daratan Antartika.

Ilmuwan Ungkap Misteri Gempa Es yang Mengguncang Antartika

Jika teori tersebut benar, artinya bahwa gunung hijau di Antartika bukan hanya menjadi ciri khas samudera selatan, tetapi penting untuk pergeseran nutrisi laut.

"Ini seperti membawa paket ke kantor pos," kata pemimpin studi Stephen Warren, ahli glasiologi di Universitas Washington, Sabtu 9 Maret 2019. "Gunung es dapat mengirimkan zat besi ini ke laut jauh, dan kemudian melebur dan mengirimkannya ke fitoplankton yang menjadikannya makanan."

Advertising
Advertising

Misteri Gunung Es Hijau

Warren telah meneliti gunung es hijau selama lebih dari 30 tahun. Dia pertama kali mengambil sampel dari salah satu bongkahan es hijau ini pada tahun 1988, di dekat hamparan es Amery di Antartika Timur.

"Ketika kami naik ke gunung es itu, hal yang paling menakjubkan sebenarnya bukan warna melainkan kemurniannya. Es ini tidak memiliki gelembung. Jelas bahwa itu bukan es gletser biasa," kata Warren.

Sebagian besar es gletser berwarna putih ke biru-biruan. Semakin biru es, semakin tua usia gletser.

Es hijau itu sama-sama bebas gelembung, namun terlihat hijau bukannya biru. Warren dan timnya segera menemukan bahwa es hijau bukan berasal dari gletser, tetapi dari es laut.

Pentingkah es tersebut?

Awalnya, tim berpikir bahwa bahan organik yang tertahan di laut menyebabkan es berwarna hijau. Karena karbon terlarut berwarna kuning, mereka beralasan, birunya es berbaur dengan bahan organik akan menyebabkan es berwarna hijau.

Tetapi penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa es tersebut berwarna hijau justru karena tidak memiliki bahan organik lainnya.

Gunung Es Seluas 2 Kali New York Terancam Lepas dari Antartika

Ketika gunung es pecah di Antartika, es tersebut biasanya berwarna biru ke putihan. Tapi kisah gunung es hijau yang mengapung di sekitar bagian benua Antartika tersebut telah diceritakan oleh para pelaut setidaknya sejak tahun 1900-an.

Dalam Journal of Geophysical Research: Ocean, pada 10 Januari 2019, Warren dan rekan-rekannya mengungkapkan bahwa es laut di bagian bawah hamparan Es Amery memiliki 500 kali lebih banyak zat besi daripada es gletser di atasnya.

Besi ini berasal dari bebatuan di bawah Lapisan Es Antartika, yang digiling menjadi bubuk halus saat gletser bergerak di atasnya. Besi yang diikat es, teroksidasi saat menyentuh air laut. Partikel besi oksida yang dihasilkan mengambil warna hijau ketika cahaya menerobosnya.

NASA Temukan Molekul Air Bergerak di Permukaan Bulan

Para peneliti perlu mengambil lebih banyak sampel gunung es dan secara kimia menganalisis mineral untuk memastikan teorinya benar. Jika mereka benar, gunung es hijau mungkin menjadi transportasi penting untuk zat besi ke lokasi yang jauh di Samudra Selatan.

Zat besi adalah nutrisi utama untuk pertumbuhan fitoplankton, tetapi persediaannya terbatas di Antartika.

NABILA HANUM | LIVESCIENCE | EXPRESS

Berita terkait

Ilmuwan Muda Indonesia Ikut Ekspedisi Jelajahi Antartika

55 hari lalu

Ilmuwan Muda Indonesia Ikut Ekspedisi Jelajahi Antartika

Gerry Utama dari Indonesia ikut ekspedisi ke kutub selatan untuk menjelajahi Antartika.

Baca Selengkapnya

Peneliti Cina Meriset Antarktika, Mengebor Danau Subglasial Kedalaman 3.600 Meter

3 Maret 2024

Peneliti Cina Meriset Antarktika, Mengebor Danau Subglasial Kedalaman 3.600 Meter

Kelompok peneliti dari Cina akan mengebor danau subglasial besar di bawah kedalaman es Antarktika

Baca Selengkapnya

Impian Berlayar ke Antartika Buyar, Kapal Pesiar Diam-diam Ubah Rute Perjalanan

14 Februari 2024

Impian Berlayar ke Antartika Buyar, Kapal Pesiar Diam-diam Ubah Rute Perjalanan

Penumpang kapal pesiar ini sudah membayar mahal, sampai Rp203 juta per orang untuk ikut ke Antartika.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Berusaha Ungkap Teka-teki Es Laut Antartika

22 Januari 2024

Ilmuwan Berusaha Ungkap Teka-teki Es Laut Antartika

Ilmuwan meneliti penyebab berkurangnya lapisan es di Antartika. Bisa membantu pemerintah merencanakan cara merespons kenaikan air laut.

Baca Selengkapnya

Mikroplastik di Antartika Dianalisis Gunakan Ilmu Nuklir, Kaji Kotoran Penguin

9 Januari 2024

Mikroplastik di Antartika Dianalisis Gunakan Ilmu Nuklir, Kaji Kotoran Penguin

Mikroplastik di Antartika dikaji pada kotoran penguin dan air.

Baca Selengkapnya

Tak Perlu Jauh ke Eropa 8 Destinasi di India ini Juga Bisa Melihat Hujan Salju

10 Desember 2023

Tak Perlu Jauh ke Eropa 8 Destinasi di India ini Juga Bisa Melihat Hujan Salju

Jika ingin menyaksikan hujan salju di India, berikut ini beberapa tempat terbaiknya

Baca Selengkapnya

5 Keunikan Islandia, Tidak Ada Nyamuk hingga Negara Demokrasi Tertua

9 Desember 2023

5 Keunikan Islandia, Tidak Ada Nyamuk hingga Negara Demokrasi Tertua

Mengapa tak ada nyamuk di Islandia? Berikut beberapa fakta unik tentang negara Pulau Es ini. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Imuwan Temukan Antartika Pernah Jadi Rumah Bagi Sungai & Hutan Penuh Kehidupan

27 Oktober 2023

Imuwan Temukan Antartika Pernah Jadi Rumah Bagi Sungai & Hutan Penuh Kehidupan

Lanskap kuno yang terbentuk oleh sungai terungkap jauh di bawah es Antartika.

Baca Selengkapnya

Tinggi Gunung Mont Blanc Susut Lebih dari Dua Meter dalam Dua Tahun

6 Oktober 2023

Tinggi Gunung Mont Blanc Susut Lebih dari Dua Meter dalam Dua Tahun

Peneliti Prancis menemukan tinggi gunung Mont Blanc menyusut lebih dari dua meter dalam dua tahun.

Baca Selengkapnya

Gletser Mencair, Himalaya Banjir Bandang hingga Sebabkan 14 Tewas

5 Oktober 2023

Gletser Mencair, Himalaya Banjir Bandang hingga Sebabkan 14 Tewas

Tentara India menjadi korban banjir bandang akibat mencairnya gletser di Pegunungan Himalaya.

Baca Selengkapnya