Rudiantara Tantang ITB Soal Stasiun Bumi Palapa Ring
Reporter
Anwar Siswadi (Kontributor)
Editor
Erwin Prima
Selasa, 30 April 2019 11:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan jaringan kabel optik Palapa Ring yang hampir rampung masih perlu ditunjang satelit Internet. Dia mengajak Institut Teknologi Bandung (ITB) terlibat sebagai bapak asuh terkait pembuatan stasiun penerima sinyalnya di bumi. “Saya sengaja memprovokasi ini ke ITB,” katanya di Aula Barat ITB, Senin, 29 April 2019.
Baca: Rudiantara: Sinyal Internet Tak akan Hilang Sepanjang Jalur Mudik
Menurut Rudiantara, ITB bukan diminta untuk membangun dan mengembangkan stasiun bumi. Pembuatan perangkatnya sendiri diinginkan tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan tidak terpusat pabriknya di Cikarang. “Jadi tantangan bagi ITB, ada 150 ribu titik perlu antena stasiun di mana itu akan dibangun,” ujar Rudiantara.
Satelit Internet dirancang sebagai pelengkap jaringan kabel optik Palapa Ring. Infrastruktur tulang punggung (back bone) itu kini sudah hampir rampung terpasang. Sisa empat persen di wilayah Indonesia timur ditargetkan selesai pada Agustus 2019. “Pada Hari Kemerdekaan nanti kita baru sebagian merdeka Internet,” katanya.
Adapun satelit Internet sendiri direncanakan baru akan beroperasi pada 2022. Jumlah sebaran titik stasiun bumi penerima sinyalnya sebanyak 150 ribu titik. “Ada 23 ribu kantor desa yang belum terhubung Internet. Kita tidak bisa menarik kabel jadi jadi harus pakai satelit,” ujarnya.
Selain itu, Rudiantara menargetkan 214 ribu SD, SMP, SMA di Indonesia bisa punya akses Internet. Proyeksi ini terkait dengan pembangunan sumber daya manusia di masa datang. Sekarang sudah ada 110 ribu sekolah yang terhubung dengan Internet. “Tapi itu hanya untuk UNBK (ujian nasional berbasis komputer) di akhir proses belajar mengajar,” ujar Rudiantara. Mimpinya anak-anak sekolah di Indonesia semua bisa belajar dengan kemudahan akses Internet.
Pertumbuhan kelas konsumen di Indonesia juga ikut menjadi perhatiannya. Jaringan Internet akan menjadi kunci utama pada 2030 dengan jumlah kelas konsumen sebanyak 90 juta orang. “Consuming class itu gampangnya orang yang berpikirnya begitu buka mata, bangun, mau belanja apa, bukan kerja apa untuk makan hari ini,” kata Rudiantara.
ANWAR SISWADI