LIPI Ubah Dolomit Jadi Magnesium Karbonat, Ini Manfaatnya

Selasa, 13 Agustus 2019 16:23 WIB

LIPI mengubah dolomit sejenis mineral karbonat anhidrat menjadi magnesium karbonat yang bisa digunakan untuk bahan-bahan di industri obat, susu suplemen dan pemutih kertas. TEMPO/Khory

TEMPO.CO, Tangerang - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan pengolahan dan peningkatan nilai tambah dolomit menjadi magnesium karbonat. Magnesium karbonat biasa digunakan menjadi salah satu bahan untuk berbagai industri, seperti pemutih kertas dan obat-obatan.

"Sampai saat ini, dolomit diolah oleh perusahaan-perusahaan sepanjang pantai utara, itu banyak diolah menjadi pupuk dolomit. Jadi dolomit itu digerus kemudian menjadi pupuk terus dijual dengan harga yang murah, kira-kira Rp 1.000 per kilo, itu harga di Jakarta," ujar Eko Sulistiono, Peneliti di Pusat Penelitian Metalurgi dan Material (P2MM) LIPI, Serpong, Tangerang, Selasa, 13 Agustus 2019.

Indonesia, Eko menjelaskan, kaya akan sumber daya alam dolomit, campuran dari magnesium dan kalsium karbonat. Menurutnya, bahan tersebut banyak ditemukan di seluruh Indonesia. "Tapi yang paling bagus adalah di sepanjang pantai utara sebelah timur di Pulau Jawa, mulai dari Rembang, Tuban, Lamongan sampai Madura," kata Eko.

Magnesium karbonat hasil impor dan olahan LIPI dipamerkan di Pusat Penelitian Metalurgi dan Mineral (P2MM) LIPI, Serpong, Tangerang, Selasa, 13 Agustus 2019. TEMPO/Khory

Selain pupuk, dolomit juga digunakan untuk bahan bangunan. Dolomit yang ada di gunung dipotong-potong menjadi bata dan dijadikan bahan bangunan untuk rumah, yang juga dihargai dengan sangat murah.

Advertising
Advertising

Ke depannya, Eko berujar, LIPI mengembangkan ternyata dolomit jika dibuat magnesium karbonat bisa dijadikan bermacam-macam bahan untuk industri. Mulai dari pemutih kertas, untuk suplemen atau susu untuk manula.

"Itu menggunakan magnesium karbonat, kemudian obat mag, semuanya kebanyakan saya tanyakan ke dunia industri, itu impor magnesium karbonatnya. Padahal kita bisa bikin itu dari dalam negeri," tutur Eko.

LIPI bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai potensi dolomit. Kemudian, Eko berkata, akhirnya LIPI bisa membuat magnesium karbonat dengan prosesnya sendiri, proses karbonatasi, yang berbeda dengan proses pada umumnya.

Eko menambahkan, proses karbonatasi tidak menggunakan bahan kimia setetes pun, jadi timnya hanya menggunakan dolomit yang dipanaskan. Kemudian dilakukan proses, seperti slaking pencampuran dolomit yang sudah ditumbuk dengan air dan ditambah dengan CO2, dan proses kalsinasi atau proses penghilangan air, karbon dioksida atau gas lain yang membunyai ikatan kimia.

"Kemudian kita karbonatasi, maka terbentuk magnesium bikarbonat, lalu kita panasi untuk menghasilkan magnesium karbonat tanpa menggunakan HCL, asam sulfat, asam nitrat dan sebagainya, sehingga tidak ada limbah," tutur Eko.

Eko berujar, gas CO2 untuk karbonatasi oleh LIPI diambil dari kalsinasi dari dolomit itu sendiri. Sehingga dolomit yang dikalsinasi menghasilkan gas CO2, dan CO2 digunakan kembali untuk proses karbonatasi.

Berita terkait

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

22 hari lalu

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Disinggung dalam Debat Capres, Ini 4 Akar Permasalahan Papua Menurut LIPI

14 Desember 2023

Disinggung dalam Debat Capres, Ini 4 Akar Permasalahan Papua Menurut LIPI

LIPI menemukan setidaknya ada empat akar masalah Papua. Hal tersebut berdasarkan riset LIPI yang dilakukan pada 2009.

Baca Selengkapnya

Jalan Panjang LIPI Menjadi BRIN, Berikut Tugas dan Fungsinya

24 Agustus 2023

Jalan Panjang LIPI Menjadi BRIN, Berikut Tugas dan Fungsinya

LIPI didirikan 56 tahun lalu, pada 6 September 2021 diubah menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Apakah tugas dan fungsinya tetap sama?

Baca Selengkapnya

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

23 Agustus 2023

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

Awal pembentukan LIPI pada 1967 dimulai dengan peleburan lembaga-lembaga ilmiah yang lebih dulu didirikan.

Baca Selengkapnya

Besok, Halte Transjakarta Gatot Subroto LIPI Kembali Dibuka Setelah Revitalisasi

13 Juli 2023

Besok, Halte Transjakarta Gatot Subroto LIPI Kembali Dibuka Setelah Revitalisasi

Pascarevitalisasi, kapasitas halte Transjakarta Gatot Subroto LIPI meningkat menjadi 924 pelanggan.

Baca Selengkapnya

Kecewa, Peneliti Nyatakan Tolak Ajukan Riset Lagi di BRIN

27 Mei 2023

Kecewa, Peneliti Nyatakan Tolak Ajukan Riset Lagi di BRIN

Gejolak peneliti di internal Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN masih terus terjadi.

Baca Selengkapnya

Pakar Politik Mochtar Pabottingi Alami Koma Sejak Terkena Serangan Jantung pada Idul Fitri 1444 H

9 Mei 2023

Pakar Politik Mochtar Pabottingi Alami Koma Sejak Terkena Serangan Jantung pada Idul Fitri 1444 H

Penulis sekaligus ilmuwan politik nasional, Mochtar Pabottingi, mengalami koma setelah terkena serangan jantung pada Idul Fitri lalu.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Capres 2024, Ahli LIPI: Cara NasDem Agar Jadi Patron Koalisi

4 Oktober 2022

Anies Baswedan Capres 2024, Ahli LIPI: Cara NasDem Agar Jadi Patron Koalisi

Wasisto Rahardjo Jati berpendapat deklarasi Anies Baswedan sebagai calon presiden adalah upaya Nasdem untuk menjadi patron koalisi.

Baca Selengkapnya

Partai Politik Sibuk Cari Capres 2024, Anies Baswedan: Enggak Ada yang Genit-genit

26 September 2022

Partai Politik Sibuk Cari Capres 2024, Anies Baswedan: Enggak Ada yang Genit-genit

Anies Baswedan menyatakan sangat menghormati proses diskusi soal calon presiden 2024 yang sedang dilakukan partai politik.

Baca Selengkapnya

55 Tahun LIPI, Sejarah Panjang Hingga Lebur dalam BRIN

23 Agustus 2022

55 Tahun LIPI, Sejarah Panjang Hingga Lebur dalam BRIN

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) hari ini 55 tahun, begini sejarah panjangnya hingga dilebur dalam BRIN.

Baca Selengkapnya